
Ekonomi
Memperkuat Nadi Ekonomi di Pelabuhan
Menteri BUMN Erick Thohir mendorong agar pelabuhan menjadi benteng ekonomi nasional.
JAKARTA -- Pelabuhan bukan sekadar tempat kapal bersandar, berlabuh, bongkar muat barang, dan melayani penumpang. Dari pelabuhan, banyak kegiatan ekonomi bermula dan pada akhirnya menggerakan pertumbuhan perekonomian di banyak sektor.
Maka tak heran, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menaruh harap agar pelabuhan dapat membangun benteng ekonomi nasional dari pelabuhan. Setelah dua tahun merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berhasil masuk sebagai operator peti kemas terbesar dengan ranking delapan di dunia.
"Paling tidak kedepannya (Pelindo) masuk lima besar. Kami ingin membangun benteng ekonomi nasional karena itu kita harus jadi global player," kata Erick beberapa waktu lalu.

Setelah melakukan transformasi pascamerger, kini Pelindo tidak lagi berfokus dalam perubahannya menuju ekosistem maritim terintegrasi. Kini langkahnya menentukan bagaimana melanjutkan transformasi ke depan untuk mendukung ekonomi nasional serta menjadi pemain global.
Erick menekankan, peta jalan agar pelabuhan Indonesia menjadi pemain global sudah ada, namun model bisnis harus diperkaya. Erick juga mengharapkan Pelindo dapat memperluas benchmarking dan standardisasi agar memiliki aset di luar negeri yang standarnya bagus.
Tagline baru Indonesia Maritime Gateway juga memperkuat posisi Pelindo dengan visi memimpin ekosistem maritim berkelas dunia. Erick menuturkan, dalam membangun ekosistem terdapat peran supply chain, yakni industri dan logistik harus terintegrasi dengan pelabuhan.
"Peran logistik sangat penting untuk menopang perekonomian Indonesia, ibaratnya ini nadinya," ucap Erick.
Pelindo pun kini sudah menyusun rencana dalam melanjutkan transformasinya. `Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengatakan, selama ini transformasi layanan pelabuhan diimplementasikan melalui standarisasi operasional pelabuhan.
Hal tersebut ditunjang dengan peningkatan kapabilitas SDM, kegiatan operasi berbasis planning and control, dan optimalisasi infrastruktur. Begitu juga dengan suprastruktur serta internalisasi budaya keselamatan kerja.

Standardisasi layanan
Ali Mulyono mengatakan standarisasi layanan pelabuhan kini telah berhasil menurunkan vessel port stay. Ali menyebut, waktu sandar kapal dan meningkatkan produktivitas melalui indikator box ship hour (BSH) dan ton ship day (TSD) di sejumlah terminal pelabuhan petikemas dan non-petikemas milik Pelindo.
Ali memastikan, Pelindo berkomitmen untuk terus melanjutkan proses transformasi standardisasi. “Ini dilakukan pada keseluruhan rantai pelayanan pelabuhan yang mencakup layanan petikemas, non-petikemas, marine, dan logistik,” kata Ali kepada Republika, Rabu (20/9/2023).
Dia menambahkan, Pelindo juga berkomitmen untuk menerapkan transformasi standarisasi pelayanan. Ali memastikan transformasi tersebut diterapkan ke seluruh terminal pelabuhan yang dikelola Pelindo di seluruh Indonesia.
“Transformasi standardisasi pelayanan akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan tingkat maturitas, kondisi geografis, dan tantangan operasional yang beragam antar terminal pelabuhan,” ungkap Ali.
Kinerja meningkat Merger berhasil membuat Pelindo meningkatkan kinerjanya. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan, pelabuhan merupakan salah satu kunci penting konektivitas logistik, terutama untuk sektor maritim.
“Efisiensi proses kepelabuhanan sangat penting untuk efisiensi proses logistik secara end to end,” kata Setijadi kepada Republika, Selasa (19/9/2023).
Setijadi menilai, Pelindo berupaya untuk berkontribusi dalam penurunan biaya logistik. Khususnya melalui peningkatan kinerja kepelabuhanan yang akan berdampak terhadap pengurangan waktu berth turn around.
“Hal ini akan berdampak terhadap peningkatan waktu siklus kapal berlayar dan penghematan biaya operasional karena waktu sandar kapal yang lebih singkat,” ucap Setijadi.
Setijadi menjelaskan, perbandingan kinerja Pelindo dapat dilihat dari kondisi sebelum transformasi pada 2019 dan setelah transformasi pada 2022. Berdasarkan data dari Pelindo, Setijadi mengatakan productivity box ship hour di beberapa pelabuhan semakin meningkat.
Misalnya seperti di Pelabuhan Belawan, Setijadi mengatakan BSH meningkat dari 20 menjadi rata-rata 38 dan di Makassar dari 20 menjadi rata-rata 34. Sementara vessel port stay hours mengalami penurunan seperti di Pelabuhan Belawan yang menurun dari 55 menjadi rata-rata 32 dan di Pelabuhan Makassar dari 38 menjadi rata-rata 22.

PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) juga melakukan transformasi terminal peti kemas yang mulai menyentuh aspek digitalisasi proses bisnis. Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra mengatakan, pada tahapan tersebut mulai menginisiasi penggunaan single terminal operating system (TOS) di seluruh terminal yang dikelola.
Penggunaan single TOS saat ini telah terimplementasi di TPK New Makassar dan TPK Ambon. Secara bertahap, single TOS akan diimplementasikan di terminal peti kemas lain di bawah pengelolaan SPTP.
“Penggunaan single TOS diharapkan dapat mendukung tersedianya data dan informasi yang cepat dan tepat guna mewujudkan terminal peti kemas yang berkinerja tinggi dan juga andal,” jelas Widyaswendra
SPTP juga gencar melakukan transformasi di seluruh area kerja. LWidyaswendra mengatakan terdapat empat tahapan transformasi terminal peti kemas yang dilakukan SPTP.
Pada tahap pertama, SPTP mengidentifikasi ketimpangan layanan saat ini dengan layanan yang terstandar. Selain itu, melakukan penataan ulang lapangan, memenuhi kebutuhan dasar untuk kegiatan operasional, dan menganalisa kondisi serta kebutuhan alat suatu terminal.
“Pada tahapan selanjutnya kami juga melakukan standarisasi keterampilan dan pengetahuan bagi para pekerja operasional. Hal ini penting karena mereka yang akan menjalankan kegiatan operasional di lapangan,” jelas Widyaswendra, Selasa (19/9/2023).
Widyaswendra menuturkan, kegiatan bongkar muat peti kemas di terminal dijalankan dengan berbasis perencanaan dan pengendalian. Pada tahapan itu, pemenuhan peralatan pendukung kegiatan bongkar muat dilakukan untuk meningkatkan infrastruktur dasar terminal peti kemas.
“Terhadap pemenuhan peralatan, salah satu caranya adalah dengan optimalisasi aset. Artinya terhadap beberapa peralatan di pelabuhan asal yang pemanfaatannya kurang optimal, kami pindahkan ke pelabuhan lain yang membutuhkan.“ jelas Widyaswendra.
Untuk menjadi ekosistem berkelas dunia, Pelindo masih perlu melanjutkan transformasinya. Efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional pada akhirnya mampu menekan ongkos logistik. Lalu logistik menjadi kunci pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.