Warga berdoa seusai melaksanakan shalat meminta hujan (Istisqa) di area ujung landasan pesawat Poin A Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Aceh, Jumat (13/1/2023). Shalat istisqa tersebut untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan di la | ANTARA FOTO/Rahmad

Khazanah

Kemarau Panjang, Menag Minta Umat Shalat Istisqa

Pelaksanaan shalat Istisqa sama dengan shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

Oleh RATNA AJENG TEDJOMUKTI, RIGA NURUL IMAN

JAKARTA -- Umat Islam diminta menggelar shalat Istisqa seiring dengan kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan di Indonesia. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan, al-istisqa bermakna meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama fikih mendefinisikan shalat Istisqa sebagai shalat sunah muakad yang dikerjakan untuk memohon agar Allah SWT menurunkan air hujan.

"Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan shalat Istisqa atau shalat meminta hujan," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (15/9/2023).

photo
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas - (kemenag.go.id)

Shalat Istisqa pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW seperti yang dikisahkan lewat hadis riwayat Abu Hurairah RA. Menurut Yaqut, shalat Istisqa menjadi bagian dari ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah SWT. "Memohon agar Allah menurunkan hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda. Amin," kata dia.

Adapun pelaksanaan shalat Istisqa sama dengan shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Sesudah takbiratul ihram, dilanjutkan dengan takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Setelah membaca surat al-Fatihah dan lainnya, lalu rukuk, sujud, hingga duduk tahiyat kemudian salam.

Khatib lalu menyampaikan khutbah sama seperti khutbah Idul Fitri dan Idul Adha. Khutbah dianjurkan untuk mengajak umat Islam bertobat, meminta ampun atas segala dosa, serta memperbanyak istighfar dengan harapan Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi kebutuhan umat Islam dan makhluk hidup lainnya pada saat kemarau panjang.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat sebelumnya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menggelar shalat Istisqa di tengah musim kemarau yang berkepanjangan dan berdampak kepada kehidupan umat. Dengan shalat Istisqa, umat Islam berharap Allah SWT berkenan menurunkan hujan.

"Jadi memang MUI mau mengeluarkan imbauan agar masyarakat segera melaksanakan shalat Istisqa, shalat meminta hujan, karena kemarau sudah cukup lama," ucap Sekretaris MUI Jabar KH Rafani Akhyar saat dihubungi, Rabu (13/9/2023).

photo
Warga berdoa seusai melaksanakan shalat meminta hujan (istisqa) di area ujung landasan pesawat Poin A Desa Ampeh, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Aceh, Jumat (13/1/2023). Shalat Istisqa tersebut untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan hujan di lahan pertanian mereka yang sudah ditanami padi berumur 90-120 hari dan kini tanahnya mengalami retak akibat kekeringan, dampak dari belum berfungsinya bendungan irigasi Krueng Pase, Aceh Utara. - ( ANTARA FOTO/Rahmad)

Selain kemarau yang berkepanjangan, ia mengatakan, dampak kemarau terjadi secara meluas. Rafani mengatakan, dampak kemarau yang terjadi yaitu kekurangan air dan ancaman lainnya, seperti kebakaran hutan, kebakaran tempat sampah, hingga gedung. "Dampak ekonomi lainnya, beras sampai Rp 16 ribu hingga Rp 17 ribu," ungkap dia.

Ia mengatakan, shalat Istisqa dianjurkan ketika menghadapi musim kemarau. Termasuk berdoa, bertobat hingga beristighfar. "Di dalam Alquran, kalau orang tobat, dulu zaman Nabi Hud, Allah akan menurunkan hujan dengan derasnya dan memberikan kekuatan," kata dia.

 
Kalau orang tobat, dulu zaman Nabi Hud, Allah akan menurunkan hujan dengan derasnya dan memberikan kekuatan
RAFANI AKHYAR Sekretaris MUI Jawa Barat
 

Rafani mengatakan, selain ikhtiar yang dilakukan secara sains dan teknologi, pendekatan yang harus dilakukan yaitu kepada Allah SWT dengan melaksanakan shalat Istisqa. "Kita harus yakin sebagai orang beriman, di samping berikhtiar secara sains. Sebagai orang beriman, tidak cukup hanya itu, harus diikuti dengan pendekatan kepada Allah SWT dengan shalat Istisqa," kata dia.

Sementara itu, ribuan warga mengikuti shalat Istisqa untuk meminta diturunkannya hujan digelar di Lapangan Merdeka, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (15/9/2023). Kegiatan ini dilakukan karena dampak kekeringan sangat dirasakan masyarakat. Shalat Istisqa dipimpin langsung Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan dihadiri Ketua MUI Kota Sukabumi KH Aab Abdullah.

"Saat ini, hujan sekian bulan tidak turun dan berpotensi kekeringan makin dirasakan,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Apalagi, kemungkinan gagal panen kian meluas dan perlu sama-sama disikapi. Dari hasil konsultasi dan koordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia kata Fahmi, pelaksanaan shalat Istisqa dianjurkan untuk meminta hujan diturunkan.

Setelah doa-doa terbaik dilafazkan disertai dengan banyaknya istighfar, kata Fahmi, Allah akan memberikan rahmat terbaik. Dia mengungkapkan, kedatangan jamaah pada Jumat pagi sekaligus untuk menunjukkan sebagai makhluk tidak memiliki daya upaya sesuatu yang sangat lemah dan memiliki ketergantungan kepada Sang Khalik. "Perbanyak istighfar dan doa agar Sukabumi diberkahi Allah,'' ungkap Wali Kota.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan baru akan terjadi pada bulan November mendatang setelah intensitas musim kemarau kering berkurang pada Oktober. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak musim kemarau kering terjadi pada pertengahan Agustus hingga September dengan intensitas panas yang makin meningkat. "Nanti setelah masuk Oktober, mulai berkurang, berkurang tetapi masih kering. Nah, diprediksi hujan ini November," kata Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, fenomena cuaca El Nino masih terjadi, bahkan makin memuncak pada Oktober-November. Di sisi lain, Indonesia diuntungkan dengan datangnya musim hujan mulai November. Namun, lanjut dia, kondisi berbeda terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Papua Selatan yang diprediksi masih mengalami kemarau kering cukup kuat hingga awal Desember.

 

Kemarau, Batu Nisan di Waduk Gajah Mungkur Bermunculan

Setiap musim kemarau seiring surutnya WGM kuburan lawas yang berada di Desa Gumiwang Lor akan terlihat kembali.

SELENGKAPNYA

Kekeringan Meluas dan Kian Mengkhawatirkan

Kemarau panjang yang melanda Indonesia mulai berdampak serius terhadap kelangsungan hidup.

SELENGKAPNYA

Setelah Polusi Udara, Kini Taman Kota Jakarta Kekeringan

Kekeringan menyulitkan warga kota yang memanfaatkan taman kota setelah terpapar polusi udara .

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya