Warga melaksanakan shalat Jumat di Masjid Agung, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (10/4/2020). Ibadah akan memperkuat tawakal | YUSUF NUGROHO/ANTARA FOTO

Hikmah

Tawakal

Bertentangan dengan ajaran Islam jika tawakal kepada Allah SWT tak disertai usaha atau ikhtiar terlebih dahulu.

Oleh Prof Nanat Fatah Natsir

 

Oleh Prof Nanat Fatah Natsir

 

Pada suatu waktu, Rasulullah SAW didatangi seorang sahabat. Dia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah unta saya ini saya ikat lalu saya bertawakal kepada Allah SWT, atau unta ini saya biarkan lalu saya bertawakal kepada Allah SWT?” Nabi menjawab kepada sahabat itu, “Alqilha watawakkal, ikatlah unta itu lalu bertawakal kepada Allah SWT.” (HR Tirmidzi, hadis hasan).

Dari hadis tersebut tersirat makna bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita bahwa makna tawakal itu adalah menyerahkan urusan setelah berusaha, bekerja dulu, lakukan ikhtiar-ikhtiar yang optimal, lalu berserah diri atau bertawakal kepada Allah SWT. 

Bertentangan dengan ajaran Islam jika kita bertawakal kepada Allah SWT tanpa usaha atau ikhtiar terlebih dahulu. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS 13: 11).

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya.” (QS 65: 3) Dalam ayat lain, “Hendaklah kepada Allah seorang mukmin bertawakal.” (QS 3: 160). “Bertawakal kepada Allah, cukuplah Allah menjadi pelindung.” (QS 4: 81).

Abu Turab An-Nakhsyabi berpendapat bahwa tawakal itu terdiri atas lima hal. Pertama, total dalam beribadah. Kedua, menggantungkan hati untuk memenuhi hak Allah. Ketiga, menenangkan diri dengan merasa serbacukup atas pemberiannya. Keempat, bersyukur jika diberi. Dan kelima, bersabar jika tertahan.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia dan sangat berbahaya untuk keselamatan umat manusia, salah-salah menanganinya bisa musnah bangsa ini. Pandemi Covid-19 telah mengganggu seluruh sektor kehidupan bangsa, termasuk kondisi kehidupan beragama.

Kalau kita merujuk kepada Alquran, musibah ini mungkin ujian bagi kita (QS 47: 31), mungkin peringatan (QS 29: 15), atau mungkin azab karena ingkar kepada Allah SWT (QS 28: 59).

Sungguh pun demikian, wabah virus korona ini merupakan ujian dari Allah kepada bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa dunia lainnya untuk meningkatkan derajat ketakwaan kepada Sang Khalik. Karena itu, marilah kita hadapi pandemi Covid-19 ini dengan tenang dan tak panik. Ibnu Sina penulis kitab al-Qanun fi al-Tibb mengemukakan, “Kepanikan itu separuh penyakit, ketenangan separuh obatnya, dan kesabaran adalah titik awal kesembuhan.” 

Untuk menghadapi kondisi saat ini, ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, pendekatan ikhtiar akli duniawi. Mari kita taati protokol kesehatan Covid-19 yang telah ditetapkan pemerintah itu secara disiplin ketat. 

Kedua, pendekatan ikhtiar spiritual naqli, yaitu mari kita banyak berdoa, berzikir, beristighfar, dan banyak membaca serta mengamalkan Alquran. Akhirnya, kita pasrah dan bertawakal kepada Allah SWT atas apa pun yang terjadi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat