
Internasional
Tokoh Sikh Dibunuh di Kanada, Muslim Ikut Waswas
India terus menyangkal terlibat pembunuhan tokoh Sikh di Kanada.
OTTAWA -- Pembunuhan terhadap aktivis Sikh Hardeep Singh Nijjar, seorang tokoh agama Sikh di Kanada menularkan kekhawatiran terhadap komunitas Muslim keturunan India. Mereka meminta perlindungan yang lebih dari pemerintah Kanada atas keselamatan mereka sehubungan sikap pemerintah India saat ini yang juga mendiskriminasi Muslim di kampung halaman.
Beberapa aktivis Muslim dan penggiat hukum belakangan menyuarakan solidaritas terhadap Hardeep Singh Nijjar yang merupakan keturunan India dan mengungsi ke Kanada. Para pendukung Muslim di Kanada telah menyatakan kemarahan dan keprihatinan mereka atas tuduhan bahwa India mungkin terlibat dalam pembunuhan pemimpin Sikh di Kanada tersebut. Komunitas ini menekankan bahwa Muslim dan Sikh Kanada telah lama saling mendukung satu sama lain.
Pekan lalu, perselisihan diplomatik meningkat antara Ottawa dan New Delhi setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pemerintahnya sedang menyelidiki "tuduhan yang bisa dipercaya" soal keterlibatan agen-agen pemerintah India dalam aksi rahasia pembunuhan Hardeep Singh Nijjar.
Perselisihan ini telah membuat banyak aktivis Muslim di Kanada menyerukan lebih banyak perlindungan bagi kaum minoritas di India. Beberapa di antaranya mendesak sikap yang lebih keras atas India, yang dituduh sering mendiskriminasi Muslim di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi yang beraliran Hindu garis keras.
Nijjar, seorang pemimpin Sikh terkemuka yang telah menyerukan hadirnya sebuah negara Sikh yang merdeka di wilayah Punjab di India. Nijjar didapati meninggal setelah ditembak secara fatal di luar kuil Sikh di provinsi British Columbia, Kanada pada Juni lalu.

"Sudah diketahui secara luas bahwa ada agen-agen pemerintah India yang beroperasi di Kanada dan menargetkan anggota komunitas diaspora," kata Stephen Brown, Kepala Kelompok Advokasi Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM), kepada Aljazirah. "Namun, sampai pada titik di mana seseorang akan dibunuh tepat di luar tempat ibadah di siang bolong, tujuannya adalah untuk mengirim pesan."
Brown menjelaskan bahwa umat Muslim Kanada ingin pemerintah Trudeau "mengambil tindakan" untuk menjamin keamanan mereka. "Saya akan mengatakan bahwa ada kemarahan, tetapi ada juga kekhawatiran nyata bahwa saat ini mereka tidak aman," katanya.
Pendukung komunitas Muslim lainnya juga menyuarakan hal yang sama, dan menyerukan agar Ottawa meninjau kembali hubungannya dengan New Delhi dan memprioritaskan hak asasi manusia dalam kebijakan luar negerinya.
Selama bertahun-tahun, para aktivis Muslim telah mengecam kebangkitan nasionalisme Hindu di India di bawah pemerintahan Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP). Partai BJP ini yang menurut mereka kaum minoritas, telah menyebabkan munculnya undang-undang yang diskriminatif dan meningkatnya kekerasan massa terhadap minoritas agama. New Delhi telah menolak tuduhan pelanggaran hak asasi yang bermotif politik.
Taha Ghayyur, direktur eksekutif Justice for All Canada, sebuah kelompok hak asasi yang memerangi Islamofobia, mengatakan bahwa kasus Nijjar --dan tuduhan baru-baru ini bahwa India mungkin terlibat-- memicu ketakutan di komunitas Muslim.
Muslim India di Kanada, misalnya, sangat khawatir untuk berbicara atau mengatakan sesuatu tentang apa yang terjadi di India. "Karena mereka tahu bahwa ada potensi pembalasan yang sangat serius terhadap mereka atau anggota keluarga mereka di India," katanya kepada Aljazirah
"Banyak Muslim India berada di bawah banyak tekanan untuk tidak bersuara. Jadi, ada ketakutan itu." Ghayyur mengatakan bahwa Sikh dan Muslim dari India di Kanada dipersatukan oleh fakta bahwa mereka berdua adalah agama minoritas di India.
Ia menambahkan bahwa para pemimpin Muslim dan Sikh di Kanada sekarang "berbicara tentang kebencian lokal dan transnasional" yang mempengaruhi komunitas mereka.
India membantah tuduhan
Pemerintah India membantah tuduhan Trudeau sebagai sesuatu hal yang "tidak masuk akal". India juga meminta Kanada untuk mengekang kegiatan individu-individu yang digambarkan sebagai "teroris". Ini mengacu pada separatis Sikh yang dianggap sebagai ancaman keamanan negara karena ingin memisahkan diri dari India.
Setelah pernyataan Trudeau, India dan Kanada saling mengusir diplomat dari negaranya masing-masing. Di tengah-tengah perselisihan tersebut, dan New Delhi menangguhkan layanan visa di Kanada karena adanya ancaman yang diklaim terhadap staf konsulernya.

India telah menuduh Nijjar "terlibat dalam terorisme" --sebuah tuduhan yang dibantah oleh rekan-rekannya, yang mengatakan bahwa klaim semacam itu merupakan bagian dari kampanye negatif dari India. Upaya menuduh terorisme ini bertujuan untuk menjelek-jelekkan kaum Sikh yang mengadvokasi sebuah negara merdeka, yang dijuluki Khalistan, di wilayah Punjab utara India.
Perjuangan separatis berubah menjadi sangat keras pada tahun 1980-an setelah perdana menteri India saat itu, Indira Gandhi, memerintahkan penggerebekan di sebuah kuil Sikh untuk membasmi para pemimpin gerakan Khalistan. Gandhi dibunuh pada tahun 1984 oleh dua pengawal Sikh, yang memicu kerusuhan anti-Sikh dan serangan-serangan mematikan.
Dalam sebuah pernyataan pekan lalu, kementerian luar negeri India mengatakan bahwa "tuduhan tak berdasar Kanada berusaha untuk mengalihkan fokus dari para teroris dan ekstremis Khalistan, yang telah diberi tempat berlindung di Kanada dan terus mengancam kedaulatan dan integritas teritorial India".
India telah lama menyatakan keprihatinannya terhadap kegiatan politik di komunitas Sikh Kanada. Namun Stephen Brown, mengatakan terlepas dari bagaimana pemerintah India memandang Nijjar atau aktivisme Sikh di Kanada secara umum, terpenting adalah pemimpin yang dibunuh tidak pernah menghadapi tuduhan apapun sebagai warga negara Kanada.
"Pemerintah kami, anggota penegak hukum kami, tidak berpikir bahwa Nijjar adalah seorang teroris, tidak berpikir bahwa dia adalah ancaman bagi negara ini. Dan itulah satu-satunya hal yang penting," katanya kepada Aljazirah.

Brown menambahkan bahwa kebebasan berekspresi --baik yang ditujukan kepada negara asing maupun pemerintah Kanada sendiri-- merupakan inti dari identitas Kanada. "Jika Anda tidak dapat mengekspresikan pendapat Anda secara terbuka tentang dunia karena Anda takut agen pemerintah asing akan membunuh Anda atau menargetkan Anda, maka Anda tidak memiliki masyarakat yang terbuka lagi," katanya.
Pemerintah Kanada belum merilis bukti untuk mendukung tuduhannya terhadap India, dan mengatakan bahwa penyelidikannya sedang berlangsung. Pekan lalu, Trudeau meminta New Delhi untuk bekerja sama dengan penyelidikan tersebut. "Kami meminta pemerintah India untuk bekerja sama dengan kami, untuk menanggapi dengan serius tuduhan-tuduhan ini dan membiarkan keadilan berjalan dengan sendirinya," katanya.
Shaheen Ashraf, seorang advokat komunitas Muslim yang berbasis di Montreal, menyatakan keyakinannya bahwa perdana menteri tidak akan mengeluarkan tuduhan terhadap India tanpa bukti yang dapat dipercaya.
"Ada beberapa negara nakal yang melakukan hal-hal semacam ini, tetapi saya tidak menyangka India akan melakukannya," katanya kepada Aljazirah.
Ashraf mengatakan bahwa ia "terkejut" dan "kecewa" setelah mengetahui tentang kemungkinan peran pemerintah India dalam pembunuhan Nijjar, dan menambahkan bahwa kekerasan tidak pernah menjadi jawaban untuk setiap masalah.
Ia juga menggarisbawahi bahwa secara keseluruhan, warga Kanada dari semua agama dan latar belakang hidup rukun. Namun, warga Muslim Kanada telah menghadapi kekerasan yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang pria bersenjata sayap kanan menembak mati enam orang di sebuah masjid di Kota Quebec pada tahun 2017, dan pada tahun 2021, seorang pria dengan sengaja menabrak sebuah keluarga Muslim di London, Ontario, menewaskan empat orang dalam apa yang oleh para pejabat digambarkan sebagai tindakan "terorisme".
Abd Alfatah Twakkal, ketua Dewan Imam London, mencatat bahwa umat Islam setempat menerima curahan dukungan dari umat Sikh setelah serangan dua tahun lalu, dengan anggota komunitas Sikh menjadi sukarelawan dan mendistribusikan air di acara-acara komunitas Muslim.
"Ini adalah sikap yang indah, tetapi ini menunjukkan dengan sangat jelas tingkat solidaritas dan benar-benar fokus pada rasa mengakui kemanusiaan kita bersama." Twakkal mengatakan Kanada adalah negara yang sangat luas yang menjadi rumah bagi komunitas Muslim yang beragam, tetapi dia mengatakan di London, umat Islam masih terguncang oleh serangan 2021 dan persidangan tersangka, yang dimulai awal bulan ini.
"Ada rasa takut. Ada rasa khawatir tentang orang-orang yang tidak memiliki rasa aman atau rasa aman," katanya kepada Aljazirah.
"Jika Anda memiliki pemerintah asing yang ikut campur dan dapat melakukan hal-hal semacam ini ... itu dapat menyebabkan rasa tidak aman yang meningkat."
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kanada, India, dan Perjuangan Kemerdekaan Sikh
Gerakan pemisahan diri dari India mencuat kembali.
SELENGKAPNYA