Aisyah Cahyu | Facebook

Khazanah

Semangat Aisyah Patahkan Stigma Negatif Cerebral Palsy

Hampir setiap detik, orang akan memandang pengidap cerebral palsy sebagai manusia yang tidak utuh

Tak sedikit masyarakat yang belum memahami apa itu cerebral palsy. Karena itu, apabila bertemu dengan mereka yang mengidap cerebral palsy, stigma keliru mulai muncul dengan persepsi yang tak jarang melecehkan.

Aisyah Cahyu Cintya merupakan Muslimah kreatif yang menjadi salah satu pejuang cerebral palsy. Meski dengan kondisi fisik tak sempurna, Aisyah menjalani aktivitas sehari-hari dengan berkuliah sebagai sebagai mahasiswa strata 1. Tak hanya kuliah, Aisyah kini memfokuskan diri pada Jendela Cerebral Palsy (JCP) sebagai pendiri dan pengidap cerebral palsy.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Jendela Cerebral Palsy (@jendelacerebralpalsy)

“JCP inilah yang menurutku value yang patut diperjuangkan. Karena tidak semua orang tahu dan teredukasi tentang cerebral palsy dengan baik,” kata Aisyah kepada Republika, melalui pesan media sosial, Rabu (11/10/2023).

Aisyah mengatakan, tujuan utamanya aktif di JCP adalah untuk membantu masyarakat agar mengetahui apa itu cerebral palsy dan harus bagaimana menanganinya. Yang terpenting, keberadaan JCP penting demi membuat agar penyintas cerebral palsy tidak dipandang sebelah mata.

Cerebral palsy adalah permasalahan motorik yang menyebabkan kerusakan otak sehingga motorik kasar dan halus terganggu. Artinya, perintah otak yang tidak sampai pada penggerak tubuh sehingga tidak dengan sempurna.

photo
Orang tua beserta anak penyandang celebral palsy yang tergabung dalam komunitas rumah celebral palsy memperingati Hari Celebral Palsy sedunia saat hari bebas kendaraan bermotor di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (8/10/2023). Peringatan hari celebral palsy sedunia yang jatuh pada tanggal 6 oktober tersebut dimanfaatkan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat tentang cerebral palsy (CP) sekaligus mendukung penyandang cerebral palsy agar memiliki hak dan peluang yang sama. - (Republika/Prayogi)

“Yang kadang orang tidak tahu adalah bahwa cerebral palsy itu tidak mengganggu mental individunya. Adapun yang mengganggu itu sudah dikatakan sebagai multidisabilitas. Dan cerebral palsy itu termasuk diagnosis medis, bukan istilah sawan dan lain sebagainya,” kata Aisyah.

Sebagai orang dengan cerebral palsy, Aisyah mengaku kerap mendapatkan pengalaman tidak menyenangkan saat orang melihat kondisi fisiknya. Hampir setiap detik, kata dia, orang akan memandang pengidap cerebral palsy sebagai manusia yang tidak utuh. “Yang paling saya ingat sekali adalah ketika orang melihat fisik saya tanpa tahu alasannya. Ada yang bilang saya cacat fisik karena orang tua ingin menggugurkan kandungan,” ujar dia.

Saat berhadapan dengan pandangan tersebut, Aisyah mencoba untuk langsung mengedukasi mereka terkait kondisinya. Dia ingin agar stigma keliru tentang orang dengan cerebral palsy bisa diperbaiki lewat edukasi yang disampaikan dengan baik.

photo
Aisyah Cahyu - (Facebook)

Aisyah menceritakan bahwa banyak faktor yang membuat orang menjadi cerebral palsy. Faktor itu bisa terjadi sebelum melahirkan karena terkena virus tokso, rubella, dan lain sebagainya. Cerebral palsy juga bisa terjadi ketika persalinan bisa disebabkan ibunya yang tidak kuat mengejan sehingga bayi tertahan di pintu lahir.

Setelah melahirkan pun, kata Aisyah, cerebral palsy bisa juga terjadi. Hal ini bisa disebabkan adanya penyakit yang berhubungan dengan otak. Misalnya, radang selaput otak atau panas tinggi yang disertakan kejang. Semua hal itu dinilai sebagai probabilitas kasus cerebral palsy yang terjadi.

Dukungan keluarga

Aisyah merasa bersyukur sebab memiliki keluarga yang sangat mendukung dirinya untuk bisa menjalani hidup dengan mandiri dan terampil. “Saya bisa ada di titik ini pun tentu berkat dukukan kerabat dan sahabat. Sejatinya, pejuang cerebral palsy hanya butuh support dan didengar,” kata Aisyah.

Lebih lanjut, Muslimah dengan 17,7 ribu pengikut di Instagram ini pun membagi informasi bahwa tak banyak aktivitas gerak secara fisik dari pejuang cerebral palsy. Namun, kebanyakan dari mereka sangat istimewa di bidang lain. Sebagai contoh, Aisyah bisa menjadi influencer karena kelebihannya bisa mengedukasi masyarakat yang fisiknya normal sekalipun.

Profil

Nama lengkap: Aisyah Cahyu Cintya

Tempat, tanggal, lahir: Jakarta 26 juni 1998

Pendidikan: Saat ini menjalankan S-1 jurusan Hubungan Masyarakat

Aktivitas: Founder JCP

Prestasi: menulis buku Say Hello to My World

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gaza Dibantai, Masihkah Normalisasi Israel dengan Negara Arab Berlanjut?

Arab Saudi dalam tahun ini juga dalam proses melakukan normalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel.

SELENGKAPNYA

Kabinet Perang Israel Ingin Lenyapkan Hamas

Hamas mendorong aksi besar-besaran mendukung Palestina

SELENGKAPNYA

Saudi-Iran Sepakat Muslim Harus Bersatu Bela Palestina

Al-Azhar di Mesir memfatwakan bahwa membantu Palestina secara legal wajib hukumnya.

SELENGKAPNYA