Penjual menimbang gula pasir di Pasar Besar, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (22/4). | Makna Zaezar/ANTARA FOTO

Ekonomi

Harga Gula Masih Sulit Turun

Petani tebu menginginkan harga acuan gula bisa dinaikkan.

 

JAKARTA – Harga gula pasir di pasar masih dijual di kisaran harga Rp 17.650 per kg. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, komoditas gula menjadi salah satu fokus pengendalian harga jelang Idul Fitri tahun ini. Meski begitu, Airlangga menyampaikan, tertundanya jadwal impor akibat karantina wilayah di sejumlah negara membuat harga jual gula masih tinggi di pasaran.

"Harga gula ini memang ada beberapa impor yang jadwalnya tertunda karena beberapa negara ada pembatasan atau //lockdown//," kata Airlangga seusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Rabu (13/5).

 

 

Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi atau stoknya kurang atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar.

Presiden Joko Widodo
 

Menyiasati hal tersebut, pemerintah kemudian mengalihkan pasokan gula rafinasi atau gula industri untuk dijadikan gula konsumsi. Pemerintah sedang mengebut distribusi gula pasir hasil pengalihan dari gula rafinasi ini ke pasar dalam negeri.

Selain gula, pemerintah juga menyoroti kenaikan harga bawang merah. Bawang merah dijual dengan harga rata-rata nasional Rp 52 ribu per kg. Namun, ujar Airlangga, Jawa memiliki sejumlah sentra produksi bawang merah yang mampu mengerek harganya turun ke level Rp 45 ribu sampai Rp 47 ribu per kg.

Menurut dia, masih tingginya harga bawang merah di sejumlah daerah disebabkan alur distribusi yang terganggu. Pemerintah berjanji segera memperbaiki distribusi di daerah agar daerah dengan pasokan surplus bawang merah bisa segera mengirim ke daerah-daerah yang pasokannya defisit.

Dalam rapat terbatas, Jokowi kembali menyinggung tingginya harga bahan kebutuhan pokok saat ini terutama komoditas gula. Menurut dia, harga gula pasir saat ini masih tinggi, yakni berkisar Rp 17 ribu hingga Rp 17.500 dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 12.500. “Juga gula pasir sampai saat ini seperti ini saya terus kejar,” ungkap Jokowi.

Jokowi meminta jajarannya agar mengecek kembali ke lapangan untuk menyelesaikan masalah tingginya harga kebutuhan pokok, baik dari masalah distribusi, pasokan, atau dugaan adanya permainan harga di pasaran.

“Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi atau stoknya kurang atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar,” kata Jokowi.

Bertolak belakang dengan keinginan pemerintah, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) justru mempertanyakan komitmen pemerintah untuk melindungi para petani tebu di Indonesia. Pasalnya, pemerintah berkukuh untuk tetap mempertahankan harga acuan gula sesuai aturan yang masih berlaku.

 
Kalau pemerintah mau harga gula tidak berubah, itu namanya petani yang mensubsidi konsumen, bukan pemerintah.
Sekjen APTRI Nur Khabsyin
 

Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsyin mengatakan, semestinya perlu ada penyesuaian patokan harga gula. Bagi petani, harga acuan perlu dinaikkan dari saat ini sebesar Rp 9.100 menjadi Rp 14 ribu per kg.

"Biaya produksi sudah Rp 12 ribu per kg itu mutlak harus dipenuhi. Kalau HET di konsumen masih Rp 12.500, itu zaman dulu," kata Khabsyin.

photo
Karyawan PTPN II menggunakan alat berat untuk menggiling tebu di pabrik gula PTPN II Sei Semayang saat dioperasikan kembali diKabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, beberapa waktu lalu. - (SEPTIANDA PERDANA/ANTARA FOTO)

Khabsyin mengatakan, harga acuan yang berlaku saat ini sudah tidak diperbarui selama empat tahun. Pihaknya pun mempertanyakan komitmen pemerintah untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan petani gula.

"Kalau pemerintah mau harga gula tidak berubah, itu namanya petani yang mensubsidi konsumen, bukan pemerintah," ujarnya.

Khabsyin pun menegaskan, aspirasi APTRI berdasarkan penghitungan riil di lapangan. Ia pun mempersilakan pemerintah untuk melibatkan tim independen untuk melakukan survei biaya pokok produksi gula dalam negeri agar diketahui harga gula ideal yang sebenarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat