Produksi hulu migas berlangsung di Anjungan Central Plant dan Anjungan Bravo Flow Station PHE ONWJ, lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Senin (3/4/2023). | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Ekonomi

Pertamina Genjot Produksi Migas

Produksi migas Pertamina tumbuh sekitar 7 persen dalam satu dekade terakhir.

JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyatakan telah merogoh kocek hingga 30 miliar dolar AS sepanjang periode 2014-2023 untuk investasi di sektor hulu migas. Investasi itu dilakukan untuk memacu produksi migas demi memenuhi kebutuhan nasional.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Chalid Said Salim menjelaskan, dari tahun ke tahun ada target produksi yang dipegang oleh Pertamina dan tantangannya adalah Pertamina juga harus menahan natural decline. Oleh karena itu, investasi yang dibutuhkan juga terus bertumbuh.

"Tren investasi itu sangat terlihat bahwa kegiatan dari kita ini cukup masif total yang sudah dikeluarkan ini sudah 30 miliar dolar AS untuk menjaga produksi migas nasional," kata Chalid di Komisi VII DPR RI, Selasa (28/5/2024).

Adapun dari realisasi investasi tersebut, total sumur yang sudah dibor perusahaan baik itu sumur eksplorasi maupun eksploitasi hingga kini telah mencapai 3.329 sumur. Selain itu, ia membeberkan tren produksi migas perusahaan saat ini juga terus mengalami pertumbuhan.

photo
PHE ONWJ, selaku anak perusahaan Pertamina di Subholding Upstream Regional Jawa, menggelar pipa penyaluran migas bawah laut di ECHO Area. - (Dok Humas PHE ONWJ)

Adapun produksi perseroan pada 2023 berada di level 1,044 juta barel setara minyak per hari (boepd) naik pesat apabila dibandingkan tahun 2014 yang hanya tercatat 549 ribu boepd.

"Kontribusi tahun 2023 produksi yang dihasilkan dari Pertamina blok ini 69 persen dari produksi nasional dan gas 34 persen dari produksi nasional. Pertumbuhan tadi sudah dijelaskan 2023 tumbuh 7 persen, kalau kita breakdown," kata dia.

Investasi tersebut pun membuahkan hasil. Dirut Pertamina Nicke Widyawati menambahkan produksi minyak dan gas bumi (migas) Pertamina mengalami peningkatan sekitar tujuh persen dalam satu dekade terakhir. “Produksi migas Pertamina itu ada kenaikan sekitar 6–7 persen,” ujar Nicke.

Nicke menegaskan bahwa peningkatan produksi migas yang dialami oleh Pertamina terjadi meskipun produksi migas secara nasional mengalami penurunan sekitar 2 persen. Hasil produksi tersebut, kata dia, diperoleh dari blok-blok yang dikelola oleh Pertamina.

Adapun blok-blok tersebut meliputi Rokan, Masela, East Natuna, Bunga, Peri Mahakam, Tambahan P1 West Qurna dan extension MLN Algeria. “Produksi kami untuk minyak sebesar 69 persen dari kontribusinya (untuk nasional),” kata Nicke.

Pengamat ekonomi dan bisnis dari Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi menilai Pertamina sukses mengelola dua blok raksasa, yakni Blok Rokan dan Blok Mahakam. Kartabi memandang prestasi yang dicapai Pertamina di kedua blok tersebut layak diapresiasi. 

Kartabi menilai keberhasilan tersebut tidak hanya menunjukkan kemampuan Pertamina dalam mendukung ketahanan dan kemandirian energi, tetapi sekaligus menjadi simbol bagi kebangkitan energi nasional. 

"Peningkatan produksi yang dilakukan Pertamina melalui blok raksasa itu sangat mendukung ketahanan energi dalam negeri," kata Kartabi kepada wartawan, Selasa (28/5/2024). 

photo
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di Jakarta, Senin (2/10/2023).- (Republika/Putra M. Akbar)

Kartabi menyebut kemampuan Pertamina dalam menjalankan operasi dan bisnis hulu migas di Blok Rokan dan Mahakam dapat membawa semangat baru dan simbol kebangkitan nasional. Terutama untuk mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional. 

"Tentu bisa menjadi kebangkitan energi nasional, meski tidak mudah mewujudkannya," ucap Kartabi. 

Menurut Kartabi, kinerja positif hulu migas Pertamina tersebut tentu memiliki dampak besar. Tidak hanya pada pencapaian target lifting migas dalam APBN, tetapi juga terhadap indikator makro ekonomi, baik fiskal maupun moneter. 

Pencapaian Pertamina itu, lanjut Kartabi sesuai dengan roadmap ketika kedua blok ini itu diambil alih Pertamina. Keberhasilan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan sejumlah pihak yang awalnya meragukan Pertamina mampu mengelola kedua blok raksasa itu.  

Oleh karena itu, Kartabi mengingatkan Pertamina tidak cepat puas dengan capaian saat ini. Ke depannya Kartabi berharap Pertamina terus berinovasi agar upaya pengeboran sumur baru di kedua blok raksasa tersebut dapat dikombinasikan dengan produksi sumur-sumur mature yang ada saat ini. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat