Russell Dawson dari Penari Aborigin Koomurri berpartisipasi dalam upacara merokok pada upacara Hari Australia di Sydney, Selasa, 26 Januari 2021. | AP/Rick Rycroft

Internasional

Merintis Jalan untuk Kebangkitan Bahasa Pribumi di Negeri Kanguru

Australia merupakan salah satu negara dengan tingkat kehilangan bahasa tertinggi di dunia.

Berputar tanpa alas kaki di lingkaran pasir, Clark Webb memimpin kelas anak-anak sekolah sambil menari mengikuti tepuk tangan dan nyanyian Gumbaynggirr, suku Aborigin Australia. “Membuka sekolah kita sendiri, itu adalah tindakan kedaulatan,” kata Webb, salah satu dari mereka yang berupaya menghidupkan kembali bahasa pribumi yang digunakan di Coffs Harbour, sebuah kota pesisir sekitar 500 kilometer utara Sydney.


"Jadi kita memerlukan 'suara' yang ada untuk melobi hal itu," ujar Webb mengacu pada prosedur yang disebut "Suara untuk Parlemen". "Suara untuk Parlemen" akan dilakukan melalui referendum pada 14 Oktober 2023. Warga akan memutuskan apakah masyarakat adat mendapat pengakuan dalam konstitusi Australia untuk pertama kalinya pada momen itu.

Ketika dibuka tahun lalu, Gumbaynggirr Giingana Freedom School (GGFS) yang didirikan Webb adalah sekolah Pribumi bilingual pertama di negara bagian New South Wales yang paling padat penduduknya di Australia. Hal ini merupakan bagian dari upaya dari akar rumput untuk menghidupkan kembali lusinan bahasa yang berada di ambang kepunahan, serta didukung oleh pemerintah federal dan negara bagian.

photo
Russell Dawson dari Penari Aborigin Koomurri berpartisipasi dalam upacara merokok pada upacara Hari Australia di Sydney, Selasa, 26 Januari 2021. -AP/Rick Rycroft)


Banyak masyarakat pribumi Australia memandang kebangkitan bahasa sebagai hal yang penting untuk menjamin kelangsungan budayanya. Bahasa merupakan salah satu tahun terpenting bagi hak-hak masyarakat adat dalam sejarah negara tersebut. Pelestarian bahasa pun adalah salah satu kunci kampanye ‘Ya’ menjelang referendum.


Komunitas pribumi Australia atau komunitas Aborigin dan penduduk pribumi Selat Torres bisa dibilang merupakan komunitas tertua di dunia. Kelompok ini telah bertahan dalam sejarah di benua ini sejak puluhan ribu tahun yang lalu.


Namun, setelah penjajahan oleh Inggris pada 1788, komunitas itu semakin menghadapi diskriminasi. Kondisi itu berlanjut lama setelah Australia menjadi sebuah negara pada 1901.


Pihak berwenang sering kali merelokasi masyarakat adat dari tanah adat yang dikenal sebagai Country, dan secara paksa memisahkan anak-anak masyarakat adat dari keluarganya. Peristiwa ini menerbitkan momen “generasi yang dicuri” karena kebijakan yang berlangsung dari pertengahan abad ke-19 hingga 1970-an.

photo
Para pengunjuk rasa memasang tanda-tanda di tengah kerumunan orang yang menjaga jarak saat aksi unjuk rasa Hari Invasi yang dipimpin Aborigin pada Hari Australia di Sydney, Selasa, 26 Januari 2021. Banyak warga First Nations di Australia mengatakan bahwa kedaulatan tidak pernah diserahkan dan menentang kekerasan dan penghancuran kolonial yang sedang berlangsung. . - (AP/Rick Rycroft)


Hingga 1980-an, pihak berwenang menghukum masyarakat adat karena menggunakan bahasanya sendiri. “Saya pikir, saat tumbuh dewasa, saya tahu ada sesuatu yang hilang dari hidup saya,” kata Webb. Menurut Webb, seiring bertambahnya usia, ia kian menyadari bahwa bahasa adalah mata rantai budayanya yang hilang.


