Warga melintas di depan pintu masuk Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang diberi tanda menjaga jarak di Solo, Jawa Tengah, Jumat (12/6/2020). peran komunitas dan keluarga menjadi fondasi untuk membangun kesadaran dan membudayakan kebersihan diri selama new | MOHAMMAD AYUDHA/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Amunisi Hadapi New Normal

Peran komunitas menjadi fondasi membudayakan kebersihan diri selama new normal.

Mulai Juni 2020, pemerintah memutuskan memulai tatanan baru untuk beradaptasi dengan virus korona atau disebut new normal. Ancaman penyebaran virus jelas masih tetap ada. Namun, semua pihak perlu membudayakan protokol kesehatan, terlebih pada pekan lalu, kasus baru masih tinggi.

Pengamat sosial Prof Wimar Witoelar mengatakan bahwa pemahaman masyarakat terhadap bahaya Covid-19 masih sangat lemah. Alhasil, tingkat kepedulian untuk menjaga kebersihan juga minim. Tak hanya itu, pengendalian pemerintah yang cenderung kendor kala pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga berkontribusi pada minimnya kepedulian masyarakat.

"Kalau mereka paham (tentang bahaya virus Covid-19), pasti awareness-nya tinggi karena mereka takut," kata Wimar dalam sebuah diskusi virtual, beberapa waktu lalu.

Memupuk kesadaran dalam diri masyarakat menjadi salah satu kunci penting menekan penyebaran virus Covid-19. "Kita harus menyamakan terlebih dahulu pemahaman semua masyarakat karena kita harus ingat bahwa kebiasaan pribadi orang itu berbeda-beda," ujar Wimar.

photo
Pembeli dan pedagang beraktivitas dengan mengenakan masker di pasar tradisional Bendorejo, Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (13/6/2020). Peran komunitas dan keluarga menjadi fondasi untuk membangun kesadaran dan membudayakan kebersihan diri selama new normal - (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

Direktur Rumah Sakit Jantung Binawaluya dr Jimmy Agung Pambudi juga mengatakan, membudayakan hidup sehat sesuai protokol kesehatan sangat sulit. Bahkan, untuk lingkungan rumah sakit saja, kata dia, butuh waktu bertahun-tahun untuk membudayakan mencuci tangan dengan benar.

Menurut Jimmy, pemahaman Covid-19 jadi awal untuk membudayakan kebersihan dan protokol kesehatan. Banyak masyarakat memakai masker bukan karena takut virus, melainkan takut kena denda. "Jadi, maskernya pun asal saja, tidak melindungi area mulut dan hidung dengan baik, mungkin tidak diganti selama berhari-hari. Itulah mengapa penting memahami karakter Covid-19," kata Jimmy.

Dalam hal ini, peran komunitas dan keluarga menjadi fondasi untuk membangun kesadaran dan membudayakan kebersihan diri selama new normal. "Berikan informasi-informasi valid tentang pentingnya pakai masker. Begitupun untuk hal lain, saling mengingatkan sama dengan saling peduli," ujar Jimmy.

Tak hanya itu, era new normal juga akan memengaruhi tata kelola anggaran bulanan dengan kembalinya masyarakat beraktivitas di luar rumah. Perencana keuangan Mike Rini Sutikno mengatakan, pada prinsipnya setiap orang harus tetap bijak mengontrol pengeluaran dan menata risiko saat new normal.

photo
Petugas respsionis hotel menggunakan pelindung wajah menunjukan pemisahan pulpen yang belum dan sudah digunakan, di Hotel Grand Inna, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (13/6/2020). Peran komunitas dan keluarga menjadi fondasi untuk membangun kesadaran dan membudayakan kebersihan diri selama new normal- (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

"Kita makin terekspos di luar rumah sehingga dari sisi risiko penyakit akan meningkat. Makanya fokuskan anggaran bulanan untuk meminimalkan dampak risiko kesehatan. Mengapa? Karena salah satu penyebab pengeluaran uang kita besar adalah timbulnya biaya kesehatan yang tiba-tiba," kata Mike saat dihubungi Republika, beberapa waktu lalu.

Beberapa riset menyatakan, dampak Covid-19 ini berkepanjangan, bahkan dapat memicu penyakit baru seperti strok. Artinya, tambah dia, kita harus melakukan manajemen risiko agar keuangan tetap sehat pada masa depan.Covid-19 ini bisa menjadi sesuatu yang permanen, yang belum tentu di-cover pemerintah, bahkan asuransi. "Jadi, daripada kena virus, lebih baik cegah," kata Mike.

Dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak terlena dengan new normal. Meski pusat perbelanjaan, kafe atau tempat hiburan lainnya segera dibuka, jangan tergoda belanja barang-barang yang tidak dibutuhkan. Ingat, new normal bukan akhir dari pandemi. Ancaman virus masih tetap ada. Karena itulah, kata dia, kelola anggaran bulanan secara bijak.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat