Ilustrasi hafizh Alquran. | Republika/Rakhmawaty La'lang

Cahaya Ramadhan

Khofifah Minta Huffazh Mendoakan Korona Selesai

Ibadah dari rumah tak mengurangi semangat meramaikan Ramadhan.

 

JAKARTA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para penghafal Alquran (huffazh)untuk berdoa agar pandemi Covid-19 berlalu. Pandemi tersebut sudah menjangkiti banyak wilayah di Indonesia, tak terkecuali Provinsi Jawa Timur.

Khofifah menyampaikan, doa merupakan bagian dari ikhtiar untuk mencegah dan menghentikan penyebaran Covid-19. Dia yakin doa orang yang berpuasa akan dikabulkan. "Mohon doa panjenengan agar kita selalu diberi kesehatan dan keberkahan, serta pandemi Covid-19 segera diangkat oleh Allah," kata Khofifah.

 

Pada kesempatan itu, Khofifah memberikan tunjangan kehormatan bagi sekitar 4.000 hafiz dan hafizah se-Jawa Timur. Pemberian tunjangan diwakili oleh 21 orang di Gedung Negara Grahadi pada Rabu (22/4) sore.

 

Hafiz adalah istilah atau gelar yang diberikan kepada mereka yang mampu menghapal Alquran. Kata ini merupakan bentuk isim fa'il dari kata hafizha dalam bentuk fi'il madhi dan yahfazhu dalam fi'il mudhari'. 

 

Pada zaman dulu, gelar ini diberikan kepada ulama yang menguasai dan menghafal 100 ribu hadis baik berupa isinya (matan) mau pun periwayatan (sanad). Dalam masyarakat Islam di negara manapun, seorang hafiz menduduki posisi terhormat. Sehingga, di depan nama seorang penghafal Alquran diberi gelar hafiz. Di dunia ini terdapat jutaan hafiz.  Untuk menjadi seorang hafiz, biasanya ada ujian hafalan Alquran yang dinilai oleh para guru atau ulama.

 

Para hafiz diuji hafalannya  dalam satu tes tertentu,  misalnya, mereka diminta untuk melanjutkan bacaan dari suatu ayat yang diambil secara acak dari Alquran. Seorang hafiz  harus tahu semua teks dalam Alquran. Tes lainnya, seorang calon hafiz akan diminta untuk membacakan ayat-ayat yang mengandung kata atau frase tertentu.

 

Di berbagai negara Islam, seperti Mesir, Libya, Arab saudi danl ainnya, kebanyakan hafiz belajar di sekolah-sekolah Islam atau madrasah, yang mengajarkan tajwid (aturan membac Alquran) dan vokalisasi serta  menghafal  Alquran yang terdiri dari  114  surat,  6.236 ayat ada juga yang menybutkan 6.666 ayat.

 

Peluang

Ramadhan dinilai menjadi peluang paling tepat bagi umat Islam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Muslim tak perlu khawatir apabilan Ramadhan tahun ini banyak menghabiskan ibadah di rumah akibat pandemi Covid-19.

"Selama niat dan selama kita mengisi Ramadhan dengan baik dan benar, maka tidak akan mengurangi kualitas dan pahala ibadah," kata Ketua umum Pengurus Besar Pemuda Al Irsyad Ustaz Fahmi Bahreisy kepada Republika, Kamis (23/4). 

Ustaz Fahmi yang aktif mengajar tafsir, fikih, dan hadis di beberapa majelis taklim ini mengatakan, banyak dari umat Islam yang merasa sedih dan menyayangkan kondisi ini dengan berbagai alasan. Di antaranya karena khawatir ibadah menjadi terbatas dan tidak maksimal hingga berdampak pada pahala yang dijanjikan Allah SWT. 

"Jika seseorang tidak mampu beribadah maksimal dan normal, padahal sebelumnya dia melakukannya secara rutin, ingatlah keadaan seperti ini akan dicatat seperti dia melakukannya saat sehat, kuat, dan tanpa uzur, yaitu sesuai dengan kebiasaannya ketika itu," ujar Ustaz Fahmi.

Ketua Pusat Talim Alquran, Kampung Melayu, Jakarta, KH Hermansyah mengatakan, Covid-19 merupakan virus tak terlihat dan harus dilawan. Salah satu cara memutus persebarannya yaitu dengan tidak banyak keluar rumah. "Virus ini sudah terbukti mematikan banyak orang dalam waktu singkat, maka wajar kita shalat yang lebih aman di rumah," kata dia.

Pada kesempatan berbeda, organisasi PP Nasyiatul Aisyiyah (NA) ingin lebih menguatkan lagi peran keluarga selama Ramadhan. Kegiatan tersebut dilakukan melalui program Keluarga Muda Tangguh NA yang mengedepankan 10 pilar.

Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah (NA) Diyah Puspitarini mengatakan, di antara 10 pilar yang dimaksud yaitu kokoh akidah dan akhlakul kharimah, sehat jasmani dan rohani, kemandirian, serta keadilan dan semangat al-Maun. Selain itu, penguatan ini juga berbasis misi perdamaian, demokrasi, antikekerasan, kesetaraan akses, ramah lingkungan, dan tanggap bencana.

Terkait imbauan pelaksanaan Ramadhan selama satu bulan ke depan, PP NA mengimbau anggotanya agar tidak panik, tetapi tetap waspada terhadap virus Covid-19. "Tetap waspada terhadap virus Covid-19 sehingga dapat melakukan upaya preventif, baik untuk diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar," ujarnya.

PP NA juga mengajak untuk senantiasa melakukan pembiasaan hidup bersih. Rajin cuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivias di luar atau sebelum menyentuh makanan, istirahat yang cukup, dan selalu melakukan konsumsi gizi seimbang bagi diri, anak, dan keluarga.

PP NA mengimbau, untuk sementara waktu, anggotanya perlu meminimalkan kegiatan yang bersifat mengumpulkan banyak orang sampai waktu yang belum ditentukan, sambil setiap saat memperhatikan kondisi persebaran virus di wilayah masing-masing. "Syiar kegiatan Nasyiatul Aisyiyah tetap bisa dilakukan melalui pemanfaatan media sosial dengan sebaik-baiknya," kata dia.

Masyarakat diminta tetap memperkuat silaturahim meskipun melalui dunia maya. Solidaritas ta'awun dengan sesama, baik tetangga, saudara, maupun lingkungan sekitar, juga bisa lebih ditingkatkan.

"Ketika Idul Fitri nanti tiba, janganlah memperlihatkan kemewahan dan gebyar di tengah pandemik ini. Allah sudah menyapa kita untuk meningkatkan tauhid sosial," kata dia. 

Komunitas Gerakan Pemuda Muslim (GPM) Solo Raya tak menampik kesedihan karena tidak bisa menggelar qiyamul lail bersama sepanjang malam saat Ramadhan. "Bagi GPM, ini menjadi Ramadhan terberat. Kami merasa ada sesuatu yang hilang," ujar Ketua GPM Solo Raya Mahdi Xmuff.

Meski tak bisa menggelar qiyamul lail bersama, Mahdi berharap anggota GPM dan jamaah yang biasa mengikuti kegiatan GPM tetap melaksanakannya di rumah bersama keluarga. Sebagai ganti kegiatan Ramadhan nanti, GPM telah membuat program sosial. Tujuannya untuk membantu sesama Muslim, terutama yang ekonominya terdampak karena pandemi Covid-19. 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.