Keunggulan bernapas lewat hidung dibanding mulut. (ilustrasi) | Unsplash/Elijah Hiett

Medika

Lebih Baik Mana, Bernapas Lewat Hidung atau Mulut?

Ketika udara sampai ke paru-paru, udara menjadi lembab sepenuhnya.

Hidung bertindak sebagai penyaring udara yang masuk ke dalam paru-paru. Dan Anda sudah pasti sering dengar bahwa bernapas dari hidung ini lebih baik daripada lewat mulut, penelitian maupun jurnal terkait ini pun sudah banyak dipublikasikan.

“Dari sudut pandang evolusi, itu adalah cara standar, bernapas melalui hidung,” kata kepala THT di Rumah Sakit Mount Sinai Brooklyn, Dr Sam Huh, dilansir dari Huff Post, Rabu (20/9/2023). Padahal, ketika baru lahir, pada dasarnya manusia hanya bisa bernapas melalui hidung.

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hal ini terjadi? Dan apakah ini berarti semua pernapasan mulut itu buruk? Beberapa dokter termasuk Dr Huh, menguraikan alasannya.

Pertama, bulu hidung menyaring sebagian kotoran yang dihirup. Hidung juga memiliki banyak lendir, yang dapat menjebak benda-benda kecil yang berpotensi berbahaya, seperti spora jamur atau serbuk sari, bahkan bakteri dan beberapa virus.

Ditambah lagi, secara fisiologis, hidung dirancang untuk memperlambat aliran udara sehingga memanaskannya hingga mencapai suhu tubuh. “Sehingga ketika udara sampai ke paru-paru, udara menjadi lembap sepenuhnya,” kata seorang asisten profesor THT (bedah kepala dan leher) di Vanderbilt Health di Nashville, Amerika Serikat (AS), Dr Kenneth Fletcher.

Mengapa ini penting? Paru-paru tidak menyukai udara kering. “Paru-paru harus selalu lembap agar tetap terbuka dan berfungsi dengan baik,” ujar Huh. “Tahukah Anda betapa sakitnya bernapas saat berada di luar ruangan di udara musim dingin yang kering? Jadi, itulah alasannya,” kata Dr Fletcher.

Bernapas melalui mulut, ternyata dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan masalah gigi. “Bernapas melalui mulut bisa sangat mengeringkan, menyebabkan ketidaknyamanan tenggorokan,” kata ahli rhinologi di Yale Medicine, dan profesor bedah-otolaringologi di Yale School of Medicine, Dr Peter Manes.

photo
Teknik bernapas yang baik (ilustrasi) - (Unsplash/Le Minh Phuong)

Anda juga tidak mendapatkan manfaat penyaringan atau paru-paru apa pun, jika bernapas dengan mulut. Selain itu, terlalu banyak bernapas melalui mulut juga dapat membahayakan gigi.

“Pernapasan melalui mulut dapat menyebabkan masalah, seperti pembesaran amandel, menggemeretakkan gigi (bruxism), masalah sendi rahang, kerusakan gigi, maloklusi, penyakit periodontal, dan banyak lagi,” kata pemilik Smile Services DC dan anggota dari Asosiasi Implan Gigi Internasional, Dr Albert Coombs.

Dengan kata lain, bernapas melalui mulut sepanjang malam mungkin hanya merusak kebaikan dari rutinitas menyikat gigi dan flossing pada malam hari. Namun, Anda tidak perlu melakukan tindakan ekstrem untuk selalu bernapas melalui hidung.

Penting untuk diketahui, meskipun bernapas melalui hidung secara keseluruhan lebih baik, ada kalanya bernapas lewat mulut diperlukan, seperti saat melawan flu. Jadi, sebaiknya tidak mencoba menghentikan pernapasan mulut sama sekali. “Ini tidak berarti bernapas melalui mulut buruk bagi Anda. Hanya saja, bernapas melalui hidung lebih baik,” kata Manes.

Teknik mouth taping, sebuah praktik yang mengharuskan Anda menutup mulut secara fisik semalaman untuk membuat diri Anda bernapas melalui hidung menjadi semakin populer dalam beberapa bulan terakhir. Sebagian besar karena video Tiktok. Namun, para ahli mengatakan bahwa ini bukanlah cara yang ideal untuk mencapai pernapasan hidung.

“Kekhawatiran akan muncul jika Anda melakukan hal tersebut tanpa mengetahui informasi lebih lanjut tentang apa yang terjadi. Maka beberapa orang sebenarnya mengalami penyumbatan hidung atau mereka memiliki alasan mengapa mereka bernapas melalui mulut,” ujar Fletcher.

Sebelum menutup mulut Anda pada malam hari, penting untuk menyingkirkan masalah mendasar yang membuat Anda bernapas melalui mulut pada malam hari. Dan jika Anda memutuskan untuk mencobanya setelah mengesampingkan masalah mendasar apa pun, penting untuk mengambil tindakan pencegahan. “Kalau mau coba, jangan pakai selotip yang terlalu kencang, pastikan yang bisa dilepas dengan mudah,” kata Huh. “Dan juga, saya benar-benar tidak tahu bahwa ada banyak data di luar sana yang menunjukkan bahwa hal ini dapat mengubah pola pernapasan Anda,” katanya. 

Terlebih, jika Anda kesulitan bernapas melalui hidung, Anda harus pergi ke dokter THT untuk mencari tahu apa yang terjadi. Sehingga Anda pada akhirnya dapat memperoleh manfaat pernapasan hidung dengan aman.

 

 
Bernapas melalui hidung lebih baik. 
 
DR PETER MANES, Ahli rhinologi di Yale Medicine, dan profesor bedah-otolaringologi di Yale School of Medicine. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat