Pengunjuk rasa pro-Palestina membawa poster melawan genosida dalam protes di Paris, Prancis, 13 November 2024. | EPA-EFE/MOHAMMED BADRA

Internasional

Kecaman Mengalir dari Eropa untuk Israel

PM Spanyol menyebut Israel sebagai negara genosida.

MADRID – Kecaman terhadap Israel terus berdatangan, utamanya dari negara-negara di Eropa. Nyaris tak ada lagi dukungan untuk tindakan Israel menyerang dan membuat kelaparan di Gaza.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyebut Israel sebagai “negara pelaku genosida” ketika berbicara di parlemen Spanyol pada Rabu. Ia menegaskan bahwa Madrid “tidak melakukan bisnis” dengan negara tersebut.

Selama sesi tanya jawab parlemen di Madrid, Pedro Sanchez menanggapi kritik dari Gabriel Rufian, seorang anggota parlemen Catalan, yang menuduh pemimpin Sosialis itu mempertahankan hubungan dagang dengan Israel meskipun terjadi perang Gaza.

"Saya ingin memperjelas satu hal di sini, Tuan Rufian. Kami tidak berbisnis dengan negara yang melakukan genosida, kami tidak melakukannya," Sanchez menegaskan dikutip Anadolu, kemarin.

Menurut laporan media Spanyol, ini adalah pertama kalinya Sanchez menyebut Israel sebagai “genosida,” sebuah istilah yang sering digunakan oleh partai-partai sayap kiri di negara tersebut untuk merujuk pada negara Yahudi tersebut atas tindakannya selama perang di Gaza, dan sebuah istilah yang ditolak mentah-mentah oleh Israel.

Spanyol sudah lama mengkritik kebijakan Israel terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, dan telah membuat marah Yerusalem karena mengakui negara Palestina pada Mei lalu, seperti yang dilakukan Norwegia dan Irlandia.

Pemerintahan Sanchez baru-baru ini membatalkan kontrak pembelian amunisi bagi kepolisiannya dari sebuah perusahaan Israel, karena menyerah pada tekanan dari mitra koalisi junior sayap kirinya, Sumar, setelah perusahaan tersebut mengancam akan membubarkan pemerintah.

Pemerintahan Sanchez berjanji untuk berhenti menjual senjata ke Israel segera setelah 7 Oktober 2023. Sejak itu, lebih dari 52.000 orang telah syahid akibat serangan Israel ke Jalur Gaza. Kebanyakan dari korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Tahun lalu, pemerintah Spanyol memperluas komitmennya dengan memasukkan pembelian senjata dari Israel. Serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza dan berlanjutnya blokade bantuan telah memicu meningkatnya kecaman, termasuk dari negara-negara yang sebagian besar mendukung Israel setelah pembantaian Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang.

photo
Suporter Real Madrid memegang bendera Palestina usai pertandingan final Liga Champions antara Borussia Dortmund dan Real Madrid di stadion Wembley di London, Sabtu, 1 Juni 2024. - (AP Photo/Kin Cheung)

Komentar Spanyol tersebut memicu kemarahan di Israel, dan Kementerian Luar Negeri memanggil duta besar Spanyol untuk Israel untuk meminta ganti rugi. “Menyusul pernyataan keras yang dibuat oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, duta besar Spanyol untuk Israel telah dipanggil untuk pertemuan teguran di Kementerian Luar Negeri di Yerusalem besok,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan dalam sidang parlemen bahwa situasi kemanusiaan di Gaza “semakin dramatis dan tidak dapat dibenarkan.” Ia menekankan bahwa ia telah berulang kali mendesak Israel untuk menemukan cara untuk mengakhiri konflik tersebut.

“Ini adalah permintaan yang saya perbarui hari ini dalam menghadapi situasi kemanusiaan di Gaza yang tidak sulit saya definisikan sebagai permintaan yang semakin dramatis dan tidak dapat dibenarkan,” kata Meloni.

Pemerintahan Italia, meskipun tidak terlalu bermusuhan dibandingkan pemerintahan Spanyol, semakin vokal menentang tindakan Israel di Gaza selama perang, dan telah berulang kali menyerukan gencatan senjata, kesepakatan pembebasan sandera, dan diakhirinya blokade bantuan Israel di Jalur Gaza.

photo
Orang-orang mengambil bagian dalam unjuk rasa pro-Palestina di luar Stasiun Pusat di Milan, Italia, 24 Februari 2024. - (EPA-EFE/MATTEO CORNER)

Gaza belum menerima bantuan apapun selama lebih dari dua bulan di tengah blokade Israel, sehingga menyebabkan situasi kemanusiaan yang mengerikan, menurut kelompok bantuan di lapangan.

Kanselir Jerman Friedrich Merz juga mengeluarkan pernyataan tentang Gaza pada hari Rabu. Ia mengatakan mendesak semua pihak untuk menghindari “kelaparan” di wilayah tersebut.

Meskipun para pejabat Israel membantah bahwa kelaparan saat ini sedang terjadi di Gaza, sebuah laporan baru-baru ini mengatakan bahwa beberapa perwira di militer Israel telah menyimpulkan bahwa Gaza dapat menghadapi kelaparan yang meluas jika pengiriman bantuan makanan tidak dilanjutkan dalam beberapa minggu mendatang, mengutip tiga pejabat pertahanan Israel yang mengetahui kondisi di Jalur Gaza.

Dengan nada yang berbeda dari rekan-rekannya di Spanyol dan Italia, Merz mengatakan bahwa Jerman berdiri di sisi Israel, namun menekankan bahwa “kami mengharapkan upaya untuk memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan bagi penduduk di Gaza yang penderitaannya kami lihat, terutama di kalangan anak-anak, wanita dan orang tua.”

photo
Seseorang ditahan oleh petugas polisi saat demonstrasi pro-Palestina oleh kelompok Koalisi Mahasiswa Berlin di halaman teater universitas Freie Universität Berlin di Berlin, Jerman, Selasa, 7 Mei 2024. - (AP Photo/Markus Schreiber)

“Ini adalah kewajiban kemanusiaan bagi semua pihak… dan saya tekankan, bagi semua pihak – bahwa kelaparan di wilayah ini dapat dicegah sesegera mungkin,” kata Merz.

Merz juga mengatakan dia berharap akan ada “negosiasi yang berhasil untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera” yang masih ditahan oleh Hamas, termasuk mereka yang berkewarganegaraan Jerman. Ia mengatakan bahwa Israel harus mengkalibrasi tindakan militernya untuk memastikan semua tawanan yang masih hidup dapat kembali ke rumah dalam keadaan hidup.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu juga menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung Hamas melawan Israel dan menyuarakan “fitnah berdarah” terhadap negara Yahudi tersebut. Ia mengatakan ini sehari setelah pemimpin Prancis tersebut mengkritik keras kebijakan Israel di Gaza, yang semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara Yerusalem dan Paris.

“Macron sekali lagi memilih untuk memihak organisasi teroris Islam yang kejam dan menggemakan propaganda kejinya, menuduh Israel melakukan pencemaran nama baik,” kata Kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (republikaonline)

Menteri Pertahanan Israel Katz juga membalas Macron pada hari Rabu, merujuk pada keputusan Prancis untuk berkolaborasi dengan Nazi Jerman selama Holocaust. "Kami ingat betul apa yang terjadi pada orang-orang Yahudi di Prancis ketika mereka tidak bisa membela diri. Presiden Macron seharusnya tidak menguliahi kami tentang moralitas," kata Katz dalam sebuah pernyataan.

Berbicara kepada televisi Prancis pada hari Selasa, Macron mengatakan bahwa pemerintah Israel menahan bantuan ke Gaza “memalukan” dan menyarankan agar Presiden AS Donald Trump mengancam embargo senjata untuk menekan Netanyahu.

“Apa yang dilakukan pemerintahan Benjamin Netanyahu tidak dapat diterima… tidak ada air, tidak ada obat, yang terluka tidak bisa keluar, dokter tidak bisa masuk. Apa yang dia lakukan sangat memalukan,” kata Macron kepada televisi TF1.

"Kami membutuhkan Amerika Serikat. Presiden Trump punya pengaruh. Saya sudah menyampaikan kata-kata keras kepada Perdana Menteri Netanyahu. Saya marah, tapi mereka [Israel] tidak bergantung pada kami, mereka bergantung pada senjata Amerika," tambahnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Negara Teluk Desak Penghentian Perang di Gaza

Presiden Trump sepakat perang di Gaza harus dihentikan.

SELENGKAPNYA

Edan Bebas, Netanyahu Ditekan

Trump menyatakan pembebasan Edan adalah awal dari akhir perang brutal di Gaza.

SELENGKAPNYA

Rencana Netanyahu Terbongkar

Netanyahu disebut sengaja memperpanjang perang di Gaza untuk tetap berkuasa.

SELENGKAPNYA