Sahur adalah sunah Nabi Muhammad SAW. Setiap sunah mengandung kebaikan dan bila dikerjakan akan mendapatkan pahala. Para ulama setuju di waktu sahur adalah momen yang tepat untuk meminta ampunan kepada Allah SWT karena banyak keberkahan saat sahur.

Ustaz Tengku Zulkarnain mengatakan, Alquran dan Nabi Muhammad SAW menyampaikan bahwa sahur adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Maka, waktu sahur menjadi momen yang tepat untuk memohon ampun kepada Allah.

Saat hendak makan sahur, paling tidak seorang Muslim membaca doa-doa. Misalnya, membaca doa makan, artinya, ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa neraka.

"Artinya, di waktu sahur dia berdoa minta selamat dari api neraka, sedangkan itu waktu sahur adalah waktu yang mustajab untuk berdoa," kata Ustaz Zulkarnain kepada //Republika//, Rabu (29/4).

Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menyampaikan, berdoa saat sahur sangat mustajab, hal ini juga disampaikan dalam Alquran. Jadi, momen sahur adalah kesempatan untuk umat Islam meminta ampunan kepada Allah. Saat menunggu istri menghidangkan makanan sahur, bisa manfaatkan waktu untuk zikir dan berdoa meminta ampun kepada Allah.

Menurutnya, makan di waktu sahur juga menyehatkan. Maka, makanlah makanan yang baik. Misalnya, minum susu, makan sayur, dan vitamin sehingga dapat membantu mengokohkan badan untuk menjalankan puasa selama sekitar 14 jam di Indonesia.

Sahur juga mengajarkan untuk tawadhu atau rendah hati. Seorang Muslim tidak boleh merasa ujub menganggap dirinya kuat berpuasa meski tidak sahur. Sebab, sahur adalah perintah Rasulullah. Artinya, sahur adalah sunah. Bila sunah dijalankan, akan diberi pahala dan disayangi Allah SWT.

"Kita juga disuruh sahur untuk mengambil berkah karena dalam makan sahur itu ada berkah, jadi setiap butir nasi yang kita makan saat sahur itu kita sedang mengambil berkah dari Allah SWT," ujarnya.

Ustaz Zulkarnain menerangkan, berkah adalah kebaikan yang Allah letakkan dalam satu benda. Tapi, tidak semua benda atau makanan berkah, namun makan sahur pasti berkah. Sebab, Rasulullah SAW mengatakan, sesungguhnya dalam sahur itu ada berkah.

Ia menambahkan, sahur juga menjadi waktu yang tepat untuk makan bersama keluarga. Orang yang hidup di kota besar biasanya sejak Subuh berangkat kerja dan pulang kerja saat malam. Jadi, tidak bisa makan bersama keluarga.

"Tapi, saat sahur bisa menjadi kesempatan untuk makan bersama yang akan menjadi kenangan manis dan memunculkan kasih sayang antara keluarga," jelas Ustaz Zulkarnain.

Ia mengingatkan, Rasulullah SAW sahur seperti makan biasa, tapi tidak berlebihan. Kalau buka puasa dianjurkan dengan memakan yang manis-manis, tapi sahur dianjurkan makan makanan yang bagus.

Ketua Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah, KH Abdullah Jaidi, juga menyampaikan bahwa sahur adalah waktu yang sangat baik untuk berdoa dan meminta ampun kepada Allah. Apalagi, saat pandemi virus korona (Covid-19) melanda Indonesia, sebaiknya waktu sahur digunakan untuk istighfar kepada Allah.

"Mungkin ini (adanya wabah Covid-19) akibat kita banyak berbuat dosa, zalim, munkar, tidak adil, dan lain-lain. Jadi, waktu sahur adalah waktu tepat untuk memohon ampun," ujar Kiai Abdullah.

Ketua MUI Pusat ini mengatakan, Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk sahur walau dengan seteguk air. Jika tidak memiliki makanan yang cukup, boleh sahur dengan sepotong kurma. Artinya, sahur mengandung keberkahan yang sangat berharga.

"Bayangkan orang sahur hanya dengan seteguk air dan tiga butir kurma, tapi dapat bertahan puasa dari terbit fajar sampai Maghrib, tapi karena keberkahan sahur inilah mengantarkan kita dapat bertahan dan berpuasa sehingga tidak ada beban.’’

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat