Kerajinan topeng teronggok di Pusat Kerajinan Topeng Karya Manunggal, Desa Wisata Bobung, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. | Wihdan Hidayat / Republika

Safari

Menyambangi Dusun Seribu Wajah

Menengok kerajinan topeng klasik di Dusun Bobung.

Seharian saya menghabiskan waktu dan menikmati serunya mengunjungi situs Gunung Api Purba Nglanggeran. Target berikutnya, yakni Dusun Bobung, sebuah dusun di wilayah Desa Putat, masih di Kecamatan Patuk.

Dari Desa Nglanggeran, dusun ini hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer ke arah Sambipitu. Dusun dengan potensi kerajinan topeng serta berbagai kerajinan dari kayu lainnya ini telah dikelola menjadi sebuah desa wisata.

Dari kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran, butuh waktu 10 menit untuk mencapai gapura Dusun Bobung. Gapura ini mudah ditemui, dari jalur utama Nglanggeran- Sambipitu posisinya ada di sisi kiri jalan.

Pada gapura bercat biru ini tertulis jelas “Selamat Datang di Desa Wisata Kerajinan Kayu Dusun Bobung”. Sedangkan, di sisi kanan dan kiri gapura ini terdapat papan petunjuk arah bertuliskan “Bubung 0,5 km”.

photo
Pekerja mengecat kerajinan truk dari kayu di Pusat Kerajinan Topeng Karya Manunggal, Desa Wisata Bobung, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Sambutan Hangat

Berdasarkan papan petunjuk arah ini, saya pun memasuki jalan utama dusun yang asri oleh rimbun pepohonan tanaman keras, seperti jati, mahoni, dan tanaman perkebunan rakyat lainnya.

Sebelum sampai di pemukiman warga, saya disambut oleh suara gemericik air yang ditimbulkan oleh bendungan irigasi Desa Bobung. Jalan utama menuju pemukiman warga melintas di atas bendungan ini.

Tiba di kawasan permukiman, suasananya sangat tenang dan tak jauh berbeda dengan pedukuhan atau pedesaan lainnya. Hanya saja saat melintas di jalan utama dusun ini, ada pemandangan khas yang jamak saya temui.

Warga, baik tua, muda, laki- laki, maupun perempuan, tengah melakukan aktivitas membuat kerajinan kayu, seperti menatah, menyerut, hingga menyungging kayu untuk dijadikan kerajinan.

photo
Perajin membuat batik kayu di sentra kerajinan kayu Bobung, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta. - (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Mereka melakukannya baik di teras-teras rumah maupun bengkel kerja sederhana di samping bangunan utama rumah mereka. Tangan- tangan mereka begitu terampil menyungkil, menyerut, dan memahat kayu untuk dijadikan barang bernilai seni dan ekonomis baginya.

Yang tak kalah mengagumkan, mereka begitu ramah memberikan salam sebagai bentuk penyambutan terhadap tamu yang datang. Di antara mereka bahkan memersilakan saya—yang sudah menenteng kamera—untuk mampir, sekadar melihat produk kerajinan mereka.

Sayang untuk melewatkan kesempatan seperti ini. Sebagai bentuk penghormatan yang telah diberikan, saya pun menyempatkan untuk menghampiri sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya.

Sebagai dusun yang telah dikelola menjadi sebuah desa wisata, warga Dusun Bubung, sepertinya, telah membudayakan untuk menyambut hangat tamu yang berkunjung.

photo
Perajin membuat batik kayu di sentra kerajinan kayu Bobung, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. - (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Berkembang

Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Bobung Suroso (35 tahun) bercerita, industri kerajinan kayu telah berkembang di dusunnya sejak 1960-an. Khususnya, kerajinan topeng klasik untuk tari topeng Panji (cerita Panji Asmarabangun) atau cerita Klasik Jawa periode Kerajaan Kediri.

Memasuki medio 1990-an, mereka tak hanya membuat topeng klasik, tetapi juga topeng untuk hiasan yang memadukannya dengan sentuhan kesenian membatik.

“Ternyata, topeng hiasan produksi asal Bobung ini juga banyak diminati hingga produksi topeng jenis ini terus berkembang,” ujar Suroso.

Tak hanya topeng hiasan (topeng batik), sentra industri kerajinan kayu ini juga merambah pada pembuatan kerajinan kayu yang lain.

photo
Pekerja mengecat kerajinan truk dari kayu di Pusat Kerajinan Topeng Karya Manunggal, Desa Wisata Bobung, Patuk, Gunungkidul. - (Wihdan Hidayat / Republika)

Alhasil, berbagai jenis kerajinan kayu diproduksi di desa wisata Bobung ini. Seperti, topeng hiasan, patung loro blonyo, nampan, cermin, hingga berbagai kerajinan kayu.

Hasil produksi dari dusun itu pun tak sebatas untuk memenuhi permintaan daerah Yogyakarta, tetapi juga berbagai daerah di Tanah Air, bahkan luar negeri.

Dari topeng, produk kerajinan tersebut berkembang mulai dari kayu gelondongan (mentahan) sampai siap jual. “Namun, untuk produk unggulan kerajinan kayu Dusun Bobung, tetap topeng,” ujarnya.

Ia menambahkan, hingga saat ini kapasitas produksi kerajinan kayu desa wisata Bobung ini mencapai 8.000 buah per bulan dengan total omzet mencapai Rp 3 hingga Rp 4 miliar per tahun.

Tak hanya itu, jumlah perajin juga terus bertambah. Jika di Dusun Bobung sedikitnya ada 150 perajin, sekarang telah berkembang ke dusun lain di sekitarnya dengan jumlah total perajin mencapai 600 orang. 

photo
Perajin membuat batik kayu di sentra kerajinan kayu Bobung, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. - (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Samadi Pertahankan Seni Topeng Klasik

Setelah merekam aktivitas beberapa sudut warga Dusun Bobung, sampailah saya di rumah sederhana milik Samadi (42 tahun). Ia merupakan perajin di dusun ini yang masih bertahan dengan produk topeng klasiknya.

Rumahnya yang sederhana menjadi tempat tinggal sekaligus bengkel kerja menyungkil topeng klasik itu. Ia mengaku bahwa memproduksi topeng klasik tersebut memberikan kepuasan pada batinnya. 

Keahlian membuat topeng klasik sudah mulai langka. Hingga saat ini, kualitas topeng klasik produksi Samadi diakui sangat halus dan detail.

Bahan baku topeng itu berasal dari kayu albasia (sengon), pule, serta kayu terbelo puso. Namun, yang paling banyak diminati topeng kayu terbelo puso.

photo
Dua wisatawan mengunjungi Gua Joglo di Bobung, Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Pengayaan Karakter

Samadi bercerita, awalnya ia membuat 32 tokoh topeng klasik tari Panji. Topeng-topeng itu mewakili 32 karakter berbeda. Namun, dalam perkembangannya karakter ini juga berkembang. “Sekarang untuk topeng klasik tari Topeng Panji, sudah mencapai 60 karakter,” katanya.

Tiap karakter, ia melanjutkan, memiliki warna dan sentuhan yang berbeda-beda. Sehingga, untuk membuat satu karakter topeng, membutuhkan waktu dua sampai lima hari, tergantung dengan tingkat kesulitannya.

Karena itu, satu buah topeng buatannya relatif lebih mahal. Untuk satu topeng mentahan (belum diberi sentuhan warna), harganya berkisar antara Rp 250 ribu hingga Rp 900 ribu.

Jika sudah diberikan sentuhan warna, ia melanjutkan, harganya jauh lebih tinggi, berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 3 juta. Untuk harga tertinggi ini biasanya karena permintaan, misalnya memberikan sentuhan warna emas murni 24 karat. “Khusus untuk sentuhan warna, dipercayakannya kepada Supriadi, juga perajin di Bobung yang memiliki kemampuan menyungging (mewarnai),” ujar Samadi.

Suroso menambahkan, produk topeng klasik ini memiliki pangsa pasar yang terbatas untuk kalangan tertentu saja. Karena itu, nilai ekonomisnya cukup tinggi. Bahkan, topeng klasik buatan Samadi ini telah merambah pasar ekspor.

photo
Seorang pengunjung mengamati topeng Panji yang dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta, Yogyakarta. Pameran Panji dari Bobung tersebut menyuguhkan koleksi topeng panji dari Desa Wisata Bobung, Gunung Kidul, Yogyakarta. - (FOTO ANTARA/Sigid Kurniawan)

Selain topeng klasik tari Topeng Panji, perajin Dusun Bobung, seperti Samadi, juga membuat topeng klasik Panji Cirebonan. “Ini menunjukkan perajin Bobung sudah diakui memiliki keahlian khas dalam membuat topeng klasik,” katanya.

Nasib Kerajinan Topeng ke Depan

Belum banyak terungkap dalam penelitian resmi siapa perintis kerajinan topeng di Dusun Bobung. Namun, sebagian besar perajin mengamini jika kerajinan topeng ini tak dapat dilepaskan dari peran Mbah Karso, pendahulu warga yang juga salah seorang abdi Keraton Yogyakarta.

Dari tokoh tersebut kemudian menurun ke Mbah Wagio dan seterusnya hingga saat ini. Generasi sekarang merupakan generasi perajin yang mendapatkan keahlian secara turun-temurun, namun miskin keahlian pada topeng klasik.

Sehingga, jumlah perajin di Dusun Bobung itu berkembang pesat. Sekitar 80 persen dari warga dusun ini kini memiliki keahlian membuat kerajinan kayu, baik topeng klasik, topeng batik, loro blonyo, dan kerajinan lainnya.  

Di balik pesatnya pertumbuhan perajin tersebut, Suroso melanjutkan, ada satu hal yang masih menjadi ganjalan bagi masa depan kerajinan kayu desa itu. Saat ini produk kerajinan kayu sudah merambah pasar nasional dan bahkan internasional. Seperti, Singapura, Amerika, dan negara- negara Eropa. Hanya saja dalam hal ekspor masih melalui agen trading. Sehingga, ketika produk kerajinan ini sampai ke negara tujuan ekspor, belum mencantumkan nama Bobung.

“Bahkan barang yang keluar walaupun hanya di Yogya, belum punya nama Gunungkidul,” ujar Suroso yang juga pengurus Kopinkra Dusun Bobung ini. 

Disadur dari Harian Republika edisi 16 Juni 2013 dengan reportase dan Bowo S Pribadi

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Senja di Pantai WTC

Penduduk Raja Ampat memang heterogen.

SELENGKAPNYA

Teluk Kabui yang Menakjubkan

Pulau-pulau karang besar dan kecil seolah begitu saja menyembul dari dalam laut.

SELENGKAPNYA

Sepercik Damai di Waiwo

Ikan-ikan mendekat, seakan tak takut ditangkap. Mereka tak takut akan kehadiran pengunjung.

SELENGKAPNYA