Hamba Allah | Republika

Hikmah

Makna Tertipunya Seorang Hamba

Maka yakinlah bahwa hak seseorang tidak hilang dan tidak tertukar meskipun telah ditipu.

Oleh AUNUR ROFIQ

Tertipu apapun rasanya kurang enak dan marah. Namun bagi seorang yang beriman, kejadian itu sudah kehendak-Nya, sehingga bersikap tenang. Ada beberapa hal yang melandasi seorang beriman dalam kondisi ini.

Pertama, hak tidak akan hilang. Jika kita bersikap merelakan harta itu untuk penipu, maka Allah SWT akan mengganti dengan yang lebih baik dan lebih banyak.

Jika tidak merelakannya, maka bisa menuntutnya di akhirat sesuai kadarnya. Maka hak tetap terjaga dengan baik.

Ayat ketiga dari surah at-Talaq menjelaskan tentang rezeki yang tidak akan tertukar. "Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya."

Maka yakinlah bahwa hak seseorang tidak hilang dan tidak tertukar meskipun telah ditipu. Ingatlah pada saat kita ditipu, maka saat itulah menikmati sebagian rezeki kita telah berakhir. Terjadinya penipuan ini sudah kehendak-Nya.

 
Seseorang yang tertipu sama posisinya dengan seseorang yang dizalimi. Doa orang dizalimi itu mustajab karena tidak adanya hijab antara doanya dengan Allah SWT.
 
 

Kedua, doa yang mustajab. Seseorang yang tertipu sama posisinya dengan seseorang yang dizalimi. Doa orang dizalimi itu mustajab karena tidak adanya hijab antara doanya dengan Allah SWT.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Waspadailah doa orang yang terzalimi, karena tidak ada hijab (penghalang) antara ia dan Allah." (HR Bukhari).

Dilanjutkan dengan hadis yang diriwayatkan Muslim yang artinya, “Orang yang bangkrut di antara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Akan tetapi, dia juga telah mencela orang ini, memakan harta orang itu, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang itu.

Lantas, orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya untuk orang yang dizalimi yang ini, diberikan pula kepada korban kezaliman yang lain. Hingga apabila kebaikannya telah habis, sedangkan kezalimannya belum semua terbayar, maka sebagian dosa-dosa orang-orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka.”

 
Sebenarnya ketika sedang ditipu, kita diberi peluang mendapatkan ganti yang jauh lebih baik.
 
 

Ketiga, menerima terjadinya penipuan itu sebagai takdir-Nya. Akan mendapatkan pahala, penghapus dosa dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT bila kita bisa menghadapi dengan sabar dan rela atas takdir-Nya.

Sebenarnya ketika sedang ditipu, kita diberi peluang mendapatkan ganti yang jauh lebih baik. Ingatlah bahwa itu takdir yang memang dikehendaki Allah SWT terjadi. Bersikap marah atau rela, tetap saja harus terjadi, dan tidak mungkin bisa dihindari.

Adapun hakikat tertipunya seorang hamba sebagaimana dalam firman-Nya surah Luqman ayat 33, “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah."

Adapun tafsir dari Al-Madinah Al-Munawwarah atau Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syekh Prof Dr Imad Zuhair Hafidz, profesor fakultas al-Qur'an University Islam Madinah, "Allah SWT memerintahkan manusia untuk menaati-Nya, mengikuti perintah-Nya, dan takut dari hari kiamat yang menjadi waktu perhitungan amal, saat seorang ayah tidak bermanfaat bagi anaknya dan seorang anak tidak bermanfaat bagi ayahnya. Dan Allah SWT memperingatkan mereka dari tipuan dunia dan kenikmatannya, dan dari tipuan setan dari golongan jin dan manusia dan makar mereka untuk menjauhkan dari keimanan kepada-Nya."

 
Godaan dan pesona dunia akan mendatangkan ketergelinciran. Tertipu yang menyebabkan kecenderungan jiwa kepada sesuatu yang disukai hawa nafsu.
 
 

Godaan dan pesona dunia akan mendatangkan ketergelinciran. Hal ini sudah terbukti dengan banyaknya pejabat dan sebagian orang yang mengejar dunia. Tertipu yang menyebabkan kecenderungan jiwa kepada sesuatu yang disukai hawa nafsu.

Sebagian orang terjebak dengan perkara-perkara syubhat dan tipu daya setan. Kadangkala hatinya berkata, “Itu tidak boleh.” Tapi tetap dilakukan dengan alasan bahwa ini untuk kebaikan, maka ia telah tertipu. Kebanyakan manusia berbaik sangka pada dirinya sendiri, tapi ini salah sangka.

Tertipu berikutnya adalah sebagaimana dalam firman-Nya surah al-Hadid ayat 14, “Tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kamu), kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong.”

Angan-angan dalam kehidupan seorang hamba selalu memberikan warnanya, membayangkan sesuatu yang belum terjadi (menjadi harapannya). Panjang angan, disebut juga thulul amal, adalah banyak mengangankan perkara dunia dan cinta dunia.

Disebutkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hati orang yang sudah tua akan senantiasa seperti anak muda dalam menyikapi dua hal: cinta dunia dan panjang angan-angan.” (HR Bukhari).

Panjang angan-angan ini betul-betul berdampak buruk karena akan merusak hati. Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa hati orang yang sudah tua akan seperti anak muda saat cinta dunia dan panjang angan-angan.

Betapa beratnya ujian bagi orang yang sudah tua, semestinya mengumpulkan bekal perjalanan kekalnya bukan bersikap (hatinya) seperti anak muda karena cintanya pada dunia.

Panjang angan untuk menjadi anggota DPR di semua tingkatan, menjadi anggota kabinet, dan malah ingin menjadi presiden dan wakilnya. Jauhilah angan-angan itu, gantilah dengan niat karena-Nya dan jadikanlah posisi (dunia) ini sebagai “wasilah” untuk kebaikan dan menjadi manfaat bagi sesama.

“Ya Allah, berikanlah hidayah-Mu kepada sebagian orang yang mendambakan posisi dunia karena-Mu dan agar dapat menjalankan amanah, bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sejarah Berulang

Lalu di mana suara Barat? Sejarah kembali terulang, standar ganda berlaku.

SELENGKAPNYA

Telusur Sejarah Gaza

Akibat penjajahan Israel, Jalur Gaza kini tak ubahnya penjara-terbuka paling besar di muka bumi.

SELENGKAPNYA