
Nasional
Mabes Polri: Jakarta Kondusif
Suasana di Jakarta terlihat lengang.
JAKARTA -- Mabes Polri mengeklaim situasi di Jakarta sudah kondusif selepas diguncang aksi massa, perusakan, dan penjarahan sepanjang pekan lalu. Mabes Polri belum mendapat informasi mengenai gangguan keamanan akibat aksi massa pada Senin (1/9/2025).
"Situasi saat ini kondusif, rekan-rekan, mungkin rekan-rekan ikut serta sebagian melihat, khususnya di DKI Jakarta," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko pada Senin (1/9/2025).
Truno menyebut kegiatan patroli sudah dilakukan se-Jakarta sejak kemarin dengan melibatkan aparat gabungan. Truno meyakini kegiatan itu bisa memulihkan situasi keamanan di Jakarta.
"Di daerah Jakarta kemarin dari Polda Metro Jaya, dan Kodam Jaya melakukan patroli skala besar, dan kemudian kita bisa lihat saat ini dan merasakan tentunya," ujar Truno.
Truno juga mensinyalkan adanya penegakan hukum guna mewujudkan situasi aman ini. Ini berarti polisi bisa saja menciduk orang-orang yang diduga mengganggu keamanan.

"Tentunya ada penegakan hukum ini juga dalam rangka mewujudkan suatu rasa aman dan nyaman yang menjaga kehidupan sosial masyarakat maupun berbangsa dan negara. Secara nasional ini, terus dilakukan, artinya saat ini kondusif," ujar Truno.
Truno meyakini masyarakat sekarang sudah dapat bekerja dengan normal tanpa perlu khawatir adanya aksi massa kembali. "Yang kembali bekerja saat ini sudah kembali bekerja semua sudah bisa merasakan," ucap Truno.
Mabes Polri juga menanggapi normatif mengenai penjarahan rumah Menkeu Sri Mulyani dan Anggota DPR RI seperti Eko Patrio, Uya Kuya, dan Ahmad Sahroni. Mabes Polri ogah mengakui adanya kelemahan pengamanan hingga rumah-rumah itu dapat dibobol massa.
Mabes Polri hanya menjelaskan kejadian penjarahan terus didata oleh polisi di sejumlah Polda. Mabes Polri mensinyalkan akan menyikapi penjarahan itu setelah punya data lengkap.
"Hal ini telah dilakukan inventarisasi oleh Polda-Polda, dan kemudian konsolidasi, dan tentunya secara perkembangan nanti kita lihat dari hasil perkembangannya. Itu dulu bisa kami jawab sementara ini," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko pada Senin (1/9/2025).

Diketahui, aksi pembobolan dan penjarahan rumah pejabat diawali di kediaman Ahmad Sahroni. Berikutnya rumah Eko Patrio dan Uya Kuya jadi sasaran massa. Bahkan kediaman Sri Mulyani ikut jadi bulan-bulanan massa.
Sebelumnya, Polisi mengklaim bakal memburu pelaku penjarahan di rumah Eko Patrio. Aksi penjarahan di rumah Eko terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam. "Iya (akan diusut)," kata Kapolres Jakarta Selatan, Ary Lilipaly kepada wartawan, Ahad (31/8/2025).
Hanya saja, pihak polisi belum mengungkap siapa saja yang sudah terpantau sebagai pelaku penjarahan itu. Sebab hal itu masih dalam tahap penyelidikan polisi. "Masih lidik (penyelidikan) ya," ujar Ary.
Ary mengungkapkan adanya pengamanan terhadap rumah politikus PAN sekaligus Anggota DPR RI Eko Patrio. Tapi Ary mengakui tim pengamanan kewalahan dalam menghadapi aksi massa. Ary menyebut massa menyerbu rumah Eko saling bergantian. Mereka melakukan perusakan hingga penjarahan. "Datang ke TKP silih berganti dalam tiga gelombang melakukan pengrusakan dan penjarahan," ujar Nicolas.
Sementara, Polda Metro Jaya telah menangkap lebih dari 1.000 orang imbas kericuhan yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir. Seribuan orang yang ditangkap itu di antaranya yang melakukan perusakan dan penjarahan.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengatakan, pihaknya telah menangkap 1.240 orang yang terkait kericuhan di wilayah hukum Polda Metro Jaya dalam beberapa hari terakhir. Seribuan orang itu ditangkap sejak awal kejadian kericuhan hingga Ahad (31/8/2025).
"Perlu kami sampaikan bahwa untuk saat ini polda metro jaya dari mulai awal kejadian sampai saat ini sudah menangkap sekitar 1.240 ya," kata dia usai rapat Forkopimda di Balai Kota Jakarta, Senin (1/9/2025).
Asep menyatakan, seribuan orang yang ditangkap itu berasal dari luar Jakarta. Menurut dia, sebagian orang berasal dari wilayah Jawa Barat (Jabar) dan sebagian lainnya berasal dari wilayah Banten.
"Yang mana mereka berasal dari wilayah luar Jakarta. Ada yang dari Jawa Barat, ada yang dari Jawa dari Banten," kata dia.

Ia menambahkan, polisi telah mendeteksi pihak-pihak yang melakukan perusakan atau penjarahan kami sudah mendeteksi. Namun, ia belum mau menungkap pihak-pihak yang terkait aksi perusakan dan penjarahan.
"Sudah tinggal tunggu saja, kita akan melakukan upaya tindakan tegas, penangkapan. Mohon doanya semuanya bisa berjalan baik," ujar dia.
Menurut Asep, saat ini pihaknya masih terus melakukan penanganan. Polisi juga akan mengikuti instruksi Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Kami juga dapat, pangdam sudah mendapat instruksi dari Pak Presiden dan Bapak Kapolri, dan Bapak Panglima TNI, untuk menindak tegas segala aksi anarkis dan juga yang merusak fasilitas umum," ujar dia.
Sebelumnya, jajaran Polda Metro Jaya juga melakukan patroli berskala besar pada Ahad (31/8/2025). Patroli itu dilakukan dengan mengerahkan 324 personel yang dilengkapi kendaraan taktis dan motor trail. Para personel juga dilengkapi dengan sejumlah persenjataan.
Sementara itu, suasana pusat aksi unjuk rasa di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, mulai berangsur normal pada Senin (31/8/2025) pagi. Arus lalu lintas di kawasan tersebut juga sudah lancar.
Pantauan Republika, sekitar pukul 06.00 WIB, masyarakat sudah kembali melintas baik dengan sepeda motor hingga mobil di sepanjang jalan Kramat-Kwitang sekitar Markas Komando (Mako) Brimob yang beberapa hari lalu sempat ditutup akibat aksi demonstrasi. Tampak juga beberapa ojek online (ojol) hilir mudik mengantarkan pelanggan mereka melalui jalur tersebut.
Meski begitu, jejak kerusuhan masih tampak jelas. Tampak bangunan dan halte pasar senen yang terbakar di sekitar lokasi hingga kini tampak belum tersentuh perbaikan. Aroma sisa gas air mata pun masih samar-samar terasa di udara.
Sementara itu, di depan Mako Brimob tidak lagi terlihat aparat berseragam lengkap yang berjaga. Namun, di dalam kompleks masih tampak sejumlah kendaraan taktis (rantis) terparkir.
Sedangkan di perempatan Senen, juga tidak tampak ada petugas maupun TNI yang berjaga di lokasi. Namun, tampak ada petugas dari Transjakarta yang datang untuk meninjau halte yang sebelumnya dibakar.
Di sisi lain, di sekitar Tugu Tani sendiri masih ada sejumlah anggota marinir yang berjaga. Mereka hanya sekedar berjaga sembari duduk duduk melihat pengendara sepeda motor dan mobil melintas di daerah tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Ketika Anggaran Jumbo Polri tak Sejalan dengan Rasa Aman
Tragedi Affan layaknya cermin buram institusi keamanan.
SELENGKAPNYA