
Internasional
Seribu Jenazah Bergelimpangan di Libya
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
NEAR DERNA -- Banjir besar yang melanda Libya pada Senin (11/9/2023) menimbulkan kerusakan parah dan menimbulkan seribuan korban jiwa. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Sekitar seperempat kota Derna di Libya timur tersapu banjir setelah bendungan jebol akibat badai. Sejauh ini lebih dari 1.000 jenazah telah ditemukan. Anggota komite darurat Hichem Chkiouat memperkirakan jumlah korban akhirnya akan sangat besar.
Chkiouat menceritakan, 25 persen kota telah hancur dengan banyak sekali bangunan yang runtuh. "Saya kembali dari Derna. Ini sangat berbahaya. Mayat-mayat tergeletak di mana-mana, di laut, di lembah, di bawah bangunan," kata Menteri Penerbangan Sipil itu pada Selasa (12/9/2023).
“Jumlah jenazah yang ditemukan di Derna lebih dari 1.000,” ujarnya.
Seorang jurnalis Reuters dalam perjalanan ke Derna melihat kendaraan terbalik di tepi jalan, pohon-pohon tumbang dan terbengkalai, rumah-rumah terendam banjir. Konvoi bantuan dan bantuan sedang menuju ke kota.
Para pejabat di pemerintahan yang menguasai bagian timur negara yang terpecah itu mengatakan pada Senin (11/9/2023), bahwa setidaknya 2.000 orang telah tewas akibat banjir, meskipun mereka tidak merinci dasar perkiraan tersebut. Para pejabat mengatakan, ribuan orang lainnya hilang akibat banjir yang telah menyapu seluruh lingkungan setelah bendungan jebol di atas kota.

Sebuah video yang dibagikan di Facebook yang tidak dapat diverifikasi secara independen memperlihatkan, puluhan mayat ditutupi selimut di trotoar di Derna. Libya secara politik terbagi antara timur dan barat dan layanan publik telah hancur sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang memicu konflik bertahun-tahun.
Setelah menghantam Yunani pekan lalu, Badai Daniel menyapu Mediterania pada akhir pekan. Badai tersebut membanjiri jalan-jalan dan menghancurkan bangunan-bangunan di Derna dan menghantam permukiman lain di sepanjang pantai, termasuk kota Benghazi terbesar kedua di Libya.
Pemerintah yang diakui secara internasional di Tripoli tidak menguasai wilayah timur tetapi telah mengirimkan bantuan ke Derna. Setidaknya satu penerbangan bantuan berangkat dari kota Misrata di bagian barat pada Selasa.
Kepala Pemerintah Persatuan Nasional Libya Abdulhamid al-Dbeibah menyatakan, pesawat pasokan medis darurat membawa 14 ton perbekalan, obat-obatan, peralatan, kantong jenazah, dan 87 personel medis dan paramedis. Pesawat ini menuju ke Benghazi.
"Berita mengenai banjir besar di Libya sungguh mencemaskan. Diperkirakan akan banyak korban jiwa dan luka-luka, terutama di wilayah timur," Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan negaranya siap membantu.
Mesir, Qatar, Iran, dan Italia termasuk di antara negara-negara yang menyatakan siap mengirimkan bantuan. Amerika Serikat mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan mitra-mitra PBB dan pihak berwenang Libya mengenai cara membantu upaya bantuan.
Mantan penjabat utusan PBB untuk Libya Stephanie Williams mendesak bantuan luar negeri secepatnya. Dia mengatakan, bencana tersebut membutuhkan peningkatan segera dalam bantuan internasional dan regional.
Sejumlah sekolah diubah menjadi tempat pengungsian sementara bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di Kota Benghazi, Libya timur. Departemen Pengawasan Pendidikan Benghazi mengatakan, sekolah-sekolah akan digunakan untuk menampung mereka yang terkena dampak Badai Daniel.

Hujan badai melanda beberapa daerah di Libya timur pada Ahad (10/9/2023) terutama Kota Benghazi, Bayda dan Al Marj, serta Soussa dan Derna. Pihak berwenang Libya mengatakan, sedikitnya 20 orang tewas akibat banjir yang disebabkan oleh badai di Libya timur.
“Sekolah akan ditutup hingga Kamis karena kondisi saat ini. Perlu upaya bersama untuk menghadapi krisis," ujar Pengawas Pendidikan di Benghazi, Baleid Werfalli kepada Anadolu Agency.
Pada Senin (11/9/2023) kepala pemerintahan persatuan Libya yang berbasis di Tripoli, Abdul Hamid Dbeibeh, mengumumkan hari berkabung nasional selama tiga hari. Dia juga menyatakan daerah yang terkena banjir sebagai zona bencana. Dbeibeh memerintahkan pemerintah daerah untuk mengambil tindakan mendesak dan luar biasa untuk menghadapi dampak banjir.

“Kami telah memberikan instruksi yang jelas kepada seluruh kementerian, lembaga, tim penyelamat, dan rumah sakit untuk secara hati-hati menindaklanjuti situasi di wilayah timur,” ujar Dbeibeh.
Sementara itu, Kepala pemerintahan yang berbasis di Libya Timur, Osama Hamad menyatakan Kota Derna sebagai zona bencana menyusul banjir yang disebabkan oleh Badai Daniel. Pihak berwenang Libya telah mengumumkan keadaan darurat, termasuk menangguhkan kelas-kelas di semua lembaga pendidikan negeri dan swasta serta menutup pertokoan.