Poster Ramadhan, puasa puasa dan Covid-19 terpasang di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Solo, Jawa Tengah. | Maulana Surya/ANTARA FOTO

Cahaya Ramadhan

Puasa Menguatkan Umat

Puasa memiliki manfaat besar, baik untuk individu maupun kebaikan sosial hidup bersama.

Salah satu hakikat ibadah puasa adalah pengendalian diri agar seseorang kembali kepada fitrahnya. Caranya dengan lapar sehingga syahwatnya terkekang dan menyadari dirinya sebagai hamba Allah yang bersosial. Dengan begitu, dia terhindar dari sifat tercela.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar menerangkan, ibadah puasa sangat bisa mempersatukan umat. Sebab, semua umat beragama mengenal puasa, baik itu Hindu, Buddha, Kristen, dan Yahudi. Hanya saja, teknik puasanya berbeda-beda.

"Puasa di sini adalah pengendalian diri untuk tidak mengucapkan sembarang perkataan, tidak makan sembarang makanan dan minuman dalam waktu tertentu sampai waktu tertentu," kata Prof KH Nasaruddin kepada Republika, Rabu (29/4).

Puasa dalam ajaran agama Islam diwujudkan dalam bentuk formal, yakni dengan tidak makan, minum, dan berhubungan suami-istri dari waktu imsak sampai buka puasa. Dengan berpuasa di bulan Ramadhan, diharapkan umat Islam terbiasa mengendalikan diri.

Dengan tradisi spiritual seperti ini, diharapkan setelah Ramadhan umat Islam tidak lagi semena-mena dan merasa bebas yang tidak ada batas. "Karena sudah membiasakan diri melakukan latihan spiritual selama sebulan penuh mengendalikan diri," ujarnya.

Menurut rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini, meski makanan yang ada di rumah halal untuk dimakan dan berhubungan dengan istri juga halal, tapi tidak boleh dilakukan ketika berpuasa. Jadi, puasa Ramadhan itu seyogianya adalah latihan mengendalikan diri. 

Agama apa pun menganjurkan umatnya agar bisa mengendalikan diri. Sebab, musuh kemanusiaan adalah kebablasan akibat tidak adanya pengendalian diri. Makin manusia bisa mengendalikan diri, makin bisa manusiawi. Maka, manusia yang makin bisa mengendalikan diri dan manusiawi akan makin kuat persatuannya dengan sesama umat manusia.  

"Sebaliknya, semakin (manusia) tidak kuat mengendalikan diri maka semakin binatang dia, jadi puasa untuk memanusiawikan manusia, orang yang tidak mau berpuasa artinya tidak mau mengendalikan diri maka turun martabatnya menjadi binatang," ujar Prof KH Nasaruddin. 

Dalam pandangan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud, puasa Ramadhan mengajari umat Islam untuk bisa hidup bersama sebagai makhluk sosial. Saat umat Islam dari berbagai belahan dunia menunaikan puasa, mereka melaksanakan aturan dan sistem yang sama sesuai ajaran Islam sehingga perilakunya sama.

Alquran menyampaikan, ibadah puasa seperti ibadah-ibadah orang-orang terdahulu dan nabi-nabi terdahulu. Artinya, begitu pentingnya ibadah puasa dan memiliki sesuatu yang besar di dalamnya. 

Perintah puasa diikuti oleh promosi-promosi agar umat mau melaksanakan puasa. Misalnya, sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, berpuasalah (kamu) maka akan sehat. Dikatakan juga orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh maka dosanya akan diampuni. Masih banyak lagi kebaikan dalam puasa.

"Puasa ini besar manfaat dan faedahnya untuk (kebaikan) ruhani atau psikologi individu, untuk kebaikan badan jasmani dan untuk kebaikan sosial hidup bersama," kata KH Marsudi saat dihubungi Republika.

Dia menjelaskan, dalam konteks puasa apapun rasnya tidak dibeda-bedakan perintah dan aturannya. Mereka sama-sama melaksanakan perintah dan aturan puasa sesuai ajaran Islam. Puasa menurut syar'i adalah menjaga untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari. 

Lamanya melaksanakan ibadah puasa dari berbagai negara berbeda-beda. Karena dimulai dari terbitnya fajar kedua sampai terbenamnya matahari. Namun, perintahnya secara universal kepada makhluk sama, itu artinya tidak ada yang dibeda-bedakan. Itulah salah satu teori untuk menyatukan umat. 

Umat Islam disatukan dengan satu sistem dan aturan yang sama. "Jadi, (puasa) itu mengajarkan kepada kita untuk bisa hidup bersama-sama, orang bule, orang Inggris, orang Afrika, Papua, Jakarta, puasanya sama, artinya mengajarkan orang untuk bisa hidup bersama-sama sebagai makhluk sosial," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.