Warga melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya di Jalan Juanda, Jakarta, Rabu (11/12/2019). | GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO

Ekonomi

Jiwasraya Bayarkan Klaim 15 Ribu Nasabah

 

JAKARTA -- Pemerintah menepati janjinya untuk membayarkan klaim nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada Maret. Pada Selasa (31/3), Jiwasraya mulai membayarkan klaim tahap pertama untuk 15 ribu nasabah tradisional dengan total nominal Rp 470 miliar.

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan, pembayaran tahap awal ini merupakan wujud komitmen perseroan dan pemegang saham, yakni Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Namun, karena ketersediaan dana yang terbatas, pembayaran tahap pertama pada akhir Maret dilakukan untuk sebagian polis tradisional yang telah diverifikasi berdasarkan jumlah nominal klaim dan lamanya penundaan pembayaran.

Sementara, pembayaran kepada pemegang polis tradisional lainnya dan pemegang polis produk saving plan baru akan dilakukan setelah memperoleh ketetapan mengenai tahapan, besaran, jadwal, dan jangka waktu pembayaran. Ia mengatakan, hal tersebut sedang dalam pembahasan bersama antara manajemen Jiwasraya dengan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan regulator.

"Perseroan memiliki iktikad baik dan berkomitmen melakukan pembayaran kewajiban. Pemegang polis diharapkan untuk tetap bersabar," kata Hexana dalam konferensi pers digital di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (31/3).

photo
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko (tengah) bersama Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga (kiri) dan Analis senior bidang Perasuransian Irvan Rahardjo (kanan) menjadi pembicara pada acara diksusi Penyelesaian Gagal Bayar Jiwasraya di komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (15/1/2020). - (MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO)

Pembayaran tahap awal dilakukan untuk nasabah dengan jumlah klaim yang kecil. Dana yang didapat Jiwasraya untuk membayar klaim berasal dari likuidasi aset-aset finansial Jiwasraya, seperti obligasi.

Saat ini, kata Hexana, Jiwasraya tengah menyusun langkah-langkah untuk membayar klaim pemegang polis tradisional lainnya dan pemegang polis saving plan. "Kita sedang finalisasi skemanya seperti apa. Akan dibayar sesuai dengan skema penyelesaian yang diputuskan," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, ia juga sempat menyinggung soal penyebab gagal bayar yang dialami Jiwasraya. Hexana mengakui, Jiwasraya sejak lama mengalami mismanajemen dalam pengelolaan investasi dan desain produk. Hal itu membuat perseroan kesulitan likuiditas dan berujung pada ketidakmampuan membayar klaim pemegang polis sejak 2018. Ketidakmampuan pembayaran klaim pemegang polis tecermin dari ekuitas yang negatif pada laporan keuangan 2018.

Menurut dia, Jiwasraya, Kementerian BUMN, dan Kementerian Keuangan telah membentuk tim gabungan untuk melaksanakan program penyelamatan dan penyehatan perseroan. Jiwasraya juga sedang melakukan sejumlah aksi korporasi sebagai upaya menyehatkan keuangan perseroan.

Jiwasraya bakal melepas aset-aset perusahaan, salah satunya Cilandak Town Square (Citos). Untuk Citos, kata Hexana, Jiwasraya telah menerima uang muka senilai Rp 1,4 triliun sejak 2018.

Hexana enggan mengungkap siapa pembeli Citos, termasuk saat disinggung mengenai konsorsium BUMN konstruksi dan PT Bahana Pembina Usaha Indonesia (persero) atau BPUI sebagai pembeli Citos. Menurut dia, proses penyampaian pembeli Citos kepada publik masih memerlukan sejumlah tahapan, baik persoalan tata kelola maupun aspek legal. Namun, Hexana memastikan pembeli Citos tetap merupakan perusahaan milik negara.

Kendati demikian, ia memastikan pihak yang membeli Citos merupakan perusahaan BUMN. "Kita memakai yang paling sederhana saja, diberikan pada antar-BUMN, jadi tidak dilakukan kepada umum," ucap Hexana.

Selain penjualan aset, perseroan terus mematangkan proses penjualan saham anak usaha, PT Jiwasraya Putra, kepada mitra strategis. Hexana menyebut sudah ada pihak investor yang terpilih sebagi pembeli saham Jiwasraya Putra.

"Sekarang ini tinggal selesaikan masalah administrasi, tapi aksi korporasi tidak bisa umumkan sampai ada tanda tangan. Semoga dalam dua atau tiga bulan selesai," katanya.

Diapresiasi

Salah satu nasabah polis tradisional Jiwasraya, Darsono, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang menunaikan komitmennya untuk membayarkan klaim mulai Maret. Apalagi, energi para menteri sedang terkuras untuk menghadapi pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah ini positif, bagus. Terima kasih bisa cair. Saya percaya kebijakan pemerintah untuk memenuhi polis nasabah," ujar Darsono, di Jakarta, Selasa (31/3).

Meski tak menyebut besaran klaimnya, Darsono berharap pemerintah bersama manajemen Jiwasraya terus mematangkan skenario dalam menyelesaikan semua tunggakan kepada nasabah. Darsono meyakini, pemerintah memiliki kemampuan dalam mengembalikan dana nasabah.

"Saya mengapresiasi komitmen pemerintah dengan dicairkan asuransi saya. Harapan saya ke depan, pemerintah dan manajemen Jiwasraya mampu memenuhi polis nasabah, saya masih punya klaim (yang lain)," kata Darsono.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengikuti rapat dengan panitia kerja (Panja) di ruangan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (29/1). - (Republika/Prayogi)

Nasabah produk saving plan, Machril, tak mempermasalahkan meskipun pembayaran klaim dilakukan secara bertahap. Hal yang penting, kata dia, pemerintah mulai merealisasikan janjinya untuk memulai pembayaran pada akhir Maret. "Memang pemerintah memenuhi janji pada akhir Maret, itu oke," ujar Machril.

Machril berharap pemerintah memberikan informasi yang jelas kepada para nasabah saving plan. Sebab, para nasabah menunggu sekira satu setengah tahun untuk pengembalian dana. Ia berharap pemerintah segera menginformasikan langkah-langkah startegis berikutnya untuk membayar klaim nasabah saving plan.

Direktur Riset Center of Reform on Economic (CORE) Piter Abdullah menilai, pencairan nasabah memberikan optimisme dan kepercayaan bahwa dunia asuransi Indonesia secara perlahan menunjukkan perbaikan. Tak hanya bagi asuransi, pencairan dana nasabah Jiwasraya juga menjadi angin segar bagi ekonomi nasional yang sedang menghadapi dampak pandemi korona.

"Kita menyambut baik pencairan dana nasabah Jiwasraya ini. Pencairan ini setidaknya bisa menahan ketidakpercayaan pada industri asuransi," ujar Piter di Jakarta, Selasa (31/3).

Piter mengatakan, Jiwasaraya memang membutuhkan waktu untuk bangkit sepenuhnya. Setidaknya, kata Piter, pencairan tahap pertama menandakan bentuk tanggung jawab dan iktikad baik perusahaan untuk menyelesaikan kewajibannya kepada nasabah.

"Kita harapkan pencairan ini kemudian berlanjut sehingga semua klaim nasabah bisa dibayarkan," kata Piter. Piter optimistis, jika seluruh pencairan dana berlangsung lancar, kepercayaan publik akan kembali sepenuhnya. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat