
Kabar Utama
Citra Israel Babak Belur di Mata Dunia
Gelombang evaluasi hubungan diplomasi dengan Israel berlanjut.
PRETORIA – Selepas terjadinya serangan Operasi Badai al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober, Israel mencoba menarik simpati dunia denga mencitrakan sebagai korban terorisme. Sebulan berjalan, pembalasan brutal Israel justru membuahkan banjir simpati ke perjuangan Palestina sementara mencoreng citra Israel.
Negara-negara dunia, utamanya di Golbal South, kian jengah dengan pembantaian yang dilakukan penjajah Israel di Gaza. Gelombang penarikan duta besar dari Tel Aviv terus berlanjut. Yang terkini, Afrika Selatan memanggil diplomatnya di Israel untuk berkonsultasi. Merujuk Aljazirah, mereka mengatakan akan memanggil kembali semua diplomatnya di Israel untuk berkonsultasi.
Khumbudzo Ntshavheni, seorang menteri di kantor kepresidenan, mengatakan pada konferensi pers bahwa semua staf diplomatik di Tel Aviv akan diminta kembali ke Pretoria selekasnya.
“Kami… sangat prihatin dengan berlanjutnya pembunuhan terhadap anak-anak dan warga sipil tak berdosa di wilayah Palestina dan kami yakin respons Israel telah menjadi hukuman kolektif,” kata Menteri Luar Negeri Naledi Pandor pada konferensi pers. “Kami merasa penting untuk menunjukkan keprihatinan Afrika Selatan sambil terus menyerukan penghentian (permusuhan) secara komprehensif”.

Afrika Selatan mengikuti langkah Republik Chad di Afrika yang sebelumnya telah menarik duta besarnya dari Israel. “Chad mengikuti dengan perhatian dan keprihatinan besar terhadap situasi di Timur Tengah, khususnya gelombang kekerasan mematikan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza. Menghadapi tragedi ini, Chad mengutuk banyaknya korban sipil tak bersalah yang kehilangan nyawanya,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Chad, dikutip kantor berita Palestina, WAFA, Ahad (5/11/2023).
“Sebagai akibatnya, Chad memutuskan menarik kuasa usahanya untuk Israel untuk berkonsultasi,” tambah Kemenlu Chad, seraya menekankan bahwa gencatan senjata yang mengarah pada solusi jangka panjang terhadap permasalahan Palestina harus diumumkan di Jalur Gaza.
Chad adalah negara ketujuh yang memutuskan menarik duta besarnya dari Israel sehubungan dengan semakin brutalnya agresi Israel di Jalur Gaza. Enam negara lain yang sudah terlebih dulu menarik duta besarnya dari Israel adalah Turki, Honduras, Bahrain, Chile, Kolombia, dan Yordania.
Sementara itu Bolivia mengambil langkah lebih berani, yakni memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel. Bolivia menuduh Tel Aviv melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangannya di Jalur Gaza.
“Bolivia sudah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif serta tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dalam sebuah konferensi pers, 31 Oktober 2023 lalu.
Mamani menambahkan bahwa Bolivia menyerukan gencatan senjata dan diakhirinya blokade yang mencegah masuknya pasokan makanan, air, dan elemen penting lainnya bagi kehidupan masyarakat Gaza.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, Turki telah mencoret Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pemerintah Turki juga akan membawa pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang dilakukan Israel ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

"Perdana Menteri yang diperangi bukan lagi seseorang yang dapat kami ajak bicara, kami telah mencoretnya,” kata Erdogan di atas pesawat kepresidenan saat kembali dari Kazakhstan, tempat ia menghadiri pertemuan puncak Organization of Turkic States.
Menurut Erdogan dikutip dari Anadolu Agency, Netahu telah kehilangan dukungan dari warga Israel dan ingin menggalang dukungan untuk pembantaian melalui retorika agama. "Taurat apa yang dia bicarakan?" Kata Erdogan mengacu pada pernyataan Netanyahu baru-baru ini mengenai Amalek, negara kuno yang digambarkan dalam kitab suci sebagai musuh setia Israel.
"Bukankah Sepuluh Firman Tuhan memasukkan 'Jangan membunuh' sebagai perintah?" ujar Erdogan bertanya.
Erdogan menegaskan, tindakan yang dilakukan Netanyahu adalah murni public relations melalui pendekatan populis. “Pemerintah Israel secara sistematis merampas rumah, jalan, tempat kerja, dan tempat tinggal warga Palestina,” katanya seraya menegaskan Israel tidak memberi hak untuk hidup.

“Penjajahan meluas setelah penjajah yang mereka sebut ‘pemukim’ ditempatkan di rumah warga Palestina. Mereka ingin membenarkan kejahatan perang yang dilakukan tentara Israel dengan retorika agama,” kata Erdogan.
Selain itu, Erdogan pun menyatakan, akan mendukung inisiatif yang akan membawa pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang Israel ke ICC. Janji itu pun telah disampaikan dalam pidato di Rapat Umum Palestina pada beberapa hari lalu di Istanbul. "Otoritas terkait kami, terutama Kementerian Luar Negeri kami, akan melaksanakan pekerjaan ini,” kata pemimpin Turki tersebut.
Sejauh ini, lebih dari 9.700 warga Gaza, hampir 4.000 di antaranya anak-anak, terbunuh sejak Israel meluncurkan kampanye serangan pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara korban luka melampaui 25 ribu orang. Agresi Israel pun telah menyebabkan lebih dari 1 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi.
Negara Barat terdampak
Tak hanya Israel, para pendukung mereka juga rusak citranya. Amerika Serikat, melalui Presiden Joe Biden dinilai memberikan lampu hijau bagi Israel untuk melakukan genosida di Gaza. Dua kali Amerika Serikat memveto seruan gencatan senjata yang diusulkan sebagai resolusi Dewan Keamanan PBB. Jika saat itu tak ada veto dan gencatan senjata dijalankan, korban jiwa sangat mungkin tak bakal mencapai lebih dari 10 ribu orang seperti yang tercatat kemarin. Tak perlu 4.000 lebih anak-anak kehilanga nyawa mereka.
Dukungan tanpa syarat Biden bahkan mendapat perlawanan oleh masyarakat AS. Puluhan ribu orang berkumpul di ibu kota Amerika Serikat, Washington, DC, untuk menuntut gencatan senjata di Gaza pada Sabtu (4/11/2023). Para pengunjuk rasa di Washington mengarahkan kemarahan kepada Presiden AS Joe Biden. “Biden, Biden, kamu tidak bisa bersembunyi; kami mendakwamu melakukan genosida,” teriak para pengunjuk rasa.
Para ahli di PBB telah memperingatkan meningkatnya risiko genosida di Gaza di tengah pengeboman tanpa henti yang dilakukan Israel terhadap wilayah tersebut. Konvensi Genosida PBB mendefinisikan genosida sebagai tindakan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras atau agama, termasuk pembunuhan dan tindakan untuk mencegah kelahiran.
Pemerintahan Biden telah mendesak Israel untuk meminimalkan korban sipil. Namun Biden juga tidak mengambil tindakan untuk gencatan senjata. Biden justru meminta bantuan lebih dari 14 miliar dolar AS kepada Kongres untuk membantu mendanai Israel melakukan bombardir di Gaza. Aksi unjuk rasa juga dilakukan di London pada Sabtu itu menentang kebijakan Perdana Menteri Rishi Sunak yang juga mendukung Israel tanpa syarat.
HA Hellyer, peneliti nonresiden di Carnegie Endowment for International Peace menuliskan di majalah Time bahwa dampak dari dukungan buta itu akan berbahaya bagi hegemoni Amerika Serikat di dunia. Negara-negara di selatan bumi yang sekian lama terjajah akan mencatat standar ganda negara Barat yang mengecam serangan Rusia ke Ukraina tapi mendukung Israel menyerang Palestina.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Dari Washington Hingga Jakarta: 'Palestina Harus Merdeka!'
Palestina menjadi fokus utama pejuang keadilan di seluruh dunia.
SELENGKAPNYAMengapa Amerika Latin Menjauhi Israel?
Honduras jadi yang terkini memanggil dubes dari Israel.
SELENGKAPNYA