Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma | Putra M Akbar/Antara

Tajuk

Mempertajam Strategi Umat

 

 

Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-7 digelar di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (26/2) hingga Sabtu (29/2). KUII kali ini mengambil tema "Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia dalam Mewujudkan NKRI yang Maju, Adil, dan Beradab".

Ada sekitar 700 peserta yang mengikuti gelaran lima tahunan ini. Mereka terdiri atas ulama, tokoh ormas Islam, perwakilan kantor wilayah Kementerian Agama seluruh Indonesia, kalangan perguruan tinggi hingga pesantren. Selain dari kalangan ulama dan cendekiawan Muslim, sejumlah duta besar negara sahabat dan petinggi partai politik hadir dalam KUII ke-7.

Pembahasan dalam kongres ini menarik untuk disimak mengingat peran strategis umat Islam dalam peta keindonesiaan. Salah satu agendanya di bidang politik. Tak sedikit kemajuan yang sudah diraih, kendati kelemahan umat juga menjadi tantangan tersendiri.

Kepemimpinan politik yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip Islam dirasakan masih membutuhkan upaya keras dalam menginternalisasikannya pada umat. Kepemimpinan profetik yang dicirikan melalui sikap sidik, amanah, fatanah, dan tabligh juga menjadi tantangan lainnya.

Terbangunnya budaya politik dan sistem yang mampu menuntun pada kepemimpinan profetik ini tentu membutuhkan keteladanan. Bisa saja keteladanan itu dimulai dari sistem pengaderan pada kepartaian. Berorientasikan pada keadilan, keadaban, dan yang pasti tidak meminimalisasikan nilai-nilai keislaman.

Sistem kepartaian diharapkan dapat membangun budaya politik yang menguatkan masyarakat sipil melalui edukasi politik yang menginspirasi. Apa yang terjadi saat ini, kepemimpinan profetik ini masih bertengger di menara gading.

Kongres ini diharapkan bisa merumuskan konten hingga program konkret yang dapat memberikan edukasi dan pemahaman kepada umat mengenai kepemimpinan profetik. Ada edukasi terhadap internal umat, sebaliknya juga mesti dilakukan terhadap eksternal.

Memberikan edukasi bahwa nilai-nilai keislaman yang paripurna itu sebagai sesuatu yang tidak perlu dikhawatirkan. Hal ini karena menjalankan ajaran agama sesuai keyakinan dilindungi oleh konstitusi. Tidak ada yang perlu dipertentangkan antara ajaran Islam dan Pancasila ataupun UUD 1945.

Mempertajam strategi dalam menyongsong kemajuan umat Islam Indonesia diharapkan bisa dimulai dari kongres ini. Tak kalah penting dengan peran politik adalah konsep besar terkait pengembangan ekonomi umat. Konsep dan strategi seperti apa yang disiapkan guna memaksimalkan peran ekonomi umat, layak direkomendasikan dalam kongres ini.

Salah satu titik lemah umat ada di sektor perekonomian. Penguatan ekonomi umat dengan sendirinya menjadi isu strategis. Bagaimana peta jalan untuk menghasilkan konglomerat yang memiliki kepedulian pada pengembangan keumatan, bagaimana strategi menjadikan masjid sebagai pusat ekonomi, apa upaya dalam menaikkan kelas pengusaha berskala mikro kecil menengah, dan lain sebagainya.

Demikian pula, dengan penguatan sektor keuangan syariah. Apakah ada pola yang memungkinkan sektor keuangan ataupun industri syariah tumbuh berkembang secara nonorganik? Apa rekomendasi kongres ini agar otoritas terkait dapat mendorong percepatan ekonomi syariah yang memungkinkan usaha mikro kecil menengah terdongkrak kinerjanya? Bagaimana strategi dalam melakukan pemerataan ekonomi agar tidak mengarah pada sentralisasi kapital?

Persoalan krusial ekonomi umat ini harus menjadi perhatian peserta kongres sebagaimana juga isu di sektor pendidikan. Bicara bidang pendidikan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Berapa banyak infrastruktur pesantren yang terbengkalai sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar. Berapa banyak guru madrasah yang kehidupannya belum terjamin. Dan masih banyak lagi.

Tentu jika perbaikan kehidupan keumatan ini berjalan baik akan berdampak pada terbentuknya sumber daya umat yang paripurna. Sumber daya umat yang mampu berkompetisi, memiliki ketangguhan daya saing, dan unggul di segala lini. Sumber daya umat dengan kriteria demikian menjadikan umat adalah pencipta lapangan kerja, memiliki kreasi dan inovasi, menuju kemandirian ekonomi umat.

Mudah-mudahan strategi dan konsep dalam menciptakan sumber daya umat yang demikian berhasil dirumuskan dalam kongres kali ini. Peserta kongres mesti mempertajam strategi dan konsep hingga tataran teknis. Selamat berkongres, umat menanti! n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat