Kapal induk USS Gerald Ford. | Angkatan Laut AS

Internasional

Karibia Memanas, Perang di Depan Mata

AS menerjunkan kapal induk USS Gerald Ford ke Laut Karibia.

WASHINGTON – Pengerahan ratusan ribu pasukan Venezuela dan penerjunan kapal induk Amerika Serikat (AS) memanaskan Laut Karibia. Perang antara kedua negara yang dikhawatirkan mendestabilisasi kawasan itu kian dekat. 

Pada Rabu, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengumumkan bahwa kapal induk USS Gerald Ford telah tiba di lepas pantai Amerika Latin tersebut, pada Selasa waktu setempat. Sementara Venezuela juga mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut.

Kantor berita melaporkan, Komando Selatan Angkatan Laut AS mengatakan kapal induk tersebut, yang diperintahkan untuk dikerahkan sekitar tiga minggu lalu, telah memasuki wilayah operasinya di Amerika Latin dan Karibia, menekankan bahwa tujuan misi tersebut adalah “untuk melindungi keamanan regional dan memerangi perdagangan narkoba.”

Sejak Agustus lalu, Washington telah meningkatkan kehadiran militer di Laut Karibia yang mencakup enam  kapal perang, dengan menyatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk memerangi penyelundupan narkoba ke wilayahnya dari Venezuela. 

Kapal-kapal dari Venezuela berulang kali dibom militer AS dengan dalih pencegahan penyelundupan narkoba. Dua puluh serangan udara terhadap kapal yang dicurigai AS membawa narkoba mengakibatkan kematian sedikitnya 76 orang.

Venezuela kemudian mengumumkan pengerahan militer “besar-besaran” di seluruh negeri sebagai tanggapan terhadap apa yang mereka sebut sebagai “ancaman imperialis” dari Amerika Serikat. Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengatakan hampir 200.000 personel militer telah dimobilisasi secara nasional dalam latihan yang disebutnya sebagai langkah balasan terhadap “ancaman” dari AS.

photo
Truk mengangkut tank ke timur dari Valencia, Venezuela, Rabu, 27 Agustus 2025, setelah pemerintah mengumumkan mobilisasi militer menyusul penempatan kapal perang AS di lepas pantai Venezuela. - (AP Photo/Jacinto Oliveros)

“Hampir 200.000 tentara telah dikerahkan di seluruh negeri untuk latihan ini,” kata Padrino Lopez kepada televisi pemerintah, seraya menambahkan bahwa langkah tersebut melengkapi operasi rutin angkatan bersenjata.

Pengerahan pasukan itu dilakukan bersamaan dengan tindakan legislatif baru. Pada hari yang sama, Majelis Nasional Venezuela mengesahkan undang-undang yang dirancang untuk memperkuat strategi pertahanan nasional di tengah meningkatnya aktivitas militer AS.

Presiden Majelis Nasional Jorge Rodriguez menyatakan bahwa undang-undang itu memperkenalkan “cara baru dalam menangani pengerahan, kepatuhan terhadap perintah, pergerakan pasukan, serta hubungan antara rakyat dan angkatan bersenjata.”

Caracas percaya bahwa Washington menggunakan kampanye antinarkoba sebagai “dalih” untuk menekan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro dan “mengubah rezim dengan paksa,” sementara Amerika Serikat mengatakan kehadiran angkatan lautnya di wilayah tersebut bertujuan semata-mata untuk “melawan jaringan penyelundupan” yang menargetkan wilayahnya.

Maduro telah berulang kali menyerukan dialog, namun menegaskan dia siap membela diri dan terus-menerus meningkatkan aktivitas militer di dalam negeri.

Eskalasi ini terjadi pada akhir KTT Kelompok Negara-negara Amerika Latin dan Karibia dengan Uni Eropa di kota Santa Marta, Kolombia, Komunike pertemuan itu menekankan penolakan terhadap penggunaan kekuatan atau campur tangan asing dalam urusan dalam negeri negara-negara di regional itu.

photo
Peta pergerakan militer AS di Laut Karibia pada Npvember 2025. - (Reuters)

Merujuk pendataan Center for Strategic and International Studies (CSIS), jumlah personel militer AS  juga meningkat di Karibia. Tingkat pangkalan terdiri dari personel militer yang ditempatkan secara permanen di kawasan Karibia, sebagian besar di Puerto Riko dan di Teluk Guantanamo, Kuba. Peningkatan jumlah tersebut telah melampaui angka tersebut sejak bulan Agustus, dengan beberapa perkembangan yang mendorong peningkatan besar tersebut.

Sekitar 2.200 Marinir dari Unit Ekspedisi Marinir ke-22 dikerahkan ke Karibia pada bulan Agustus di atas kapal Grup Siap Amfibi Iwo Jima. Sedangkan sepuluh F-35 dikerahkan ke Puerto Rico pada bulan September, tidak hanya terdiri dari pilot tetapi juga ratusan personel pendukung darat.

Diperkirakan 150 pasukan operasi khusus sedang melakukan misi dari MV Ocean Trader, pangkalan terapung yang berfungsi sebagai “kapal induk.” Sekitar 4.500 pelaut Angkatan Laut dikerahkan di USS Gerald R. Ford; masing-masing dari tiga kapal perusak yang mengawal Ford memiliki 320 pelaut.

Venezuela memiliki angkatan udara kecil dengan jumlah yang dapat digunakan jauh di bawah jumlah yang dilansir. Salah satu sumber menunjukkan hanya 30 dari 49 pesawat yang beroperasi. Hanya sedikit F-16 yang masih bisa terbang karena kurangnya suku cadang akibat embargo AS. 

Dua pesawat F-16 Venezuela sempat terbang di dekat kapal perusak AS sebagai unjuk kekuatan pada 4 September, namun hal ini sepertinya tidak akan terulang kembali karena pemerintahan Trump memindahkan F-35 ke wilayah tersebut untuk melawan manuver semacam itu. Aset dan fasilitas udara Venezuela—seperti landasan pacu—kemungkinan besar akan menjadi sasaran pertama serangan rudal AS, sehingga tidak dapat dioperasikan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat