Warga Palestina berjuang untuk mendapatkan sumbangan makanan di dapur komunitas di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Senin, 1 September 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Korban Kelaparan di Gaza Terus Melonjak

Tiga anak meninggal kelaparan dalam 24 jam belakangan.

GAZA – Kementerian Kesehatan mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka telah mencatat 13 kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir. Pernyataan itu menambahkan bahwa tiga anak termasuk di antara korban tewas.

Jurnalis Muhammad Rabah melaporkan, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa jumlah kematian akibat kekurangan gizi telah meningkat menjadi 361, termasuk 130 anak-anak. Sejak tanggal 2 Maret, otoritas pendudukan Israel telah menutup semua penyeberangan ke Gaza, mencegah bantuan kemanusiaan apapun, sehingga membuat Jalur Gaza dilanda kelaparan meskipun terdapat tumpukan truk bantuan di perbatasannya.

Namun, sekitar sebulan yang lalu, mereka mengizinkan masuknya bantuan dalam jumlah terbatas, yang tetap tidak memenuhi kebutuhan minimum masyarakat yang kelaparan, sementara kelaparan terus berlanjut.

Sebanyak 185 orang di Gaza meninggal “karena kekurangan gizi” pada bulan Agustus, kata Kementerian Kesehatan Gaza. Mereka mengeluarkan peringatan bahwa dampak bencana kelaparan di daerah kantong tersebut semakin memburuk.

Kondisi kelaparan di selatan Gaza, 1 September 2025 - (Muhammad Rabbah)  ​

Pernyataan itu mengatakan lebih dari 70 orang, termasuk 12 anak-anak, telah meninggal sejak pemantau kelaparan global mengonfirmasi bahwa kelaparan terjadi di Gaza pada 22 Agustus.

Ia menambahkan bahwa 43.000 anak di bawah usia 5 tahun menderita kekurangan gizi, dan lebih dari 55.000 wanita hamil dan menyusui. Dua pertiga perempuan hamil menderita anemia, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, katanya.

Sementara, Israel terus meningkatkan serangannya. Di Kota Gaza, tentara masih terus memasuki jantung kota dari berbagai arah, meninggalkan tempat-tempat yang tidak dapat ditinggali. Sejak tengah malam, mereka telah membunuh sekitar 40 warga Palestina.

Tentara Israel melakukan upaya sistematis untuk membersihkan Kota Gaza dari penduduk yang didesak untuk pindah ke bagian selatan daerah kantong tersebut, ke daerah-daerah yang sudah penuh sesak dan menjadi sasaran serangan tanpa henti.

photo
Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari Jalur Gaza utara membawa barang-barang mereka di sepanjang Jalan Laut, dekat Wadi Gaza, Sabtu, 30 Agustus 2025. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Ada fokus besar yang menargetkan sekolah-sekolah, tempat penampungan dan kamp-kamp darurat di mana keluarga-keluarga baru-baru ini mulai tinggal di bagian barat Kota Gaza. Jadi, kita masih menyaksikan puncak ketegangan dan eskalasi militer yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Warga sipil di daratlah yang menanggung beban terbesar. Masih ada ratusan ribu keluarga di Kota Gaza. Mereka menolak untuk pergi karena mereka tahu bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza tengah dan selatan, dan mereka lebih memilih untuk tetap dekat dengan komunitas mereka dan sisa-sisa rumah mereka.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan kelaparan di Gaza adalah “buatan manusia,” mengacu pada kelaparan sistematis yang diberlakukan oleh Tel Aviv terhadap warga Palestina, dan mengungkapkan kemarahan mendalam atas penolakan pemerintah Israel untuk mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza.

Dalam pidatonya di sesi Parlemen Inggris pada Senin malam, Lammy menekankan perlunya respons kemanusiaan yang komprehensif untuk mencegah kematian lebih lanjut di Jalur Gaza yang terkepung.

photo
Warga Palestina berduka atas jenazah remaja yang terbunuh saat mencoba meraih truk bantuan, saat pemakamannya di luar Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza, Ahad, 31 Agustus 2025. - ( AP Photo/Jehad Alshrafi)

Dia menambahkan, "Ini adalah bencana kelaparan yang disebabkan oleh ulah manusia di abad ke-21, dan penolakan pemerintah Israel untuk mengizinkan bantuan yang memadai ke Jalur Gaza adalah hal yang keterlaluan."

Lammy memperingatkan akan terjadinya kelaparan yang semakin buruk di Gaza jika tindakan yang diperlukan tidak diambil, dan mencatat bahwa lebih dari 300 orang, termasuk 119 anak-anak, telah meninggal karena kekurangan gizi sejak 1 Juli.

Menteri Luar Negeri mengumumkan bahwa negaranya akan memberikan tambahan 15 juta pound dalam bentuk bantuan dan perawatan medis kepada warga Palestina di Jalur Gaza.

Dia juga mencatat bahwa dia berupaya untuk membawa lebih banyak anak-anak yang terluka dan sakit kritis dari Gaza ke Inggris untuk mendapatkan perawatan.

Lammy menekankan, jika tidak ada kemajuan dalam gencatan senjata di Gaza, Inggris akan mengambil langkah-langkah untuk mengakui Negara Palestina di Majelis Umum PBB September ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat