Pegawai melakukan transaksi gadai emas dengan nasabah di Kantor Mandiri Syariah, Senin (4/5). | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

Perbankan Syariah Perluas Jaringan di Aceh

Konversi layanan perbankan mendorong peningkatan aset bank syariah di Aceh.

JAKARTA – Perbankan syariah terus melakukan ekspansi dan memperluas akses layanan bagi masyarakat di Aceh. Kebijakan ini dilakukan seiring dengan penerapan Qanun Nomor 11 Tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah. Sesuai aturan tersebut, saat ini sedang berlangsung masa transisi konversi layanan perbankan konvensional menjadi syariah hingga Januari 2022.

PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) menambah lima kantor cabang baru dan merelokasi tiga kantor cabang existing yang berlokasi di kantor cabang Bank Mandiri atau sharing office.

“Perluasan jaringan kantor ini dilakukan untuk memudahkan akses dan meningkatkan layanan bagi masyarakat Aceh yang hendak membuka atau mengonversi rekeningnya ke Mandiri Syariah,” kata Direktur Mandiri Syariah Anton Sukarna, Senin (11/5).

 

 
Penambahan kantor dapat meningkatkan aset Mandiri Syariah di Aceh sebesar 57,91 persen (yoy) per Maret 2020.
 
 

 

Anton menyampaikan, dengan adanya layanan office sharing ini, nasabah dapat melakukan transaksi perbankan secara menyeluruh. Hal itu baik untuk layanan fasilitas pendanaan, seperti buka tabungan, deposito, giro dan transaksi sehari-hari, maupun pembiayaan.

Region Head I Mandiri Syariah Ahmad Zailani menyampaikan, dengan perluasan ini, jaringan kantor Mandiri Syariah di Aceh saat ini menjadi 36 outlet. Zailani mengatakan, penambahan kantor ini juga diharapkan dapat meningkatkan aset Mandiri Syariah di Aceh mencapai Rp 2,24 triliun per Maret 2020. Jumlah tersebut naik 57,91 persen dari periode tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,41 triliun. Pada kuartal I 2020, aset Mandiri Syariah secara nasional mencapai Rp 114,75 triliun, naik 16,43 persen (year on year/yoy). 

Sementara, Corporate Secretary Mandiri Syariah Ahmad Reza menyampaikan, saat ini Mandiri Syariah terus berkoordinasi dengan Bank Mandiri sebagai induk perusahaan dalam proses pengalihan aset ke Mandiri Syariah.

Menurut dia, Mandiri Syariah mendapat dukungan penuh dari Bank Mandiri selaku induk agar perpindahan nasabah dan system berjalan baik. Hingga Maret 2020, aset yang dimiliki Bank Mandiri di Aceh, antara lain, 47 kantor cabang serta lebih dari 200 ribu nasabah dengan portofolio dana pihak ketiga (DPK) sekitar Rp 2 triliun.

Ahmad Reza menambahkan, pihaknya telah mengantongi izin untuk membuka layanan syariah bank (LSB) di seluruh kantor cabang Bank Mandiri di Aceh. Layanan syariah bank ini akan membantu masyarakat untuk membuka rekening syariah, melunasi biaya pelaksanaan ibadah haji (BPIH) serta memberikan informasi lain terkait produk dan layanan syariah yang dibutuhkan.

photo
Nasabah berjalan usai melakukan transaksi melalui ATM Bank BRI Syariah, beberapa waktu lalu. - (Republika/Prayogi)

Sementara, BRI Syariah juga terus melakukan ekspansi implementasi qanun Aceh tahun ini. Direktur Bisnis Komersil BRI Syariah Kokok Alun Akbar menyampaikan, realisasi implementasi masih sesuai dengan rencana.

"Realisasi konversi qanun per Maret untuk simpanan sudah Rp 1,7 triliun dan pembiayaan sebesar Rp 1,9 triliun," katanya.

 

 
Sisa portofolio nanti akan kita konversi bertahap dengan target tahun ini sudah selesai.
Direktur Bisnis Komersil BRI Syariah Kokok Alun Akbar
 

 

BRI Syariah melakukan konversi secara bertahap terhadap aset-aset induk di Aceh hingga 2021. Alun menyampaikan, jika telah rampung akan menambah portofolio BRI Syariah hingga 30 persen.

Alun menambahkan, sisa aset yang yang belum direalisasikan, yakni Rp 6 triliun untuk simpanan dan Rp 7 triliun untuk pembiayaan. Pada April 2020, BRI Syariah sudah membuka lagi 11 kantor cabang, 15 kantor cabang pembantu, dan 141 BRI unit sebagai layanan syariah bank umum (LSBU).

Pembukaan kantor cabang akan membantu transfer portofolio. Saat sebagian besar sudah diakuisisi, akan dialihkan ke BRI Syariah dan cabang konvensional akan ditutup bertahan.

"Sisa portofolio nanti akan kita konversi bertahap dengan target tahun ini sudah selesai," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat