Hikmah | Republika

Hikmah

Bersikap Tenang

Oleh Agus Sopian

Oleh Agus Sopian

Untuk menyikapi wabah Covid-19 yang terus meluas membutuhkan ketenangan. Orang yang tenang tidak akan pernah galau, panik, dan tergesa-gesa dalam menghadapi sesuatu. Dia akan bisa menerima informasi lebih banyak hingga memahami situasi dan dapat mengendalikannya. Selama ini, kebanyakan orang dibuat gelisah, cemas, dan khawatir berlebihan.

Dalam situasi seperti ini, kita harus bisa mengendalikan diri, tetap tenang bagaimana pun sulitnya kondisi yang dihadapi. Tenang bukan berarti lamban, tetapi berpikir jernih dan mendalam. Tidak ceroboh, yang ujung-ujungnya membahayakan diri sendiri, terlebih orang lain. Sikap tenang akan membuat kita mudah menerima nasihat, memperhatikan imbauan, dan mengikuti aturan. Yakini bahwa segala sesuatu pasti ada jalan keluarnya. Sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS al-Insyirah: 6).

Sejatinya, ketenangan hanya bisa didapatkan dengan keimanan kepada Allah. Sumbernya adalah ketetapan hati. Ketenangan yang Allah berikan muncul saat hamba-Nya berhadapan dengan rasa takut dan cemas sehingga dia tidak akan merasa terganggu atau bersedih hati. Justru keyakinan dan keimanannya akan semakin bertambah kuat dan kukuh.

Dengan ketenangan yang Allah berikan, seorang mukmin akan selalu siap dan optimistis menghadapi kehidupan. Allah SWT berfirman, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allahlah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS al-Fath: 4).

Mukmin sejati akan menghadapi segala macam situasi dan kondisi dengan tenang. Sebab, hatinya selalu terpaut kepada Allah SWT. Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang dan tenteram. Allah SWT berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d: 28).

Saat hati dalam kondisi tenang, maka lisan, pikiran, dan anggota badan yang lain pun akan tenang. Itu membuat seseorang senantiasa berpikir positif dan mengedepankan kemaslahatan serta mampu mengambil keputusan yang lebih baik. Sementara itu, sifat ceroboh dan tergesa-gesa menjadikan seseorang tidak cermat dalam menyelesaikan persoalan karena ada nafsu yang bermain di dalamnya. Orang yang tergopoh-gopoh sering bertindak keliru dalam hidupnya yang akhirnya berakhir dengan penyesalan.

Orang yang beriman akan senantiasa bersikap tenang, sebab segala tindakannya selalu berada dalam bimbingan-Nya. Inilah yang disampaikan Allah kepada Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman. Ketika Perang Hunain terjadi, turunlah firman Allah dalam surah at-Taubah: 25-28. Saat itu, pasukan kaum Muslimin disergap pasukan musuh berkekuatan besar di sebuah lembah. Ketika itulah keadaan Muslimin menjadi kacau-balau.

Dalam keadaan terpukul demikian, mereka berbalik surut dengan ketakutan dan kegentaran dalam hati, bahkan ada pula yang lari tunggang-langgang. Sementara, Rasulullah tetap tabah tiada bergerak di tempatnya ditemani beberapa sahabat muhajirin dan ansar di sekelilingnya. Mereka tenang dan atas izin Allah akhirnya menang dalam perang. Wallahu a’lam. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat