Anamaria Bud menyisir rambut putrinya Maria Cristina di luar arena sirkus di Romina Orfei Circus, San Nicola la Strada, Napoli, Italia, Ahad, (19/4). | AP

Internasional

Karantina Mulai Dilonggarkan

Langkah Italia akan diawasi ketat oleh negara-negara lain di seluruh dunia.

 

MILAN—Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan, sebagai bagian dari upaya melonggarkan kebijakan karantina nasional, negaranya akan mulai membuka kembali industri manufaktur pada 4 Mei mendatang. Sementara, sekolah baru akan dibuka kembali pada September.

 

"Pada jam-jam ini kami bekerja untuk mengizinkan bisnis-bisnis bagus dari manufaktur hingga konstruksi dibuka kembali pada 4 Mei," kata Conte kepada surat kabar Italia, La Republica, Ahad (26/4).

 

Ia menambahkan, langkah itu akan disampaikan setidaknya pada awal pekan depan. Italia menjadi negara pertama di Eropa yang terhantam wabah virus korona.

 

Mereka juga negara pertama di kawasan itu yang memberlakukan kebijakan karantina nasional. Negeri Menara Pisa ini sudah mulai mengisolasi diri sejak Maret lalu.

 

Langkah Italia untuk membuka kembali aktivitas ekonomi diawasi ketat oleh negara-negara lain di seluruh dunia karena banyak negara mengalami wabah yang lebih parah setelah menerapkan langkah tersebut.

 

Conte mengatakan, sebelum perusahaan-perusahaan diizinkan membuka kembali gerbang mereka. Mereka harus menyampaikan langkah keamanan kesehatan yang ketat kepada pemerintah.

 

Namun, ia mengatakan, beberapa bisnis yang dianggap 'strategis', seperti perusahaan yang aktivitas utamanya ekspor dapat membuka kembali bisnis mereka pekan depan. Dengan syarat, mereka mendapatkan izin dari pemerintah daerah.

 

photo
Davio Casartelli, pelatih gajah dan jerapah berusia 64 tahun memperlihatkan jerapahnya Piccola (kiri) dan Lamia (kanan) di Sirkuit Romina Orfei, yang diparkir di San Nicola la Strada, dekat Napoli, Italia, Ahad (19/4). - (AP)

 

Conte mengatakan, sekolah dapat dibuka kembali pada September. Tapi, penelitian menunjukkan, risiko penularan yang mungkin akan terjadi sangat tinggi. Sementara, belajar jarak jauh ternyata juga berjalan dengan baik.

 

Kebijakan untuk melonggarkan karantina wilayah juga dilakukan India. India telah mengizinkan toko-toko kecil untuk kembali beroperasi setelah lebih dari satu bulan menjalani lockdown karena pandemi virus korona.

 

Namun, pusat perbelanjaan seperti mal dan sejumlah bisnis di kota yang menjadi episentrum penyebaran virus korona tetap ditutup. Kementerian Dalam Negeri mengatakan, karyawan maupun pemilik toko yang telah diizinkan buka harus mengikuti tindakan pencegahan, seperti menggunakan masker dan menjaga jarak sosial.

 

India pun secara bertahap mulai kembali membuka kegiatan perekonomian. Semua toko di daerah perdesaan dan perkotaan diizinkan buka kembali pada Sabtu (25/4).

 

Media India melaporkan, toko-toko yang menjual minuman alkohol tetap ditutup. Sementara, platform belanja daring hanya dapat digunakan untuk membeli barang-barang penting.

 

Berhentinya aktivitas ekonomi di India telah mendorong ratusan ribu pekerja migran pulang ke desanya masing-masing. Mereka menjadi pengangguran dan sama sekali tidak memiliki pemasukan selama pemberlakuan lockdown.

 

Sebagian besar dari pekerja migran memilih untuk berjalan kaki untuk pulang ke desanya karena tidak punya ongkos. India memiliki hampir 25 ribu kasus infeksi virus korona yang dikonfirmasi dan 780 orang telah meninggal.

 

 
photo
Pemandangan masjid Jama Masjid di kawasan tua Delhi, India, Sabtu (25/4), yang terlihat lengang saat waktu berbuka puasa pada hari pertama puasa Ramadhan ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19). Pengurus masjid meniadakan buka puasa bersama di masjid itu untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 - (REUTERS/Adnan Abidi)

 

Jutaan rumah tangga India pun kini bergantung pada toko-toko lokal untuk keperluan sehari-hari dan kebutuhan pokok lainnya. Dilansir dari BBC, Ahad (26/4), pada Maret lalu India menggelontorkan dana talangan sebesar 22 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk membantu warga miskin yang ekonominya terdampak akibat pandemi virus korona.

 

Namun, para kritikus mengatakan, jumlah dana tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh warga karena hanya berjumlah satu persen dari PDB. Sementara, AS dan Singapura mengalokasikan dana sekitar 10 pesen dari PDB untuk paket serupa.

 

Awal bulan ini, Bank Dunia mengatakan, kawasan Asia Selatan menghadapi kinerja ekonomi terburuk dalam 40 tahun karena pandemi virus korona. Bank Dunia memprediksi, India yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia Selatan pertumbuhannya hanya mencapai 1,5 persen di tahun fiskal. Prediksi tersebut turun dari angka sebelumnya, yakni lima persen.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat