
Kabar Utama
Masjid di Swedia Hancur, Ada Dugaan Sengaja Dibakar
Catatan polisi menunjukkan masjid tersebut telah menghadapi ancaman selama lebih dari setahun
Oleh FUJI EP
Sebuah masjid di tenggara Swedia telah hancur akibat kebakaran. Penyebab peristiwa itu diduga dilakukan oleh anggota masyarakat sebagai serangan yang disengaja. Direktur Komunikasi Masjid Agung di Kota Eskilstuna, Anas Deneche, mengatakan kepada stasiun penyiaran publik Sveriges Radio bahwa dia yakin kebakaran pada Senin lalu itu disengaja.
Dia mengatakan, catatan polisi menunjukkan masjid tersebut telah menghadapi ancaman selama lebih dari setahun. Sebelumnya, masjid itu juga pernah menjadi sasaran serangan. Deneche mengatakan, ibunya mendengar suara keras sebelum kebakaran terjadi. "Dia mendengar ledakan dan tiba-tiba benda itu mulai terbakar," kata Deneche, dilansir dari laman Middle East Eye, Rabu (27/9/2023).

Polisi mengatakan pada Selasa bahwa mereka tidak memiliki tersangka akan terbakarnya masjid yang sudah menjadi puing-puing tersebut. Meski demikian, mereka sedang menyelidiki insiden tersebut karena adanya dugaan pembakaran. Penyelidikan atas kebakaran tersebut pun terus berlanjut. Polisi akan memeriksa para saksi dan memverifikasi apakah ada kamera keamanan di area tersebut, kata polisi dalam pernyataan lewat laman resminya, Selasa (26/9/2023).
Mikail Yuksel, seorang anggota parlemen Swedia, menyatakan, peristiwa tersebut sudah menjadi serangan brutal terhadap hak asasi manusia dan demokrasi serta kebebasan di negara yang secara resmi dikenal sebagai negara adidaya kemanusiaan. “Lagi-lagi teror menyerang sebuah masjid di Swedia,” kata Mikail Yuksel lewat platform X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Belum ada tersangka dan belum ada penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. “Masjid hampir hancur total, tidak ada yang bisa diselamatkan,” kata Anas Deneche.
Masjid hampir hancur total, tidak ada yang bisa diselamatkan.ANAS DENECHE
Deneche mengatakan, masjid tersebut telah menjadi sasaran beberapa aksi kekerasan dalam setahun terakhir dan keluarganya mendapat ancaman. “Tetapi, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan (penyebab kebakaran), kita harus menunggu polisi melakukan tugasnya,” ujarnya.
Polisi hanya mengatakan mereka sedang menyelidiki beberapa petunjuk, tetapi tidak memberikan informasi lebih detail lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi beberapa serangan pembakaran terhadap masjid-masjid di Swedia. Serangkaian serangan serupa terjadi pada 2014 yang menargetkan beberapa kota, termasuk Eskilstuna, kota di mana sekitar 15.000 hingga 20.000 Muslim tinggal di Eskilstuna. Kota tersebut memiliki penduduk 108.000 jiwa. Letaknya berada 150 kilometer arah barat Stockholm.
Insiden pada Senin lalu ini terjadi beberapa bulan setelah seorang pria membakar halaman-halaman Alquran di ibu kota Swedia. Insiden pembakaran Alquran memicu kritik di seluruh dunia. Salwan Momika, seorang pria Irak berusia 37 tahun yang tinggal di Swedia, merobek beberapa halaman kitab suci tersebut, menginjaknya dan membakar halaman-halaman tersebut di luar masjid terbesar di ibu kota Swedia.
Arab Saudi, Iran, Irak, Turki, Uni Emirat Arab (UEA), Maroko, dan Mesir termasuk di antara beberapa negara mayoritas Muslim yang mengutuk tindakan tersebut. Di Irak, kedutaan Swedia diserbu oleh para pendukung pemimpin Syiah Irak, Muqtada al-Sadr setelah insiden tersebut, sementara ribuan orang turun ke jalan di Baghdad untuk melakukan unjuk rasa menentang pembakaran Alquran.
Ini bukan insiden pembakaran Alquran yang pertama di Swedia, kerusuhan terjadi pada Agustus 2020 di Kota Malmo beberapa jam setelah aktivis sayap kanan anti-Islam Rasmus Paludan membakar salinan Alquran.
Mayoritas warga Swedia sebenarnya mendukung larangan pembakaran Alquran dan kitab-kitab suci lainnya. Persentase warga Swedia yang ingin melarang pembakaran kitab suci meningkat menjadi 53 persen, dua poin lebih tinggi dari jajak pendapat sebelumnya. Survei terbaru dilakukan lembaga jajak pendapat Swedia SIFO. Sekitar 37 persen mendukung pembakaran kitab suci dalam lingkup kebebasan berekspresi, sementara sisanya tidak mengungkapkan pendapat.
Dilansir dari Daily Sabah, Jumat (1/9/2023), survei dilakukan terhadap 1.291 warga negara Swedia yang dipilih secara acak antara 15-27 Agustus lalu. Di Swedia, pemerintah dan oposisi sedang bersiap untuk mengubah undang-undang tentang provokasi terhadap Alquran. Pemerintah Swedia mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka sedang meninjau Undang-Undang Tatanan Publik untuk mencegah peningkatan serangan terhadap Alquran di negara tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Roula Allouch, Anak Matahari Pelindung Muslim Amerika
Roula masuk daftar Women of The Year 2023 dari sebuah surat kabar terkemuka Amerika Serikat.
SELENGKAPNYALBMNU Putuskan Haram Konsumsi Karmin
Serangga yang menjadi asal pigmen tersebut dibudidayakan di negara-negara Eropa
SELENGKAPNYADPR Taruh Orang Dalam di Mahkamah Konstitusi
Aesul Sani sepakat MK konsultasi ke DPR sebelum jatuhkan putusan.
SELENGKAPNYA