
Sastra
Pesona Tasbih
Puisi-puisi Faris Al Faisal
Oleh FARIS AL FAISAL
Pesona Tasbih
Ini seakan-akan aku melihat Tuan
Langit dengan benderang
bulan
Bukit dengan cahaya
matahari
Musim dengan mekar bunga
Daun dengan tetes embun
Keindahan wujud
cinta
lalu pesona tasbih
Tersentuh angan-angan
mengembus angin
ladang-ladang
yang sunyi
Jelai-jelai gandum menuliskan selawat
Butir-butir pujian, malam doa,
dan puisi
Kasidah tercipta
Meniupkan hati dengan cinta
2024
***
Daulah
Kami rindu daulahmu
Yang berdiri di tanah dan batu
Anasir-anasir yang berpadu
menyatu
akidah dan syariat
jasad ardi
roh samawi
Teduhi kota-kota
Lereng, bukit, dan jabal
Wangi gaharu
tercium jauh
Kerinduan itu bertambah
Melihat ada banyak kesatria perang
Berjubah cinta
Berpedang mata hati
Rumah-rumah berkalam
Karunia sabda
Erat dan berdekatan
Kami rindu daulahmu
Untuk kedua kali
2024
***
Tubuh Wangi
Tubuh wangi. Tubuh sewangi.
Tubuh dupa gaharu.
Menyerbak jalan.
Kami tahu itu adalah Tuan, mawar dalam debu.
Percik melati di dalam air.
Memberi ketenangan, sukacita
dalam sunahmu.
Makin lembut, meresap
ke jantung hati.
Perilaku dan peribahasa.
Orakel cinta pada sesama. Penghargaan
dan penghormatan.
Cucuran salam.
Musim semi di tubuhmu.
Lalu aku penuh harap, cintamu bersemi
di tubuhku.
2024
***
Mata Air Cinta
Terguncang di punggung kuda. Terguncang di dalam dada.
Sedang syair Burdah masih terngiang.
Ilham yang tak sia-sia.
Mendegup ruang, bukan tubuh saja
juga jiwa.
Melingkari alam pikiran.
Bagi sesiapa yang bergumul dalam sujud.
Kekasih di pelupuk mata.
yang lain percuma.
Sebab kerinduan jadi candu,
di telapak doa.
Meronta-ronta, ke muara
pemilik cinta.
Dalam kekhusyukan, tubuh terbakar.
Takut tak bertemu.
Mata air cinta yang mengalir jernih.
2024
***
Semayam Abadi
Kemurungan, kemalangan, kesedihan
Cahaya pagi redup
Kekasih telah pergi di dada Aisyah
Orang-orang berjalan tanpa sesuatu
Welas asih
Tanpa tahu bagaimana
Tetanda itu telah nyata
Tapi tetap terlalu cepat
Tanpa sangka
Membuat semesta tersentak
Pergi untuk hidup sejati
Bersemayam abadi
Semua anak manusia
Mengambil hikmah
Kepasrahan, keikhlasan, keridaan
“Siapa menyembah Muhammad, ia telah meninggal,
siapa menyembah Allah, ia tetap hidup.”
Dalam kehilangan
Mawar langit mekar
Kehidupan berterusan
dan jangan mundur lagi
2024
***
Goyah
Hai!
Setelah kepergian beliau,
akankah kamu berbalik ke belakang?
Maka merugilah
Kembali ke kegelapan jahiliah
kepada kesesatan nyata
Takutlah
penaka kaum Israil sepeninggal Musa
padahal kapan saja
semua binasa
Ke arah mana kaki-kaki melangkah
ke situlah catatan dibuat
Siapa yang berpegang teguh?
Siapa yang goyah?
Hamba akan ditanya
2024
***
Risalah Cinta
Kami imani
Risalah cinta darimu ya Rasul
Menuntun perjalanan
yang jauh
gurun-gurun, kebun-kebun
mencium wangi apel
Meninggalkan debu-debu kejahiliahan
Kami peluk
Agama cinta darimu ya Nabi
Menjaga langkah
nan peluh
naik dan mendaki
menggapai buah surga
Menyibak rimbun daun kegelapan
Kami kirimkan salam hormat
Keagungan
dan cinta
yang taklah terukur dalamnya
2024
***
Rindu Padamu
Rinduku padamu ya Muhammad
jadi syair cinta
Setiap waktu
Tersembunyi dalam kata
Merogoh jiwa
Tak merasa cukup
Tak juga teraih
Wahai kekasih!
Cinta sempurna
sebagai pamungkas
begitu murni
suci
Terangi semesta malakut
Terlontar ke bumiku
Dengan syair kukabarkan, penaka pekabar para Nabi
Cintaku:
awalnya ragawi
akhirnya rohani
2024
***
Pembawa Rahmat
Kami beriman ketika Tuan
telah tiada
Bersusuil-susulan ucapkan syahadat
Dan ajaran Esa
Tiada mati
Kekal abadi
Tuan diutus dengan cinta
Rasul pembawa rahmat
berlimpah karunia
penaka mata air
kami mengangsu
gemercik embun
dengan tangan-tangan daun
Tanam kebajikan
Kebun hijau
Kembang kuning
Buah-buah merah
Kematangan sempurna
Bagi kami (pencinta)
meronta
rindu dendam
cinta bersemi
Penaka Tuhan dan malaikat
Kami pun berselawat
2024
***
Rahmat Tuhan
Aku berdiri di depan pintu neraka surga
(ini setelah sekian banyaknya
satu pun tak dapat kumasuki)
Apa lagi yang kumiliki?
Dunia telah lewat, seperti kilat
begitu cepat
Malaikat melihatku
melihat pintu, melihat ke pintu
di belakangku antrean mengular panjang
tapi orang-orang begitu sabar
(dengan) wajah terpancar samudra wudu
kepadaku ia bertanya,
“Apa kamu bawa kuncinya?”
(dengan) pasrah dan berserah
kepadanya aku menjawab,
“Aku tak membawa apa pun kecuali kalimat,
Lâ ilâha ilallâh Muhammad Rasûlullâh.”
Terdengar bunyi yang lebih lembut dari jatuhnya embun di daun
Pintu surga terbuka, lebar
luas tak bertepi
Rahmat Tuhan, Rahmat Tuhan
Allah, Allah, Allah
Ya Muhammad
2024
**
Faris Al Faisal, penyair. Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Indramayu dan Ketua Lembaga Basa lan Sastra Dermayu. Penerima Anugerah Seni dan Budaya Kategori Bahasa dari Pemerintah Kabupaten Indramayu Tahun 2024.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.