Masyarakat Jorong Tangah XX, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, sudah bersiap menjalani bulan suci Ramadhan 1441 Hijriyah bersama sahabat baru. Sayangnya, kenyataan berkata lain. Pandemi Covid-19 membuat sang sahabat baru tersebut tak bisa menjalankan perannya.

Keluarga baru yang dimaksud, yaitu bus antar jemput gratis untuk warga setempat yang akan menunaikan shalat berjamaah di Masjid Musyahadah. Seperti diberitakan sebelumnya, shalat berjamaah di masjid kini menjadi salah satu aktivitas yang dilarang selama pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh pemerintah. Tujuannya, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Bus tersebut sudah beroperasi sejak sebelum Ramadhan. Namun, kini, aktivitasnya harus dihentikan.

Masjd Musyahadah berlokasi di lereng Bukit Patah Gigi. Letaknya di tengah-tengah antara Bukit Patah Gigi dengan Danau Singkarak.

Kehadiran bus tersebut awalnya diharapkan mampu memudahkan jamaah yang hendak pergi ke masjid untuk menunaikan shalat lima waktu selama bulan suci. "Ramadhan nanti tentu operasional bus akan cukup padat dan ramai, mudah-mudahan adanya bus ini menambah semangat warga shalat ke masjid," kata anggota pengurus Masjid Musyahadah, Musmaini, saat ditemui Republika, sebelum pemberlakukan PSBB.

Bus antar jemput jamaah ini terdiri atas satu unit mobil Mitsubishi L300. Sekali jalan, bus dapat mengangkut maksimal 13 orang. Bus ini diadakan atas dasar inisiatif dan biaya dari para donatur, baik yang berasal dari kampung halaman dan dari perantauan.

Musmaini menyebut, bus ini sudah mulai beroperasi sejak sekitar tujuh bulan lalu. Sebelum ada bus ini, warga Tangah XX kesulitan pergi ke masjid, terlebih bagi warga yang berusia lanjut. Namun, sejak adanya bus gratis, antusiasme warga ke masjid meningkat dari hari-hari biasa.

Mutiara Ramadhan - (Republika)

Musmaini merupakan pengurus yang juga bertugas sebagai sopir bus antar jemput jamaah. Biasanya, Musmaini mulai berjalan keliling Jorong Tangah XX sekitar setengah jam sebelum masuk waktu shalat.

Bus warna putih yang dia kemudikan dilengkapi pengeras suara. Saat menjemput warga, Musmaini menyalakan kaset pengajian sebagai penanda waktu shalat sudah dekat dan bus siap menjemput jamaah.

Tadinya, bus ini juga direncanakan menjemput santri di tempat pengajian Alquran (TPA) yang berada di samping masjid selama bulan puasa. Menurut Musmaini, jam jemput santri TPA bersamaan dengan jam Maghrib.

"Doa masyarakat, semoga ibadah bulan Ramadhan kali ini hikmat dan semua aktivitas kami dilancarkan," ujar Musmaini.

Seorang warga Jorong Tangah XX, Nelisma (60 tahun), bersyukur bisa menunaikan shalat lima waktu di masjid secara rutin sejak ada bus tersebut. Sebelum bus ini ada, Nelisma tidak setiap waktu shalat ke masjid karena kesulitan berjalan mendaki lereng ke masjid lima kali sehari. Terlebih, pada bulan puasa.

"Sebelum ada bus ini, saya shalat di rumah saja, fisik saya sudah tidak kuat," kata Nelisma.

Menurut Yusnidar (80 tahun), layanan bus ini membuat dirinya tak lagi terlambat datang ke masjid. Sebelumnya, Yusnidar yang tinggal beberapa kilometer dari Masjid Musyahadah kerap telat dan menjadi makmum masbuk. Sebab, dia tak bisa buru-buru jalan kaki mengingat lokasi masjid berada di ketinggian.

"Dulu saya selalu jadi makmum masbuk. Sering terlambat. Sekarang sudah aman ada bus yang jemput," kata Yusnidar.

Masjid Musyahadah dikelilingi dengan panorma indah. Lokasi masjid di lereng bukit dan menghadap ke Danau Singkarak cukup memanjakan mata.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat