Sejumlah tembakau yang sudah dilinting di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional. Dengan harga berki | Republika/Putra M. Akbar
Pedagang mengambil kertas papir di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional. Dengan harga berkisar Rp | Republika/Putra M. Akbar
Warga saat melinting tembakau di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional. Dengan harga berkisar Rp 15 | Republika/Putra M. Akbar
Toples berisi berbagai macam jenis tembakau yang dijual di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional. D | Republika/Putra M. Akbar
Pedagang menyiapkan tembakau untuk dilinting di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional. Dengan harga | Republika/Putra M. Akbar
Pedagang memperlihatkan tembakau yang dijual di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional. Dengan harga | Republika/Putra M. Akbar

Peristiwa

Toko Tembakau Jadi Alternatif Rokok Murah

Per ons tembakau bisa membuat sekitar 80-90 batang rokok linting dewe.

Sejumlah tembakau yang sudah dilinting di Kedai Tembakau Kemang, Bangka, Jakarta, Senin (25/12/2023). Usaha tembakau linting yang dirintis sejak 2021 tersebut menjadi alternatif pilihan bagi perokok di kenaikan harga rokok konvensional.

Dengan harga berkisar Rp 15 ribu-Rp 25 ribu per ons tersebut bisa membuat sekitar 80-90 batang rokok. Kedai tersebut menyediakan 100 rasa dan jenis tembakau serta 20 macam cengkeh yang dapat diracik sendiri sehingga pembeli dapat mendapatkan cita rasa rokok yang berbeda.

Tren rokok di Indonesia saat ini, menurut Gea, masih mengkhawatirkan, baik pada kalangan remaja maupun dewasa. Dia mengungkapkan, empat dari 10 remaja di Indonesia menyatakan pernah mencoba produk tembakau.

"Sedangkan satu dari lima remaja Indonesia mengaku adalah perokok aktif. Kedua data ini bersumber dari survei nasional Global Youth Tobacco Survey tahun 2019. Untuk dewasa, Global Adult Tobacco Survey tahun 2021 menemukan bahwa sepertiga dari penduduk usia di atas 15 tahun adalah perokok aktif," paparnya.

CISDI, melalui FGD yang telah digelar itu, menyadari bahwa peredaran rokok linting juga menjadi ancaman. Karena ketika cukai rokok pada setiap bungkusnya itu dinaikkan, tetapi masih menjamur rokok lintingan, tentu masih bisa dibeli oleh anak-anak. Sehingga, ada pilihan rokok murah untuk kalangan anak-anak remaja.

Gea mengatakan, kenaikan cukai rokok memberikan pagar agar rokok atau produk tembakau tidak terjangkau lagi terutama oleh anak-anak. Namun, persoalannya, banyak remaja yang memiliki alternatif lain untuk merokok.

Kemudian, skenario ketiga menyoroti pelarangan iklan produk tembakau. Data transaksi antar sektor yang komprehensif digunakan untuk melihat dampak pada sektor periklanan.

Hasilnya, dengan dampak negatif terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar -0,03 persen. Namun, jika ketiga pasal terkait zat aditif dalam RPP tersebut diterapkan bersamaan, dampaknya bisa mencapai -0,53 persen, dengan nilai PDB Indonesia berpotensi kehilangan Rp 103 triliun.

Lebih lanjut Heri menekankan bahwa penurunan produksi dan permintaan di sektor IHT tidak hanya berdampak pada sektor tersebut, tetapi juga merembet ke sektor-sektor terkait, termasuk penurunan keluaran atau output industri rokok sebesar 26,49 persen dan penurunan tenaga kerja sebesar 10 persen.

Meskipun ada klaim bahwa penerapan RPP Kesehatan dapat menghemat biaya kesehatan hingga Rp 34 triliun, Indef mencatat bahwa kerugian ekonomi yang dihasilkan mencapai Rp 103 triliun, mengindikasikan keseimbangan yang rentan dalam formulasi kebijakan.

"Kita ingin mengedepankan kesehatan, tetapi tidak dengan cara yang sporadis, karena akan menimbulkan guncangan yang lebih besar di sisi ekonomi," kata Heri. ';