Webb memperkirakan sekarang ada sekitar 30 penutur Gumbaynggirr yang mahir atau sangat mahir, di antaranya adalah putrinya yang berusia sembilan tahun, Jayalaani. “Rasanya menyenangkan, karena di sekolah lama saya tidak pernah jalan-jalan ke luar negeri,” ujarnya.


“Mungkin setahun sekali kami pergi ke suatu tempat. Namun, sekarang di sekolah ini, kami bisa melakukannya setiap hari Kamis. Rasanya terhubung dengan Country," kata anak perempuan itu.

photo
Sydney Opera House diterangi dengan warna nasional Australia menjelang pertandingan sepak bola Piala Dunia Wanita FIFA 2023 antara Australia dan Denmark, di Sydney, Australia, 7 Agustus 2023. (AP Photo/FLAVIO BRANCALEONE)


Australia merupakan salah satu negara dengan tingkat kehilangan bahasa tertinggi di dunia. Pada masa penjajahan Eropa, menurut  Australian Institute of Aboriginal and Torres Strait Islander Studies (AIATSIS), lebih dari 250 bahasa pribumi, termasuk 800 dialek, diyakini telah digunakan di seluruh benua.


Namun, sensus terbaru menunjukkan, lebih dari 150 bahasa masih digunakan pada 2021, hanya 9,5 persen penduduk asli Australia yang dilaporkan menggunakan satu atau lebih bahasa di rumah. Ray Ingrey adalah salah satu dari segelintir orang yang fasih berbahasa Dharawal, bahasa pertama yang didengar oleh penjelajah Inggris Kapten James Cook ketika mendarat di Australia pada 1770.


Ingrey mengetuai Gujaga Foundation yang didirikan pada 2019 untuk menghidupkan kembali bahasa tersebut. Cara yang dia diterapkan sebagian dengan menggunakan rekaman yang dibuat oleh antropolog senior Dharawal pada 1960-an. “Ketika Anda mempelajari Dharawal, Anda juga akan belajar banyak kesulitan yang dialami masyarakat kami untuk terus menguasai bahasa mereka,” kata Ingrey.

photo
Anggota masyarakat Yolngu dari timur laut Arnhem Land menampilkan tarian tradisional Bunggul selama Festival Garma di timur laut Arnhem Land, Northern Territory, Australia, 06 Agustus 2023. Festival tahunan edisi ke-23 ini diselenggarakan oleh Yayasan Yothu Yindi mulai 4 hingga 7 Agustus dan digambarkan sebagai pertemuan masyarakat adat terbesar di Australia yang merayakan kehidupan dan budaya Yolngu selama empat hari.- (EPA-EFE/MICK TSIKAS)

Ia menyatakan, kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang pada masa itu membongkar transmisi bahasa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pihak berwenang telah melarang kakek-nenek Webb dan Ingrey berbicara dalam bahasa ibu dan beberapa kerabatnya diancam oleh polisi karena berbicara bahasa tersebut di mana saja.


Penulis dan guru Jasmine Seymour memimpin upaya untuk menghidupkan kembali bahasa Dharug di antara ratusan anak sekolah negeri di Sydney. Sebagian besar dari mereka bukan penduduk asli.


Keturunan Maria Lock, Seymour, sedang mengamati pelajaran di Lethbridge Park Public School di barat Sydney. Lock merupakan orang Aborigin pertama yang menikah dengan pemukim Eropa dan salah satu orang pertama yang diterima di sekolah untuk belajar bahasa Inggris. “Berada di ujung lain sejarah, di mana bahasa saya direvitalisasi di sekolah, sungguh merupakan hal yang mendalam,” katanya.

Seymour pun menegaskan, ia tidak pernah menganggap remeh hal ini. Ini benar-benar hal yang luar biasa," ujarnya. 

 

 
Seiring bertambahnya usia, saya menyadari bahwa bahasa adalah mata rantai budaya yang hilang.
 
CLARK WEBB, Pengajar bahasa pribumi di Coffs Harbour, sebuah kota pesisir sekitar 500 kilometer utara Sydney.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat