Nasional
Israel Bombardir Seantero Gaza, 100 Orang Syahid
Hamas menuduh Netanyahu mencari alasan keluar dari gencatan senjata.
GAZA – Sedikitnya 100 warga Gaza termasuk 35 anak-anak syahid di Gaza akibat pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Israel di seantero Gaza kian terlihat. Ini jumlah kematian per hari terbesar sejak gencatan senjata diumumkan awal Oktober lalu.
Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan dari Gaza, jumlah korban itu termasuk 35 anak-anak, dan puluhan lainnya terluka. Ini menandai peningkatan kekerasan dan pelanggaran baru terhadap perjanjian gencatan senjata.
Menurut sumber-sumber medis Palestina, jumlah korban jiwa yang dikonfirmasi hingga pagi ini mencapai 100 orang, yang terdiri dari 37 orang di Gaza Utara, 43 di Gaza Tengah, dan 20 di Gaza Selatan.
Sumber tersebut menambahkan, jumlah korban diperkirakan akan bertambah karena parahnya luka dan masih adanya orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Sumber mengindikasikan bahwa di antara para korban adalah jurnalis Muhammad al-Munirawi, yang terbunuh bersama istrinya ketika tenda mereka menjadi sasaran pesawat Israel di daerah al-Hasayna di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
Israel telah melakukan puluhan pelanggaran gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober, yang mengakibatkan ratusan kematian dan cedera. Menurut statistik terbaru Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 68.531 orang syahid dan 170.402 orang luka-luka sejak 7 Oktober 2023.
Aljazirah melaporkan, kapal perang dan tank Israel terus membombardir pantai dan pinggiran kota Rafah di Jalur Gaza selatan, sementara serangan udara kembali dilakukan di berbagai wilayah di Kota Gaza dan Khan Younis, yang merupakan pelanggaran baru terhadap perjanjian gencatan senjata. Rumah Sakit Baptist menerima dua orang syuhada yang gugur dalam serangan Israel di sebuah rumah di lingkungan Zeitoun, tenggara Kota Gaza.
Kompleks Medis Nasser mengumumkan kematian seorang anak dalam pemboman yang menargetkan sebuah apartemen perumahan di lingkungan Al-Amal, barat laut Khan Younis. Tiga orang, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di daerah Yarmouk di pusat Kota Gaza.
Tim pertahanan sipil mengumumkan penemuan jenazah empat syuhada lagi dari bawah reruntuhan rumah keluarga Al-Banna di lingkungan Al-Sabra.
Saksi mata mengatakan bahwa tim penyelamat menghadapi kesulitan besar dalam menyelamatkan orang hilang akibat penembakan yang sedang berlangsung dan pesawat tempur Israel yang terbang di atas Jalur Gaza. Sebuah sumber di Rumah Sakit Al-Aqsa melaporkan bahwa beberapa orang terluka dalam serangan Israel di sebuah kamp pengungsi di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah.
Aljazirah melaporkan, tim Pertahanan Sipil berjuang untuk mengeluarkan warga Palestina dari bawah reruntuhan. Mereka menggunakan peralatan yang dioperasikan secara manual dan tangan kosong untuk menyelamatkan banyak warga Palestina yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Sementara itu, tentara Israel mengumumkan kematian seorang tentara cadangan akibat serangan terhadap pasukan militer di Rafah pada Selasa. Perlu dicatat bahwa pada tanggal 9 Oktober 2025, Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata sesuai dengan rencana Presiden AS Donald Trump dan dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Turki.
Tahap pertama perjanjian tersebut menetapkan pertukaran tahanan, gencatan senjata, dan mengizinkan aliran bantuan ke Jalur Gaza. Para mediator berharap bahwa perjanjian tersebut akan mengakhiri perang pemusnahan Israel di Gaza, yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, selain pengungsian dan kelaparan penduduk serta buldoser dan pembongkaran rumah-rumah dan fasilitas sipil di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Namun Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 150 orang yang mati syahid sejak perjanjian tersebut diumumkan.
