Sejumlah atlet e-sports Indonesia belajar membuat animasi dan youtuber di Sekolah Animasi Creative Nest Serpong, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu. | MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO

Inovasi

Mencicipi Profesi Manajer Tim E-sports

Diperkirakan pada 2030, Indonesia akan menduduki peringkat lima e-sport terbesar dunia.

E-sports kini makin digandrungi berbagai masyarakat Indonesia. Lembaga analisis data dari Belanda, Newzoo melaporkan, penghasilan dari industri gim di Indonesia mencapai 1,08 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada Januari 2019.

Besaran tersebut menobatkan Indonesia sebagai pangsa pasar gim terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, menurut data dari Indonesia Game Association (AGI), pasar gim di Indonesia juga terus berkembang.

Diperkirakan pada 2030, Indonesia akan menduduki peringkat lima terbesar sebagai pangsa pasar di dunia dengan est masi pendapatan sebesar 4,3 miliar dolar AS. Angka ini tentu tak lepas dari partisipasi dari keaktifan pemain gim Indonesia yang mencapai lebih dari 44 juta orang.

E-sports adalah olahraga elektronik yang dikenal sebagai permainan kompetitif dan dimainkan secara bersama-sama (multi player) oleh atlet profesional. Para atlet profesional ini biasa disebut pro player.

Tak banyak yang tahu, tapi terdapat profesi lain selain pro player, yang memegang pe ranan kemenangan suatu tim e-sports.

Melihat hal tersebut, perusahaan dan studio pengembang gim Agate bekerja sama dengan tim e-sports Rex Regum Qeon (RRQ) meluncurkan suatu gim simulasi mobile manajemen e-sports pertama di Indonesia, Esports King.

Esports King menawarkan pengalaman simulasi sebagai manajer yang membangun dan melatih tim e-sports yang dipersiapkan untuk bersaing dengan tim rancangan dari pemain lainnya. Mereka juga berkesempatan memenangkan berbagai hadiah menarik di berbagai kompetisi.

CEO Agate Arief Widhiyasa mengatakan, Agate membuat gim Esports King ini selama tiga tahun. Ide gim ini sudah ada sejak 2015, tapi baru digarap pada 2016. Ia berharap gim ini dapat melengkapi ekosistem gim e-sports buatan lokal di Indonesia.

 
Gim ini juga hadir sebagai salah satu bentuk edukasi bagi para peminat gim e-sports.
ARIEF WIDHIYASA, CEO Agate
 

Dengan misi untuk membuat tim e-sports terbaik, pemain diharuskan merekrut pemain terbaik, termasuk pula mengasah kemam puan anggota timnya. Pemain juga dihadap kan dengan situasi dan kualitas musuh yang berbeda di setiap levelnya.

Pemain harus bisa mempersenjatai tim sebaik mungkin dengan taktik formasi dan komponen senjata terbaik. Ada beberapa posisi anggota tim di dalam Esports King.

Pertama, Tanker. Tanker merupakan anggota yang kuat, kokoh kekar dan tahan banting, serta cocok untuk menghancurkan Assaulter. Namun, sosok Tanker akan kesulitan jika dihadapkan dengan bidikan dan senapan Specialist, terlebih di dalam peta yang terbuka dan luas. Kedua, Specialist. Posisi ini terkenal dengan bidikannya yang hanya membutuhkan satu kali tembakan untuk menjatuhkan apa pun. Ketiga, Assaulter.

Posisi ini merupakan anggota yang cepat dan gesit. Kecepatan dan kelincahannya dapat melawan serangan dadakan dari anggota Specialist. Gim Esports King ini sudah dapat diunduh dan dimainkan mulai 28 Februari 2020 di Google Play Store untuk pengguna Android dan akan menyusul tersedia di AppStore untuk pengguna Apple. Selain Indonesia, Esports King juga diluncurkan di Singapura, Malaysia, dan Filipina.

 

Tantangan membina tim

Olahraga elektronik (e-sports) identik dengan bermain gim daring, perangkat bermain yang canggih, koneksi internet yang lancar, latihan, dan atlet profesional e-sports yang bertalenta. Belum lagi, ada pula hadiah yang fantastis ketika memenangkan pertan dingan dan perasaan bangga ketika masuk tim ternama.

Namun, di balik itu semua, ada tantangan tersendiri dalam membina atlet-atlet profesional e-sports yang tergabung dalam suatu tim. CEO RRQ Andrian Pauline mengungkapkan, latihan e-sport dan mem fasilitasi perangkatnya merupakan hal yang terbilang mudah.

Namun, ia melanjutkan, tantangan terberatnya adalah mengatur pro player usia 17- 19 tahun. Rasa profesional dan tanggung jawab pro player di usia tersebut, menurut Andrian, dinilai masih kurang.

Ia meyakini, kalau pro player merasa nyaman, mereka akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Senada, CEO EVOS Esports, Hartman Harris, melihat tantangan terbesar yang jarang orang lihat adalah membuat pro player tetap termotivasi. Misalnya, saat pro player yang masih berusia muda kalah di sebuah pertandingan.

Ketika hal itu terjadi, menurut Hartman, manajer harus memahami bagaimana caranya memberi motivasi. "Biasanya, kami kasih tahu, kemarin itu hanya sebuah turnamen. Jalan masih panjang, kita masih bisa bertanding di kemudian hari," ujarnya. ed: setyanavidita livikacansera

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat