Ibu-ibu dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Bantul berbincang dengan pengunjung saat kampanye tentang pentingnya tahapan menyusui di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (7/8/2022). Mereka berkampanye dengan berjalan berpayung putih yang digambar s | Republika/Wihdan Hidayat

Medika

Mengatasi Bengkak dan Lecet pada Ibu Menyusui

Sekitar tiga persen sampai 10 persen ibu menyusui mengalami mastitis.

Apakah Anda pernah mengalami bengkak pada payudara saat menyusui? Tentu rasanya sakit dan tidak nyaman. Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi pembengkakan pada payudara?

Dokter laktasi RSIA Family, dr Vanny Bernadus Boen, CIMI, menjelaskan, pembengkakan pada payudara saat menyusui disebabkan pembuluh darah dan limfe produksi ASI yang mulai banyak, tapi tidak segera dikeluarkan. "Ketika payudara bengkak, cara yang paling efektif adalah dengan meneruskan pemberian ASI," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (3/8/2023).

Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan agar ibu tetap merasa nyaman adalah kompres payudara dengan kain yang dibasahi air hangat sebelum memulai menyusui. Kemudian, bisa dilanjutkan kompres dengan air dingin setelah menyusui.

Ia mengatakan, pastikan mengenakan bra tidak berkawat dan ketat atau gunakan bra khusus menyusui. Selain itu, usahakan posisi Anda nyaman saat menyusui, terutama pada posisi kaki, punggung, lengan, bahu, dan leher. "Pijat payudara perlahan-lahan dan arahkan pijatan payudara menuju atas dan ketiak," ujarnya.

photo
Ilustrasi Ibu Menyusui - (dok. Freepik)

Kunjungi dokter laktasi untuk membantu cara memposisikan bayi dan perlekatan mulut bayi saat menyusui. "Kunjungi dokter laktasi jika timbul gejala yang semakin serius jika gejala tidak membaik dalam waktu 24 jam," ujar Vanny.

Mengatasi Mastitis

Bagaimana bila bengkak tidak kunjung membaik? Menurut Vanny, sebagian besar ibu mungkin akan menghadapi berbagai masalah saat menyusui, seperti payudara yang bengkak, produksi asi yang sedikit, bahkan tak jarang juga sampai terjadi mastitis.

Mastitis adalah infeksi yang terjadi pada saluran susu dan dapat membuat puting terasa nyeri pada saat menyusui. Penyebab utama terjadinya mastitis adalah tersumbatnya saluran susu sehingga ASI tidak dapat keluar. Diperkirakan sekitar tiga persen sampai 10 persen ibu menyusui mengalami mastitis.

Apabila ibu mengalami gejala-gejala terjadinya mastitis, seperti payudara terasa bengkak, teraba hangat, merah, nyeri, dan demam, segera konsultasikan dengan dokter agar mendapat penanganan tepat serta mengurangi risiko terkena abses. Abses merupakan komplikasi mastitis yang umumnya terjadi karena pengobatan yang terlambat.

 

Pada kasus mastitis ringan, ada beberapa tindakan yang dapat ibu lakukan di rumah untuk meredakan gejala, antara lain, dengan terus menyusui secara teratur setiap dua sampai tiga jam, usahakan pengosongan payudara secara rutin baik dengan menyusui langsung maupun dipompa, berikan kompres dingin pada area payudara yang terinfeksi, dan konsumsi obat pereda nyeri untuk membantu meredakan nyeri, setelah berkonsultasi dari dokter.

Namun, apabila sudah sampai pada kondisi abses, dokter akan melakukan tindakan untuk mengeluarkan cairan nanah dari benjolan terlebih dahulu. Operasi dilakukan oleh dokter spesialis bedah dengan beberapa metode yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada beberapa kasus tertentu ibu yang sudah melakukan operasi bisa kembali menyusui, tentunya dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter laktasi.

 
Apabila mengalami gejala mastitis, segera konsultasikan dengan dokter. 
 
 

Mengatasi Puting Lecet

Memasuki pekan menyusui bulan ini, tentunya setiap ibu yang baru melahirkan memiliki harapan bayi yang sehat, cerdas juga bonding kuat antara si kecil dengan ibu. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut bisa dengan memberikan ASI secara eksklusif.

Menyusui merupakan proses dimana hubungan emosional antara ibu dan anak dapat terjalin lebih kuat dengan pemberian kasih sayang. Ikatan batin antara ibu dan bayinya berkaitan erat dengan pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi. Sehingga, ibu juga disarankan untuk memperhatikan kondisi dirinya selama masa menyusui agar proses tersebut dapat berjalan lancar.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by AIMI Pusat (@aimi_asi)

Dokter laktasi RSIA Family, dr Vanny Bernadus Boen, CIMI menjelaskan, yang perlu diperhatikan adalah posisi dan perlekatan menyusui yang benar. Posisi yang benar saat menyusui pada saat duduk maupun berbaring adalah telinga, bahu, pinggang bayi berada dalam satu garis lurus, jadi kepala bayi tidak menoleh.

Tubuh bayi mendekat dan menempel dengan tubuh ibu. Tubuh ibu harus dalam kondisi rileks dan bersandar, bukan menunduk atau terlalu tegak. "Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah perlekatan mulut bayi ke payudara ibu, agar bayi juga mendapatkan ASI yang optimal," ujarnya. 

Perlekatan yang benar sebagai berikut:

A = sebagian besar Areola masuk ke dalam mulut bayi

MU = MUlut bayi terbuka lebar

BI = BIbir atas dan bawah terlipat keluar

DA = DAgu bayi menempel pada payudara

 

Vanny menjelaskan, kunci utamanya adalah memposisikan puting ibu lebih tinggi dari mulut bayi atau puting ada di depan hidung bayi. Sehingga kepala bayi bisa mendongak saat menyusui yang mempermudah bayi untuk menelan ASI dan hidung bayi tidak tertutup payudara ibu. 

 

Tip Kurangi Rasa Nyeri 

Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara untuk ibu menyusui, berikut beberapa tip yang bisa ibu lakukan, antara lain:

1. Gunakan teknik atau posisi yang berbeda saat menyusui.

2. Gunakan payudara secara bergantian ketika sedang menyusui.

3. Lakukan aktivitas menyusui secara teratur setiap dua sampai tiga jam sekali.

4. Lakukan pengosongan payudara yang rutin.

5. Pijat payudara sendiri setiap hari secara teratur untuk memperlancar saluran ASI.

6. Hindari penggunaan bra yang terlalu ketat.

7. Konsultasi dengan dokter laktasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik dan posisi menyusui yang baik.

8. Menyusui harus dipelajari sebelum proses kelahiran. Dengan membekali diri dengan persiapan yang cukup serta pengetahuan tata laksana laktasi yang tepat, tantangan ketika menyusui dapat diminimalkan.

Persiapan psikologis ibu juga sangat menentukan keberhasilan menyusui, demikian juga peran dalam keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu, sangat dibutuhkan. Dan ibu pun dapat menikmati perjalanan menyusui dengan si kecil sampai dua tahun atau lebih.

9. Kunjungi klinik laktasi untuk mendapatkan informasi mengenai pemberian ASI secara baik dan benar. Keberadaan klinik laktasi di rumah sakit sangat membantu bagi para pasangan muda karena dapat memberikan edukasi secara menyeluruh, baik secara psikologis maupun teknis menyusui.

 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat