
Kabar Tanah Suci
RI Usulkan Rekam Retina untuk Visa Jamaah dan Perluasan Fast Track
Indonesia juga mengusulkan penambahan bandara untuk operasional haji
Oleh AGUNG SASONGKO dari MADINAH, ARAB SAUDI
MADINAH -- Sejumlah usulan disampaikan pemerintah Indonesia terkait layanan haji melalui forum pertemuan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Kementerian Haji Arab Saudi di Jeddah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023). Usulan tersebut disampaikan Wakil Tetap Indonesia untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Eko Hartono.
Salah satu usulan yang diajukan Konsulat Jenderal RI di Jeddah tersebut adalah soal pemvisaan. Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia, Nasrullah Jasam, menjelaskan beberapa jamaah karena soal usia atau pekerjaan atau hal lain kesulitan merekam sidik jarinya, sehingga proses pemvisaan terlambat.
"Beliau usulkan agar ada solusi lain yaitu perekaman retina yang sama akuratnya. Hanya mungkin teknologinya perlu dikembangkan," ucap Nasrullah saat berbincang dengan MCH di Jeddah, Selasa (13/6/2023)
Selain itu, pihaknya juga mengusulkan agar Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memperluas layanan fast track. Saat ini, layanan tersebut baru bisa dilakukan untuk jamaah embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan Jakarta-Bekasi (JKS) yang terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
"Kita ada 13 embarkasi, saya kira semuanya diusulkan mendapat layanan fast track," kata Nasrullah.

Usulan lain, menurut dia, Pemerintah Indonesia meminta Arab Saudi untuk menambah jumlah bandara operasional haji. Usulan ini diperlukan guna mempercepat pemberangkatan sekaligus memangkas masa tinggal jamaah haji di Tanah Suci. "Jadi ada pilihan misalnya selain Jeddah dan Madinah, (usul ditambah) Bandara Taif dan Bandara Yanbu," ujarnya.
Dengan penambahan operasional bandara haji, maka pergerakan jamaah ke Tanah Suci lebih cepat. Kebijakan ini juga diharapkan bisa memangkas masa tinggal jamaah di Arab Saudi yang turut berdampak pada biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
"Harapannya kalau ditambah bandaranya nanti masa tinggal jemaah lebih sebentar. Kalau sekarang 40 hari, nanti ketika ada penambahan bandara bisa mencapai 30 atau 35 hari," tutur Nasrullah.

Kunjungan Saudi
Menteri Haji dan Umrah Saudi, Dr Tawfiq Al-Rabiah, mengunjungi markas besar Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada Selasa (13/6/2023) WAS kemarin. Pada kesempatan itu, ia bertemu dengan Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha, delegasi, perwakilan, dan konsul negara anggota OKI dan anggotanya.
Diskusi yang dilakukan membahas seputar upaya dan pengaturan yang dilakukan oleh Arab Saudi untuk haji tahun ini. Menteri Al-Rabiah memaparkan inisiatif dan prosedur yang diambil, agar menghadirkan kondisi terbaik bagi jamaah dalam melakukan ritual mereka dengan nyaman.
Dilansir di Saudi Gazette, Rabu (14/6/2023), ia menekankan otoritas kesehatan, organisasi, layanan, logistik, dan keamanan telah berperan penting dalam memastikan keberhasilan pelaksanaan haji dan umrah.
Dia juga menyebut Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman telah meluncurkan Program Pengalaman Ziarah, salah satu inisiatif Saudi Vision 2030. Tujuannya adalah meningkatkan layanan yang diberikan kepada jamaah, yang juga berpengaruh dalam memperkaya pengalaman mereka.
Tak ketinggalan, menteri membahas seputar proyek-proyek besar yang ditujukan untuk melayani jamaah. Di antaranya adalah perluasan Masjidil Haram, konstruksi terbesar dalam sejarah, dengan biaya lebih dari 200 miliar riyal Saudi.

Selanjutnya, ia memaparkan perihal pendirian Al-Haramain High Speed Railway, yang mengurangi jarak antara Makkah dan Madinah menjadi sekitar dua jam. Adanya kereta ini dapat membantu meningkatkan perjalanan dan pergerakan jamaah haji, dengan perkiraan biaya sebesar 60 miliar riyal Saudi.
Proyek-proyek lainnya adalah pengembangan Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, dengan biaya lebih dari 64 miliar riyal Saudi. Ada juga pengembangan masjid bersejarah dan situs arkeologi Islam, dengan tujuan menciptakan pengalaman yang kaya bagi para peziarah.
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Taha, dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada penjaga dua masjid suci Raja Salman, putra mahkota dan Perdana Menteri Mohammed bin Salman, Pemerintah Arab Saudi, Kementerian Haji dan Umrah, serta semua sektor negara atas upaya mereka memfasilitasi prosedur yang diperlukan jamaah dan pengunjung ke dua masjid suci.
Duta Besar Djibouti untuk Arab Saudi dan Perwakilan Tetapnya untuk OKI, Dya-Eddine Said Bamakhrama, pada kesempatan itu menyampaikan pidato atas nama perwakilan tetap. Kerajaan Arab Saudi, kata dia, sejak didirikan oleh almarhum Raja Abdulaziz hingga saat ini, telah memberikan layanan dan melakukan beberapa perluasan ke dua masjid suci dan tempat suci.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
18 Kloter Terakhir Memasuki Raudhah
Jamaah lansia dan disabilitas mendapat prioritas antrean masuk ke Raudhah
SELENGKAPNYAYang Pertama dari Quba
Pada musim haji, masjid ini selalu dipenuhi jamaah dari berbagai negara, terutama saat pagi hari.
SELENGKAPNYAKursi Kelas Bisnis untuk 80 Jamaah DPR
Sulit untuk mendapatkan jamaah haji reguler yang bersedia berangkat lewat kuota tambahan.
SELENGKAPNYA