Mendag Agus Suparmanto saat meninjau operasi pasar gula di Pasar Baru, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (26/5) | Adinda Pryanka

Ekonomi

Harga Gula tak Kunjung Normal

Operasi pasar akan terus dilakukan sampai harga gula stabil dan sesuai HET.

 

JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggencarkan operasi pasar untuk menekan harga gula pasir yang tak kunjung normal. Harga rata-rata gula pasir secara nasional masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 12.500 per kg. 

Merujuk Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga gula berdasarkan data terakhir per Kamis (21/5) berada pada level Rp 17.950 per kilogram. Ada kenaikan sebesar 3,16 persen dibandingkan Rabu (20/5) yang sebesar Rp 17.400 per kilogram. 

Pada Selasa (26/5), Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto meninjau operasi pasar gula di Pasar Jatinegara, Jakarta, dan Pasar Baru, Bekasi, Jawa Barat. Di Pasar Baru Bekasi, harga gula terpantau masih berada pada level Rp 16 ribu-Rp 17 ribu per kilogram atau 36 persen lebih tinggi dibandingkan HET. 

Agus menjelaskan, mahalnya harga gula di Pasar Baru Bekasi dikarenakan penjual sudah membeli dengan harga yang tinggi dari agen. "Di produsen Rp 11 ribu per kilogram dan di sini masih Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu. Sudah mahal dari agen," kata Agus ketika ditemui seusai operasi pasar. 

Ia mengatakan, operasi pasar gula akan rutin diadakan setiap hari di beberapa daerah yang memang masih mengalami kenaikan harga. Setidaknya, sampai harga stabil dan menyentuh harga eceran Rp 12.500 per kilogram. 

Pada operasi pasar di Pasar Baru Bekasi, pemerintah menyediakan empat ton gula. Menurut Agus, apabila pasokan sudah terlihat berkurang, maka pasokan akan terus ditambah hingga harga turun. Sedangkan, di Pasar Jatinegara, jumlah yang dialirkan lebih besar, yakni mencapai 12 ton. 

Menurut Agus, ada tiga faktor yang menyebabkan harga komoditas gula mengalami kenaikan harga. Salah satunya, gangguan terhadap distribusi yang disebabkan pandemi Covid-19.  Agus menjelaskan, kebijakan penanganan pandemi menyebabkan beberapa negara harus melakukan lockdown. Tidak terkecuali negara yang kerap menjadi asal impor gula bagi Indonesia, seperti India. 

"Ini menghambat proses impor yang seharusnya Mei, dan sekarang sebagian jadi di Juni," kata dia di Pasar Jatinegara.  

Agus menambahkan, beberapa gula impor sebenarnya sudah masuk sejak pekan lalu, namun jumlahnya terbatas. Sebagian besar akan tiba di Indonesia pada awal Juni dan secara bertahap diharapkan dapat menekan kenaikan harga gula di pasaran. 

Faktor kedua adalah panjangnya mata rantai dalam distribusi. Ia berkomitme menyelesaikan permasalahan ini bersama dengan Satuan Tugas (Satgas) Pangan melalui penindakan tegas terhadap distributor nakal. 

Faktor terakhir yaitu pergeseran musim giling pada komoditas gula yang seharusnya terjadi pada April menjadi Juni. Sementara itu, pendistribusian gula baru masuk ke pasar pada Juli. Dampaknya, ketersediaan gula di tingkat produsen menurun, sehingga berdampak pada kenaikan harga di agen dan masyarakat.  

Agus mengatakan, kenaikan harga gula sudah diantisipasi melalui kebijakan impor secara bertahap dan operasi pasar di beberapa titik. "Kita akan terus menerus (lakukan operasi pasar), tidak hanya di sini (Pasar Jatinegara), beberapa daerah juga. Tiap hari dilakukan sampai stabil," tuturnya. Dalam operasi pasar, harga gula di Pasar Jatinegara dijual dengan kisaran harga Rp 12.500 per kilogram. 

photo
Sejumlah warga mengantre saat operasi pasar gula pasir di Pasar Baru Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/5/). Dalam operasi pasar, gula pasir dijual dengan harga Rp 12.500 per kg - (ARIF FIRMANSYAH/ANTARA)

Penindakan

Satuan Tugas (Satgas) Pangan mencatat, sudah ada 17 penindakan terhadap distributor komoditas pangan yang nakal selama masa pandemi Covid-19. Penindakan dilakukan terhadap distributor komoditas gula hingga bawang merah yang mengalami kenaikan harga dalam beberapa waktu terakhir. 

Ketua Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga menjelaskan, penindakan tersebut masih bersifat sementara yang mendahulukan tindakan koordinatif. Tujuannya, agar hak masyarakat tetap dapat didahulukan dan terjaga. "Jangan sampai mereka terganggu dengan sanksi hukum (ke distributor)," katanya ketika ditemui dalam Operasi Pasar Komoditas Gula di Pasar Baru Bekasi, Bekasi, Selasa (26/5). 

Daniel menambahkan, tindakan koordinatif yang dimaksud adalah memberikan pembelajaran kepada para pedagang, pengusaha dan distributor yang ketahuan memainkan harga komoditas. Satgas Pangan akan menindaklanjutinya dengan tindakan hukum setelah masa pandemi Covid-19. 

Dalam operasi pasar yang dilakukan di Pasar Baru Bekasi dan Pasar Jatinegara, Daniel mencatat ada dua komoditas yang mengalami kenaikan harga, yakni gula putih dan bawang merah. Harga pasir berkisar antara Rp 12 ribu hingga Rp 18 ribu, naik dibandingkan harga di tingkat produsen, Rp 11 ribu. 

Menurut dia, pemerintah sedang berusaha maksimal menekan harga agar terjangkau oleh masyarakat. Salah satunya melalui operasi pasar untuk menjaga ketersediaan komoditas di pasar. "Ke depan, kami melihat situasi ekonomi perlahan dibuka, sehingga harus harus diupayakan stabil," tuturnya.

photo
Harga rata-rata dan perubahan, provided by PHIPS Nasional - (DOK PHIPS Nasional)

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat