
Laporan Utama
Masjid Nabawi, Bermula dari Deruman Unta dan Tanah Anak Yatim
Nabi SAW ikut terlibat langsung dalam pembangunan Masjid Nabawi. Beliau turut memindahkan bebatuan.
Oleh UMAR MUKHTAR
Jamaah haji Indonesia yang telah berada di Madinah tengah menikmati suasana di Masjid Nabawi. Mereka memiliki waktu untuk beribadah di masjid Nabi selama delapan hingga sembilan hari.
Bagaimana sebenarnya sejarah Masjid Nabawi? Nabawi adalah masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat setelah mereka hijrah dan tiba di Madinah. Lokasi dibangunnya Masjid Nabawi dulunya adalah area penjemuran kurma milik dua orang anak yatim dari Bani Najjar.
Bani Najjar merupakan kampung yang disinggahi oleh Nabi Muhammad SAW setelah tiba di Madinah. Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, yang diterjemahkan Kathur Suhardi, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad tiba di Bani Najjar pada hari Jumat, 12 Rabiul Awal, 1 Hijriyah atau 27 September 622 Masehi.

Orang-orang dari Bani Najjar kemudian mengawal perjalanan Nabi Muhammad. Sampai kemudian unta yang dinaiki beliau SAW berhenti, menekukkan lututnya, dan menderum di hamparan tanah di depan rumah Abu Ayyub. Di tempat itulah Nabi SAW turun kemudian bertanya tentang siapa pemilik tanah tersebut. Ternyata tanah itu milik dua orang anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail bin Amr. Atas saran Mu'adz bin Afra, wali Sahal dan Suhail, Rasulullah pun membeli tanah tersebut yang menjadi cikal-bakal lokasi Masjid Nabawi dan rumah Nabi SAW.
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat bergotong-royong membangun Masjid Nabawi di Madinah.
Nabi Muhammad SAW dan para sahabat bergotong-royong membangun Masjid Nabawi di Madinah. Nabi SAW ikut terlibat langsung dalam pembangunan. Beliau turut memindahkan bebatuan. Saat itu, Nabi bersabda, "Ya Allah, tidak ada kehidupan yang lebih baik kecuali akhirat. Maka ampunilah orang-orang ansar dan muhajirin."
Rasulullah SAW juga bersabda, "Para pekerja ini bukan para pekerja Khaibar. Ini adalah pemilik yang paling baik dan paling suci." Sabda beliau ini membuat yang lain terpacu semangatnya dalam bekerja membangun Masjid Nabawi. Salah seorang berkata, "Kalau kita duduk saja, sedangkan Rasulullah ikut bekerja, ini perbuatan orang yang tersesat."
Di lokasi pendirian Masjid Nabawi, dulunya ada kebun kurma, kuburan orang-orang musyrik, dan puing-puing reruntuhan bangunan. Kemudian, kuburan orang musyrik itu digali, reruntuhannya diratakan, dan pohon kurmanya ditebas. Sekaligus menetapkan arah kiblat yang saat itu masih ke arah Baitul Maqdis.

Bagian masjid yang lebih dulu dibuat adalah dua pinggiran pintu yang terbuat dari batu, dinding yang terbuat dari batu bata yang dieratkan dengan lumpur tanah, atap dari daun kurma, tiang dari batang pohon, serta lantai yang dibuat dari hamparan pasir dan kerikil-kerikil kecil. Ada tiga pintu Masjid Nabawi saat itu. Panjang masjid 100 hasta dan lebarnya pun hampir sama. Fondasi masjid sekitar tiga hasta.
Di sisi masjid juga dibangun bilik yang menjadi tempat tinggal atau rumah Rasulullah SAW. Dindingnya terbuat dari susunan batu dan bata, atapnya dari daun kurma yang disanggah dengan beberapa batang pohon. Selama pembangunan Masjid Nabawi, Rasulullah tinggal di rumah Abu Ayyub. Setelah pembangunan selesai, Nabi SAW pindah ke bilik tersebut.
Empat Ribu Jamaah Indonesia Menggunakan Kursi Roda
Di Madinah, jamaah akan ditempatkan pada 91 hotel yang tersebar di lima sektor sekitar Masjid Nabawi (Markaziyah).
SELENGKAPNYABantu Jamaah dengan 'Kantong Ajaib'
Ketika mengenakan seragam petugas haji, Anda harus siap ditanya.
SELENGKAPNYAZiarah ke Masjid Nabawi
Bagi jamaah haji, Masjid Nabawi memiliki pesona tersendiri dengan segala nilai sejarah dan spiritualnya.
SELENGKAPNYA