
Ekonomi
Gamma Thohir dan Gerakan Menerangi Desa dengan Energi Bersih
Gamma Thohir bertekad memperluas Desa Bumi ke wilayah-wilayah terpencil di Indonesia lainnya.
JAKARTA - Gamma Abdurahman Thohir dikenal sebagai sosok yang sejak remaja sudah mencetuskan aksi iklim. Desa Bumi, yang dulu bernama Micro Hydro for Indonesia, merupakan gerakannya untuk menjembatani kesenjangan pembangunan antara perdesaan dan perkotaan di Indonesia melalui energi baru dan terbarukan.
Setelah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat (AS), Gamma memperluas Desa Bumi ke sejumlah wilayah terpencil yang tak tersentuh aliran listrik. Desa Bumi berupaya untuk agar desa teraliri listrik melalui pembangkit listrik kecil tenaga air skala mikro yang memiliki kapasitas 40 kilowatt.
Desa Liu di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, menjadi pilihan kedua gerakan Desa Bumi untuk menyediakan akses listrik dari sumber energi terbarukan tenaga surya dengan kapasitas 2,9 kW. Sumber energi itu pun telah digunakan untuk aktivitas sosial dan pariwisata di Desa Liu dan menghadirkan energi bersih bagi masyarakat suku Dayak.
"Alhamdulillah, sudah tambah dua lokasi lagi untuk Desa Bumi dan keduanya di Kalimantan," ujar Gamma saat berbincang dengan Republika, belum lama ini.
View this post on Instagram
Selain di Desa Liu, Desa Bumi menyasar satu desa di wilayah Kabupaten Tabalong, yaitu Desa Bangkiling Raya, Kecamatan Banua Lawas, Provinsi Kalimantan Selatan. Di desa yang tumbuh sebagai desa pesantren, Gamma mendukung kelistrikan dengan pemasangan panel surya berkapasitas 5,3 kW.
Desa Bumi juga mendukung Ponpes Miftahul Ulum yang membuat para santri dapat meningkatkan kemampuan dalam sejumlah bidang, baik pada bidang perikanan, perkebunan hingga penangkaran madu. Dalam perkembangannya hingga kini, putra bungsu Presiden Direktur PT Adaro Energy, Garibaldi Thohir, tersebut memiliki asa dalam perjalannya memperluas Desa Bumi ke wilayah-wilayah terpencil di Indonesia lainnya.
"Ke depannya, insya Allah, kita bisa perluas. Kita mau punya titik di seluruh Indonesia," kata Gamma.
Ketika berusia 17 tahun, Gamma terdorong oleh kesadaran tentang kesenjangan listrik perdesaan dengan perkotaan. Desa Bumi pun dimulai di desa terpencil di Kasepuhan Ciptagelar yang terletak di lereng Gunung Halimun, Provinsi Jawa Barat, dengan menginisiasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro berkapasitas 40 kW.
Gamma yang saat ini berusia 23 tahun menceritakan, pendekatan ke masyarakat untuk mengaliri listrik di desa saat awal menjalankan program Desa Bumi tidaklah mudah. Perlu sosialisasi dan penjelasan yang mudah untuk masuk ke masyarakat mengenai proyek yang akan dibangun.
"Awalnya itu kita pendekatan. Baru kita bilang ada profit listrik yang ramah lingkungan melalui sungai yang sudah ada, dan sebagainya, baru kemudian diterima," katanya.
Gamma mengatakan, tentu ada tantangan dalam menjalankan proyek Desa Bumi. Namun, tantangan kemanusiaan yang disebutnya paling menonjol.
"Ya, satu, teknisnya, fisikanya, logistiknya segala macam jauh, infrastrukturnya juga. Tapi, yang lebih pentingnya yaitu tantangan kemanusiaannya, di mana kita bisa ada connection antarorang dari desa dan kita yang mau bantu cari solusi yang cocok buat keduanya," ungkapnya.
Gamma berharap keberhasilan proyek Desa Bumi makin mendorong pemerintah dan banyak pelaku usaha lainnya untuk lebih aktif dalam mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. “Seperti yang kita lihat, di Indonesia sendiri masih banyak desa-desa yang belum menikmati aliran listrik, padahal potensi listrik dari energi terbarukan di Indonesia sangat besar, sedangkan pemanfaatannya masih rendah,” kata Gamma.
Gamma pun mengajak generasi muda untuk meningkatkan perhatian terhadap iklim. Menurut Gamma, kalau bukan anak muda, siapa lagi yang bisa ambil peran dalam mitigasi iklim.
"Apalagi, anak muda saat inilah yang ke depan akan menjadi pemimpin dan mengarahkan Indonesia. Saya rasa semua memang harus punya kesadaran yang sama soal menjaga bumi ini untuk lebih baik lagi," kata Gamma.
Dia menilai gerakan anak muda terhadap mitigasi krisis iklim di Indonesia terus bertumbuh. Kata dia, tak sedikit anak muda saat ini yang punya ketertarikan pada pengembangan energi baru.
"Apalagi, Indonesia punya banyak sekali potensi energi bersih. Tidak ada limitasi bahkan. Kita itu negara kaya sekali dan perlu ada gerakan yang kontinu dari anak muda untuk bisa mengembangkan potensi ini," kata Gamma.
Lihat postingan ini di Instagram
Gamma dan dua kakak perempuannya juga mengembangkan gerakan konservasi bekantan yang merupakan hewan khas Kalimantan. Gerakan ini tak hanya menjaga hewan langka Indonesia, tapi juga turut serta dalam menjaga ekosistem hutan.
"Banyak hal yang bermanfaat bisa kita lakukan untuk bisa menjadikan Indonesia negara yang maju. Bermula dari kesadaran bahwa kita semua harus menjaga bumi ini, kita bisa memberikan kontribusi baik kecil maupun besar untuk hidup masa depan yang lebih baik," kata Gamma.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang terbesar di dunia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat potensi EBT melimpah mulai dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan laut yang total potensinya 3.686 gigawatt (GW). Akan tetapi, sejauh ini porsi EBT dalam bauran energi masih minim.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menjaga Keberlangsungan UMKM
Setelah babak belur selama pandemi Covid-19, kini UMKM menderita akibat serbuan barang impor.
SELENGKAPNYAHarta Karun Migas di Papua Segera Dilelang, Sudah Diincar Asing
Area Blok Warim bersinggungan langsung dengan kawasan hutan lindung.
SELENGKAPNYASejarah Perayaan Maulid
Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan di banyak negara mayoritas Muslim.
SELENGKAPNYA