Sebelum serangan kemarin, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan para kepala keamanannya mengenai apa yang akan dilakukan Israel sebagai tanggapan terhadap apa yang mereka katakan sebagai pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Hamas selama dua minggu terakhir.
The Abu Dalal family’s home in Nuseirat refugee camp, central Gaza, now lies in ruins after being struck by a deadly Israeli airstrike early this morning. The horrific attack killed 18 innocent civilians, including children and women, with many others still missing. pic.twitter.com/6XeTYSvJu5 — Quds News Network (QudsNen) October 29, 2025
Beberapa jam kemudian, kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa ia telah memerintahkan serangan yang kuat dan segera di Jalur Gaza menyusul insiden di kota Rafah, paling selatan Gaza. Israel menuduh Hamas menyerang pasukan Israel di kawasan itu, meski Hamas membantahnya.
Namun Israel juga mengatakan itu bukan satu-satunya alasan, Hamas disebut telah melewati beberapa garis merah dengan tidak melepaskan sisa-sisa tawanan yang masih ditahan di Gaza.
Para pejabat Amerika, pejabat Israel dan mereka yang menjadi mediator semuanya tahu bahwa penggalian jenazah para sandera yang meninggal akan menjadi tugas yang sangat sulit dan akan memakan waktu.
Namun Israel mengatakan mereka ingin hal itu dilakukan secepat mungkin karena kini ada tekanan dari anggota keluarga para tawanan untuk berusaha mendapatkan kembali jenazah-jenazah tersebut secepat mungkin.
Sementara Presiden AS Donald Trump menunjukkan biasnya terkait pelanggaran gencatan senjata oleh Israel. “Sepengetahuan saya, mereka membunuh seorang tentara Israel,” kata Trump kepada wartawan. "Jadi Israel membalas dan mereka harus membalas. Ketika itu terjadi, mereka harus membalas," ujarnya saat ditanyai wartawan di atas pesawat kepresidenan AS.
Civil defense teams recovered bodies and rescued the injured after an Israeli occupation strike targeted the Miqdad family home in Al-Amal neighborhood, Khan Younis, in southern Gaza. pic.twitter.com/dOnxkhe9ix — Quds News Network (QudsNen) October 29, 2025
“Tidak ada yang akan membahayakan” gencatan senjata, kata Trump. “Anda harus memahami bahwa Hamas hanyalah bagian kecil dari perdamaian di Timur Tengah, dan mereka harus bersikap baik.”
Hamas, bagaimanapun, telah membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap pasukan Israel di Rafah, di Gaza selatan dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata.
“Jika mereka (Hamas) berlaku baik, mereka akan bahagia dan jika mereka tidak baik, mereka akan diberhentikan, hidup mereka akan terhenti,” kata Trump. "Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada tentara Israel tapi mereka mengatakan itu adalah tembakan penembak jitu. Dan serangan ke Gaza adalah balasan atas hal itu, dan saya pikir mereka punya hak untuk melakukan itu."
Sayap militer Hamas telah mengumumkan bahwa mereka akan menunda penyerahan jenazah tawanan Israel yang ditemukan hari ini “karena pelanggaran” oleh Israel. Dalam sebuah pernyataan, Brigade Qassam menekankan bahwa setiap eskalasi Israel “akan menghambat operasi pencarian, penggalian, dan pengambilan jenazah, yang akan menyebabkan tertundanya pencarian jenazah” para tawanan yang tewas.
Hamas menuduh Perdana Menteri Israel Netanyahu mencari-cari alasan untuk menarik diri dari kewajiban Israel berdasarkan perjanjian yang ditengahi AS. Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Hamas membebaskan semua sandera yang masih hidup dengan imbalan hampir 2.000 narapidana Palestina dan tahanan masa perang, sementara Israel menarik kembali pasukannya dan menghentikan serangannya. Israel terus hanya mengizinkan sedikit bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza yang dilanda perang.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
