Aliran Sesat (Ilustrasi) | Pixabay

Tuntunan

Puasa Ngebleng yang Dilarang Rasulullah

Puasa ngebleng adalah puasa tanpa makan dan minum selama tujuh hari demi meraih kesaktian pada tubuhnya.

Oleh IDEALISA MASYRAFINA

Seorang pria ditemukan tewas di kawasan Kalimati, Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Kretek, Bantul, Sabtu (2/9/2023) sekitar pukul 18.00 WIB. Ia diduga meninggal dunia karena kelaparan karena tengah menjalani serangkaian ritual puasa ngebleng. Puasa ngebleng adalah puasa tanpa makan dan minum selama tujuh hari demi meraih kesaktian pada tubuhnya. Diketahui identitas jasad pria tersebut berinisial J (60 tahun), warga Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah.

Kapolsek Kretek AKP Haryanto mengatakan, insiden tragis sekaligus mengejutkan itu terjadi berawal ketika J bersama tiga orang rekannya datang ke kawasan Kalimati, Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul, pada Ahad (27/8/2023) malam, untuk mengadakan kegiatan ritual.

Tujuan puasa Ramadhan untuk meraih derajat takwa dapat dicapai dengan izin Allah - (Republika)

  ​

Setibanya di lokasi, mereka selanjutnya melaksanakan aktivitas ritual tersebut. Namun, untuk J, selain menjalani tirakatan, ia juga melakukan puasa ngebleng dan baru berakhir pada Sabtu (2/9/2023) petang. “Dari keterangan ketiga temannya, J melakukan puasa ngebleng,” kata Kapolsek, Senin (4/9/2023).

 
Dari keterangan ketiga temannya, J melakukan puasa ngebleng.
AKP HARYANTO Kapolsek Kretek
 

Setelah berhasil menuntaskan puasanya tersebut, ia kemudian meminta kelapa muda untuk ia minum. “Setelah selesai itu (puasa ngebleng), korban minta degan, itu kondisinya (korban) sudah lemas, dibelikanlah (kelapa muda) temannya kemudian diminum. Tapi, malah kejadian itu (meninggal),” katanya.

Namun, setelah meminum air kelapa muda itu, Kapolsek melanjutkan, ia justru turun kesadaran sampai akhirnya meninggal dunia. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kretek dan ditindaklanjuti dengan menghubungi petugas medis Puskesmas Kretek serta Tim Inafis Polres Bantul untuk melakukan pemeriksaan terhadap bersangkutan.

“Dari hasil pemeriksaan itu, tidak ada indikasi kekerasan pada tubuh korban,” ujarnya.

Kapolsek menyebut, penyebab kematiannya karena korban lemas diduga kurang asupan makanan akibat puasa ngebleng. Padahal, usia korban sendiri sudah lanjut. Dari keterangan yang ia peroleh, ritual puasa ngebleng itu merupakan rangkaian ritual yang dijalani oleh korban demi mendapatkan kesaktian. “Jadi, setelah puasa ngebleng itu mau dilanjut ritual di Parangkusumo untuk penyempurnaan guna mendapatkan kesaktian,” katanya.

Rasulullah SAW pernah melarang sahabatnya untuk puasa setiap hari. Satu ketika, salah satu sahabat Abdullah bin Amr bin Ash pernah bertekad untuk berpuasa setiap hari dan shalat Tahajud sepanjang malam. Mengetahui cerita Abdullah, Nabi Muhammad SAW langsung menegurnya. “Jika kamu lakukan tekadmu itu, membuat matamu cekung dan jiwamu kecapekan. Tidak ada puasa bagi orang yang melakukan puasa Dhar (puasa setiap hari)” (HR Bukhari).

Dalam buku berjudul 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni, dikisahkan jika pada suatu hari Rasulullah memanggilnya dan menasihatinya agar tidak berlebihan dalam beribadah. Rasulullah SAW bertanya, "Kabarnya engkau selalu puasa di siang hari tak pernah berbuka, dan shalat di malam hari tak pernah tidur? Cukuplah puasa tiga hari setiap bulan!" Abdullah berkata, "Saya sanggup lebih banyak dari itu."

"Kalau begitu, cukup dua hari dalam seminggu."

"Aku sanggup lebih banyak lagi."

"Jika demikian, baiklah kamu lakukan puasa yang lebih utama, yaitu puasa Nabi Daud, puasa sehari lalu berbuka sehari!" Perkataan Rasulullah pun terbukti kemudian hari. Ketika Abdullah bin Amr dikarunia usia lanjut, tulang-belulangnya menjadi lemah. Ia selalu ingat nasihat Rasulullah dulu. "Wahai malang nasibku, kenapa dulu tidak melaksanakan keringanan dari Rasulullah."

Sikap berlebihan akan mengakibatkan kehancuran sebagaimana disebutkan Nabi SAW kepada para sahabatnya. Dari Ibnu Mas’ud Ra, Nabi SAW bersabda: “Binasalah orang yang berlebih-lebihan.” Tiga kali Rasulullah menyebutkan hadis ini baik berita tentang kehancuran mereka ataupun sebagai doa untuk kehancuran mereka.

Syekh Yusuf Qaradhawi mengutip Imam Nawawi, menjelaskan, orang-orang berlebihan ialah orang-orang yang ucapan dan perbuatan mereka terlalu dalam dan melampaui batas. Menurut Qaradhawi, mereka adalah orang-orang yang terlalu dalam menanyakan masalah-masalah pelik yang jarang terjadi. Di antaranya, terlalu banyak menyebutkan cabang-cabang suatu permasalahan yang tidak ada dasarnya dalam Alquran atau sunah. Permasalahannya sebenarnya jarang terjadi tetapi terlalu banyak perhatian diberikan kepadanya.

Lebih parah lagi, menurut Qaradhawi, mereka membahas masalah-masalah tertentu yang diperintahkan oleh syariah untuk mengimaninya tanpa mencari bagaimananya. Di antaranya membahas sesuatu yang tidak punya bukti di dunia emprisi seperti pertanyaan terkait dengan hakikat hari kiamat, ruh, dan sebagainya.

 

Kata Hati Muslimah Prancis Berabaya

Abaya tidak ada hubungannya dengan agama

SELENGKAPNYA

Dinamika Sejarah Islam di Kota Basrah

Basrah merupakan sebuah kota di Irak yang menjadi saksi bisu pelbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.

SELENGKAPNYA

Karhutla di Indonesia dari Ujung ke Ujung

Kualitas udara mulai memburuk akibat karhutla.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya