Petani mengatur pompa air untuk pengairan lahan persawahan di Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (22/8/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Petani membawa pompa air untuk pengairan lahan persawahan di Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (22/8/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Karena bersifat ladang tadah hujan petani harus memanfaatkan pompa air untuk mengairi ladangnya saat musim kering. | Republika/Wihdan Hidayat
Petani memanfaatkan sumur bor untuk sumber pengairan di beberapa lokasi persawahan wilayah Bantul yang tidak memiliki saluran irigasi atau tadah hujan. | Republika/Wihdan Hidayat
Untuk mengairi ladang, petani menggunakan pompa air digunakan untuk menyedot air dari sumur bor kemudian menyiram tanaman. | Republika/Wihdan Hidayat
Petani menyiram tanaman cabai pada lahan persawahan di Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (22/8/2023). | Republika/Wihdan Hidayat
Petani memanen bawang merah saat musim kemarau di Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (22/8/2023). Petani memanfaatkan sumur bor untuk sumber pengairan di beberapa lokasi persawahan wilayah Bantul yang tidak memiliki saluran irigasi atau tadah hujan. | Republika/Wihdan Hidayat

Peristiwa

Kemarau, Petani Bantul Manfaatkan Pompa untuk Mengairi Ladang

Mereka memanfaatkan sumur yang ada di tengah ladang sebagai sumber air.

BANDUNG -- Petani mengatur pompa air untuk pengairan lahan persawahan di Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (22/8/2023). Petani memanfaatkan sumur bor untuk sumber pengairan di beberapa lokasi persawahan wilayah Bantul.

Ladang ini tidak memiliki saluran irigasi atau dikenal sebagai ladang tadah hujan. Untuk mengairi ladang, petani menggunakan pompa air digunakan untuk menyedot air dari sumur bor kemudian menyiram tanaman.

Saat kemarau tanaman yang dipilih petani berupa bawang merah serta cabai dan padi saat musim penghujan. Biasanya petani melakukan penyemprotan tanaman dengan durasi tiga hari sekali. ';