Menikmati wisata di destinasi wisata berkelanjutan (ilustrasi) | Instagram/Plataran Menjangan

Safari

Berburu Destinasi Wisata Berkelanjutan

Indonesia mendorong konsep pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism sebagai bagian dari kunci strategis.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS Forum 2023 menghasilkan sejumlah kesepakatan di antara negara-negara pulau dan kepulauan. Di sektor pariwisata yang merupakan bagian dari blue economy, Indonesia mendorong konsep pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism sebagai bagian dari kunci strategis.

Hal tersebut dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, seusai mengikuti KTT AIS Forum 2023, Rabu (11/10/2023) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC). Indonesia, dikatakan Menparekraf Sandiaga, berbagi best practice yang telah dijalankan.

Salah satunya melalui penerapan carbon footprint, yakni wisatawan dapat menghitung berapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan wisata mereka. Perhitungan jejak karbon tersebut nantinya dikonversi menjadi nilai uang, selanjutnya disalurkan untuk mendukung program positif, seperti penanaman pohon, renewable energy, hingga pengembangan ekowisata.

“Indonesia memberikan satu kepemimpinan dengan karbon kalkulator yang sudah kita implementasikan dengan penanaman mangrove yang kita lakukan dan ini menjadi showcase,” kata Sandiaga dalam forum tersebut.

Carbon Footprint juga tersirat dalam Deklarasi Solidaritas Negara Pulau dan Kepulauan yang ditandatangani dalam konferensi tersebut. Berikut ini adalah lima rekomendasi wisata berbasis sustainable tourism, tiga di antaranya sudah menjalankan carbon footprint.

1. Plataran Menjangan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Plataran Menjangan (@plataran.menjangan)



Terletak di Taman Nasional Bali Barat, Plataran Menjangan memiliki luas 382 hektar yang menjadi “rumah” bagi 175 spesies flora dan 167 spesies fauna. Plataran Menjangan merupakan ikon dan pelopor ekowisata yang menyediakan fasilitas resor kelas atas dan pengalaman mewah.

Resor ini memiliki 19 vila, klub laut, pusat spa, restoran eksklusif, dan armada tiga kapal layar phinisi pribadi serta yacht, yang menjelajahi lingkungan sekitar Pulau Menjangan yang eksotis, dikelilingi oleh empat pegunungan di sekitarnya.

Masterplan Plataran Menjangan dirancang oleh Hitesh Mehta dari HM Design, yang dianggap sebagai salah satu otoritas, praktisi, dan peneliti terkemuka di dunia dalam perencanaan fisik pariwisata atau ekowisata berkelanjutan dan aspek arsitektur ecolodge lanskap. Pada 2006, National Geographic menobatkan Hitesh Mehta sebagai salah satu dari Lima Pelopor Pariwisata Berkelanjutan di dunia.

Apalagi, Plataran Menjangan juga memiliki sertifikat CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan) dari Kemenparekraf. Artinya, wisatawan yang berkunjung tidak perlu khawatir dengan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan bahkan kelestarian lingkungan selama menginap.

2. Pantai 3 Warna

Pantai 3 Warna yang berada dalam area Clungup Mangrove Conservation (CMC), terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, kawasan pantai selatan Jawa di Kabupaten Malang, Jawa Timur. CMC dikelola oleh Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Gatra Olah Alam Lestari (GOAL) binaan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.

Kawasan ini melingkupi ekowisata bahari di enam pantai Malang Selatan, yaitu Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Sapana, Pantai Mini, Pantai Batu Pecah, dan Pantai Tiga Warna. Pantai Tiga Warna terkenal akan kejernihan air laut yang memiliki warna berbeda.

Selain dapat menikmati hembusan angin pantai, wisatawan juga dapat melihat keindahan bawah air dengan snorkelling atau diving. Namun, kawasan pantai Tiga Warna merupakan Marine Protected Area (MPA), sehingga pengunjung yang datang hanya dibatasi 100 orang per hari.

Pengunjung juga diwajibkan menggunakan jasa pemandu wisata karena Pantai Tiga Warna merupakan kawasan konservasi. Selain berenang, snorkelling, dan diving, aktivitas lainnya yang dapat dilakukan di pantai Tiga Warna adalah menyusuri mangrove dengan perahu, bermain kano, mengunjungi rumah apung, atau melakukan kegiatan konservasi seperti menanam bibit mangrove, melepas anak penyu, dan pemasangan terumbu karang buatan.

3. Bukit Peramun

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat