Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan saat wawancara khusus bersama Republika di Jakarta, Kamis (17/10). | Republika/Putra M. Akbar

Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Meleset

Pemerintah menyiapkan stimulus ketiga untuk bidang kesehatan. 

 

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksi, ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 hanya dapat tumbuh dalam rentang 4,5 sampai 4,9 persen. Proyeksi tersebut lebih lambat dibandingkan keran realisasi pertumbuhan ekonomi periode yang sama pada tahun lalu, yakni 5,07 persen.

Meski melambat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prediksi di bawah 5 persen bagi ekonomi Indonesia relatif masih baik di tengah dinamika ekonomi global saat ini, khususnya di tengah perlambatan ekonomi Cina sebagai ekonomi terbesar dunia yang berdampak pada banyak negara.

"Kalau di Cina, sudah negatif dalam. Di beberapa negara sudah negatif, tapi kita masih bisa bertahan," ujar Sri dalam konferensi pers melalui live streaming, Rabu (18/3).

Sri menyebutkan, ekonomi global kini sedang mengalami risiko penurunan. Sebelumnya, lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) memprediksi ekonomi global mampu membaik dibandingkan dengan tahun lalu yang di bawah 3 persen.

 
Kemudian, OECD menurunkan proyeksinya sebesar 0,5 basis poin menjadi 2,4 persen. Ini dengan asumsi wabah Covid-19 di Cina hanya berlangsung selama satu kuartal dan tidak menyebar signifikan ke negara lain.
   

Namun, apabila wabah tersebut lebih lama dan intensif di banyak kawasan, pemotongan pertumbuhan ekonomi menjadi semakin intensif, yakni menjadi 1,5 persen. “Ini penurunan sangat drastis kalau kita lihat di ekonomi dunia terlemah sejak krisis global 2008-2009,” kata Sri.

Berdasarkan proyeksi OECD, ekonomi Indonesia sepanjang 2020 pun ikut melambat ,yakni menjadi 4,8 persen. Sri menyebutkan, revisi ke bawah itu karena Cina menjadi mitra dagang utama Indonesia, terutama dari sisi perdagangan. Oleh karena itu, kemampuan Cina untuk menyembuhkan dirinya sendiri sangat menentukan situasi ekonomi Indonesia ke depannya.

Sri mengatakan, Kemenkeu masih belum bisa memberikan proyeksi ekonomi sepanjang 2020. Sebab, banyak kemungkinan yang bisa terjadi dan memengaruhi prediksi pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun. "Ini masih belum kita pelajari nantinya seperti apa pengaruhnya ke keseluruhan," ujarnya.

Sebelum ada wabah Covid-19, kuartal kedua kerap kali menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat ada momentum Ramadhan dan Lebaran. Namun, Sri menilai konsumsi kemungkinan akan tertahan pada tahun ini dan bisa meredam laju ekonomi dari faktor dalam negeri.

Stimulus ketiga

Kemenkeu mencatat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sampai dengan akhir Februari mengalami defisit Rp 62,8 triliun atau 0,37 persen terhadap PDB. Pendapatan negara tercatat sebesar Rp 216,6 triliun, sementara belanja negara memiliki angka lebih besar, yakni Rp 279,4 triliun.

Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai defisit yang dialami APBN per Februari ini tumbuh 16,2 persen. Pada Februari 2019, defisit APBN sebesar Rp 54 triliun atau 0,34 persen dari PDB.

Pelebaran defisit disebabkan pendapatan negara, terutama dari sisi pajak, mengalami kontraksi, sedangkan belanja negara terus tumbuh. Terlihat, penerimaan pajak pada Februari tumbuh negatif 5,0 persen menjadi Rp 152,9 triliun dari sebelumnya, Rp 160,9 triliun pada periode sama tahun lalu.

Pemerintah kini sedang menggodok paket stimulus ketiga untuk mendorong ekonomi Indonesia di tengah tekanan Covid-19. Sri menyebutkan, poin utama yang akan masuk dalam paket itu adalah bidang kesehatan.

Sri memastikan, Kemenkeu akan segera mengalirkan dana ke segala kebutuhan di bidang kesehatan melalui paket stimulus ketiga tersebut. Hanya saja, ia belum dapat memastikan nominal dan kelompok masyarakat yang ditargetkan. “Kita sudah berikan surat edaran dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menghitung semuanya, Kementerian Kesehatan juga,” ujarnya.

Salah satu poin yang masuk dalam aspek kesehatan adalah peningkatan kapasitas rumah sakit dan kebutuhan peralatan kesehatan, seperti alat pelindung diri (APD) dan masker. Sri mengatakan, Kemenkeu sedang menunggu perhitungan kebutuhan ini untuk bisa memformulasikan stimulus yang tepat sasaran dan efektif.

Direktur Jenderal Kemenkeu, Askolani, mengatakan, dengan stimulus yang ada, pemerintah menetapkan target pelebaran defisit sampai dengan 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau lebih lebar dari asumsi makro di Undang-Undang APBN 2020 sebesar 1,76 persen dari PDB. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat