Pedagang beras melayani pembeli di kiosnya di Pasar Atas Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Ekonomi

Laju Kenaikan Harga Beras Mulai Tertahan

Jokowi memastikan stok beras nasional dalam posisi aman.

JAKARTA -- Operasi pasar yang sedang digencarkan pemerintah mulai mampu menahan laju kenaikan harga beras. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan menyebut harga beras mulai sedikit mengalami penurunan.

Jokowi menyatakan, pemerintah telah melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras di berbagai daerah. Operasi pasar diharapkan bisa menurunkan harga beras yang masih cukup tinggi dalam beberapa pekan ke depan.

"Beras kita sudah lakukan operasi pasar, menggelontorkan ke ritel, ke (pasar induk) Cipinang, dan kita harapkan mungkin dalam dua minggu, tiga minggu ini akan mulai dipasarkan, sudah mulai turun. Meskipun memang sudah turun sedikit," kata Jokowi saat meninjau harga komoditas di Pasar Bali Mester Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9/2023) pagi.

photo
Antrean warga mengular di lokasi penyelenggaraan Operasi Pasar Beras Medium SPHP Kecamatan Coblong, Selasa (19/9/2023). - (Republika/ Dea Alvi Soraya)

Ia menegaskan, stok beras nasional saat ini masih aman, yakni sebesar 1,6 juta ton. Sedangkan, sebanyak 400 ribu ton lainnya masih dalam proses pengiriman, sehingga nantinya total stok beras yang tersedia akan mencapai 2 juta ton.

Selain itu, kata Jokowi, pemerintah masih akan menambah stok beras sebesar satu juta ton untuk memastikan keamanan pasokan. "Kita harapkan turun dan kembali normal karena stoknya ada. Stoknya kita ada 1,6 juta ton. Dalam perjalanan masih 400 ribu. Artinya, nanti ada stok 2 juta. Itu pun masih akan kita tambah lagi 1 juta untuk memastikan bahwa stoknya itu ada," ujarnya.

Jokowi meminta masyarakat tak khawatir terhadap stok bahan pangan, utamanya beras di tengah kekeringan yang terjadi saat ini. "Ada stoknya," katanya.

Jokowi menjelaskan, terdapat sejumlah tantangan terkait pasokan beras. Selain karena kekeringan yang menyebabkan menurunnya produktivitas, Jokowi juga menyebut bahwa 19 negara telah menghentikan ekspor berasnya.

Dalam tinjauannya kali ini, Jokowi menyampaikan bahwa harga komoditas bahan pangan pada umumnya masih stabil. Menurut Jokowi, harga sejumlah komoditas, seperti bawang merah dan bawang putih sudah turun.

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras premium per Selasa (19/9/2023) sebesar Rp 14.530 per kg, turun tipis 0,21 persen dibandingkan hari sebelumnya. Adapun rata-rata harga beras medium tetap sebesar Rp 12.930 per kg.

photo
Warga membeli beras kualitas medium dan minyak goreng saat operasi pasar beras medium di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monpera), Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023). - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Mulai tertahannya laju kenaikan harga beras salah satunya terpantau di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Salah satu pedagang di Pasar Cikurubuk, Dede, mengatakan, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak satu bulan terakhir.

Namun, dalam sepekan terakhir, harga beras stabil tinggi di harga Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Angka itu melesat cukup jauh dari kondisi normal, di mana harga beras berkisar Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram. 

“Tadinya naik terus, sepekan terakhir ini sudah setop naiknya, tapi masih tetap tinggi," ujar dia.

Menurut Dede, kenaikan harga beras dipicu oleh musim kemarau. Alhasil, para petani menaikkan harga jual. "Kalau stok mah aman, asal berani harga," kata dia.

Ia mengatakan, tingginya harga beras membuat para pembeli mengeluh. Apalagi, saat awal kenaikan yang mana harga terus meningkat setiap harinya.

Berdasarkan pantauan Republika pada Selasa (19/9/2023), harga beras di Pasar Cikurubuk berkisar Rp 13 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogram. Sementara di warung, harganya bisa mencapai Rp 15 ribu per kilogram. 

photo
Warga membeli beras kualitas medium dan minyak goreng saat operasi pasar beras medium di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat (Monpera), Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/9/2023). - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Salah satu warga Kota Tasikmalaya, Istakori (57 tahun), mengeluhkan harga beras yang tak kunjung turun. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, beras merupakan kebutuhan utamanya untuk berjualan. Mau tak mau, warung nasinya harus ada beras. 

"Kalau harga di pasar itu sudah Rp 14 ribu (per kilogram). Sementara di warung Rp 15 ribu. Saya pilih yang dekat saja, tidak repot," kata dia, Selasa. 

Lantaran untuk kebutuhan berjualan, beras yang dibeli Istakori merupakan kualitas premium. Apabila beras kualitas biasa, rasanya pasti berbeda.

Namun, akibat harga beras yang tak turun-turun, usahanya menjadi terdampak. Mau tak mau, harga nasi yang dijualnya pun menjadi naik.

“Semula saya jual seporsi Rp 4.000, sekarang jadi Rp 5.000," kata dia.

Salah satu warga lainnya, Wawan (65) juga mengeluhkan harga beras yang masih tinggi. Alhasil, ia pun mengurangi pembelian beras setiap belanja.

Ia pun berharap pemerintah dapat mengambil langkah agar harga beras kembali normal. Pasalnya, beras merupakan kebutuhan utama untuk makan.

 


 

 


 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat