Ilustrasi sebuah orkestra di Hungaria | MTI

Internasional

Korona dan Pesan Hangat Lewat Orkestra Maya

Di tengah pandemi Korona, National Orchestra of France bermain musik secara daring.

 

Pertunjukan orkestra tidak selalu dinikmati dengan setelah resmi atau gaun di dalam balai pertemuan megah. Saat virus korona menyebar, cara menikmati musik pun beradaptasi.

Berbekal layanan internet, musisi beramai-ramai mengisi pendengaran setiap orang ketika karantina dan jaga jarak sosial yang diterapkan. Lihat saja permainan National Orchestra of France yang menggabungkan para pemain musiknya yang terpisah di rumah masing-masing untuk membawakan alunan "Bolero".

Serempak mereka mengirim pesan kepada pencinta musik: Kami masih di sini untuk Anda. Maka jadilah orkestra dunia maya.

"Bagi kami, masyarakat sangat penting. Tanpa publik, kami tidak benar-benar ada," kata pemain timpani, Didier Benetti.

Seperti membangun teka-teki musik, orkestra asal Prancis ini menggunakan keajaiban teknologi untuk menyatukan pemandangan dan suara para musisi. Mereka merekam masing-masing dan digabungkan menjadi satu video utuh berdurasi 4.46 menit yang dibagikan di Youtube.

Video yang diunggah sejak Ahad (30/3) ini menjaring lebih dari 899 ribu penonton hingga Rabu (2/4). Warganet pun tidak segan-segan membagikan tautan video ke akun media sosial untuk menunjukkan permainan orkestra luar biasa itu.

Pertunjukan dimulai dengan tiga sosok musisi, pemain cello, pemain biola, dan pemain perkusi dengan tulisan "Stay Home" di drumnya. Seorang pemain suling bergabung, ia tampil seakan menyihir. Ia tampaknya bermain di ruang tamunya.

Hal yang unik dari sajian pertunjukan musik itu adalah sosok Benetti yang tidak memainkan alat musik yang biasa digunakannya. Ketika Prancis dikunci pada 17 Maret, Benetti tidak bisa membawa timpani--sejenis alat perkusi besar--ke rumah.

Maka, tidak seperti musisi lain yang asyik memainkan alat musik, Benetti harus berimprovisasi untuk video. Dengan antusias dia berpura-pura memukul-mukul dua kursi di ruang tamu dengan sendok sayur dan sendok kayu.

Bagi Benetti, pertunjukan untuk video itu sangat menghiburnya. Namun, tetap saja tak mengalahkan tampil bersama-sama di atas panggung.

Karantina memiliki sisi positif yang tidak terduga. "Kami mulai menyadari bahwa kami benar-benar saling membutuhkan. Musik berbagi," ujar Benetti.

Kekuatan suara dari musisi yang memainkan alat musik semakin banyak bergabung, sampai mereka terkumpul menjadi 50 orang. Terpisah, tetapi menjadi satu alunan indah yang memberikan harapan di tengah wabah. Benetti menata ulang karya komposer Prancis Maurice Ravel, memotongnya dari 15 menit menjadi empat menit saja. Upaya ini dilakukan agar biasa pas dan mudah ketika disebarkan melalui media sosial.

Sendok kayu untuk drum

Para musisi yang terlibat mendapatkan lembaran musik dari surel yang telah dibagikan. Mereka juga mendapat trek audio untuk didengarkan melalui headphone saat bermain alat musik.

Audio tersebut termasuk rekaman sebelumnya dari musik dan suara detak metronom, untuk membantu menjaga tempo. Cara ini yang membuat alunan "Bolero" dibawakan bisa seirama dengan sempurna, meskipun mereka tersebar di mana-mana ketika memainkannya.

Untuk mendapatkan video yang utuh, musisi yang terlibat merekam diri sendiri selama empat hari di pekan terakhir bulan Maret. Mereka tidak diharuskan merekam di dalam ruangan atau tempat khusus. Kondisi ini yang membuat gambaran dari setiap musisi berbeda.

Seorang pemain biola bermain di luar ruangan dengan pemandangan laut yang indah sebagai latar belakangnya. Sebagian besar yang lain memfilmkan diri di dalam rumah, entah di kamar, ruang tamu, teras, sehingga membuat pertunjukan terasa sangat akrab.

Mereka pun tidak seperti pertunjukan biasanya yang diharuskan mengenakan setelah jas atau gaun saat memainkan musik di dalam hall. Tanpa dasi hitam, tidak ada baju resmi, musisi memilih pakaian kasual, dengan kemeja terbuka, kaus oblong, dan celana jins.

Produser video dan penata suara bernama Dimitri Scapolan menjadi dalang dalam menautkan keberagaman video itu menjadi satu. Tengah malam dia menyatukan rekaman masing-masing musisi menjadi video musik dengan visual yang sangat apik dan audio yang menyatu. Untuk suara yang lebih halus, Scapolan juga memadukan audio dari pertunjukan sebelumnya yang direkam orkestra sebelum virus korona mengubah dunia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat