ILUSTRASI Dzulqarnain membangun tembok untuk melindungi orang-orang dari Ya'juj dan Ma'juj. | DOK WIKIPEDIA

Sirah

Dzulqarnain, Alexander The Great, dan Retaknya Tembok Pemisah Yajuj dan Majuj

Banyak pihak yang membantah Alexander the Great sebagai Dzulqarnain.

Oleh SYAHRUDIN EL FIKRI

Banyak cerita yang termuat dalam berbagai buku sejarah mengenai sosok Alexander the Great (Aleksander yang Agung). Ada yang menyebutnya dengan nama Alexander of Macedonia (Aleksander dari Makedonia atau Iskandar al-Maqduni), Cyrus II, dan lain sebagainya.

Banyak pihak yang meyakini Alexander the Great adalah Dzulqarnain, termasuk Michael H Hart, penulis buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History (100 Tokoh Berpengaruh di Dunia).

Konon dialah (Alexander the Great) yang disebut-sebut sebagai Dzulqarnain dalam Alquran surah al-Kahfi [18]: 83-98. Karena itu pula, ada yang menyebutnya dengan Iskandar Dzulqarnain. Benarkah demikian? Alexander the Great adalah putra Raja Philip. Konon ia dilahirkan pada tahun 356 Sebelum Masehi (SM) dan meninggal dunia pada usia 33 tahun, yaitu 323 SM. Ia menggantikan Raja Philip yang meninggal pada tahun 341 SM atau tiga tahun setelah menaklukkan Yunani.

 
Pada masanya, selama 12 tahun memimpin kerajaan, ia berhasil menaklukkan berbagai imperium atau kekaisaran
NAMA TOKOH
 

Di dalam kamus bahasa Arab Al-Munjid karangan Lewis, yang berasal dari Libanon, Alexander the Great ditulis dengan nama Iskandar al-Kabir, yakni anak Philip yang bernama lain Iskandar Dzulqarnain. Pada masanya, selama 12 tahun memimpin kerajaan, ia berhasil menaklukkan berbagai imperium atau kekaisaran, termasuk imperium Persia, Yunani di wilayah barat, hingga Punjab di India di wilayah timur. Baca juga: 

Ia disebut-sebut memiliki visi menaklukkan dunia. Karena luasnya daerah taklukkannya tersebut, ia sering diberi julukan sebagai Dzulqarnain karena menguasai dua kekuasaan terbesar, yakni timur dan barat. Ia diberi mahkota dengan dua tanduk di kepalanya.

Dalam versi Kristen, namanya disebut dalam kitab Daniel bab 8 ayat 21. Ia adalah raja Yunani yang disimbolkan sebagai kambing jantan dengan tanduk besar di antara kedua matanya. Kendati memiliki wilayah yang luas karena kebesaran pasukannya, Alexander tidak sehebat Cyrus II dari Persia.

Konon, luasnya wilayah kekuasaan Alexander karena mengambil wilayah Cyrus II yang telah ditaklukkannya. Cyrus II dan Darius sudah melakukannya dua abad sebelumnya, yakni sekitar abad ke-5 SM.

photo
A journalist points at a funerary marble urn, decorated with an image of Alexander the Great during a battle, after it was recovered from a tomb complex in Perugia, in Rome June 27, 2013. Italian police have recovered a hoard of ancient Etruscan funerary urns and other treasures including bronze weapons which were originally found during building works and trafficked illegally. REUTERS/Alessandro Bianchi (ITALY - Tags: SOCIETY CRIME LAW) - (X90015)

Lalu, bagaimana dengan Dzulqarnain? Banyak versi yang menyebutkan ketokohan Dzulqarnain. Ada yang menyebut, ia hidup pada abad ke-6 SM (545 SM), yang berarti jauh sebelum Alexander the Great (356-323 SM). Ada pula yang menyebutkan periodenya pada tahun 152-115 SM. Dan namanya adalah Abu Karb al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari daulah al-Jumairiyah.

Yang pasti, banyak pihak yang membantah Alexander the Great adalah Dzulqarnain. Perbedaan mendasarnya adalah karena Alexander seorang raja yang tidak beragama Islam (non-Muslim). Subhan Nurdin dalam bukunya, Benarkah Isa dan Dajjal akan Turun? mengutip pendapat Imam Syaukani, Alexander the Great bukanlah Dzulqarnain. Sebab, Alexander the Great seorang non-Muslim.

Menurut sejumlah sejarawan Muslim, sebagaimana dikutip Subhan Nurdin, Dzulqarnain adalah julukan Abu Karb al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari Daulah al-Jumairiyah (152-115 SM). Kerajaannya disebut at-Tababi'ah. Dijuluki Dzulqarnain (pemilik dua tanduk) karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di barat sampai timur.

 
Dzulqarnain adalah seorang raja yang saleh. Ia adalah seorang utusan Allah (nabi) karena Allah berfirman kepadanya.
 
 

Sementara itu, menurut Ibnu Abbas, Dzulqarnain adalah seorang raja yang saleh. Ia adalah seorang utusan Allah (nabi) karena Allah berfirman kepadanya. Ada lagi yang menyebutkan, Dzulqarnain berasal dari Mesir. Dia merupakan salah seorang anggota keluarga Firaun, zaman Nabi Musa AS.

Lihat surah al-Mu’min [40]: 28. "Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya."

Menurut versi tersebut, nama laki-laki itu adalah Akhnaton, putra dari Aminhotep (Mineptah) III, raja yang tewas di Laut Merah.

Dalam Alquran, tidak dijelaskan siapa "laki-laki beriman" tersebut. Konon, laki-laki yang beriman itu pernah melakukan perjalanan hingga ke daerah Cina. Dari sini kemudian banyak yang mengaitkannya dengan pembangunan tembok untuk menghalangi Ya’juj dan Ma’juj.

Menurut beberapa arkeolog, bangunan reruntuhan tembok itu berkonstruksi besi dan tembaga yang cara pembuatan dan desainnya menggunakan pola desain Mesir. "Mereka berkata: "Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?" (QS al-Kahfi: 94).

Hal lain yang mendukung pendapat bahwa Dzulqarnain berasal dari Mesir adalah pengolahan kertas yang berkembang pesat di Cina setelah masa itu. Sebelumnya, pengembangan kertas hanya ada di Mesir dengan papirus (paper).

Ada beberapa perbedaan antara Alexander Macedonia atau Alexander the Great dan Dzulqarnain. Berikut beberapa perbedaan itu. Alexander adalah (1) penyembah berhala, (2) suka sesama jenis (homoseksual), (3) penjajah yang sangat kejam (merusak dan merampas), (4) tidak membangun tembok pembatas.

Sedangkan, Dzulqarnain adalah (1) menyembah satu Tuhan (Monoteisme), (2) mendapat firman (ilham atau wahyu) Tuhan, (3) tidak mengambil harta negeri jajahan secara zalim, (4) membuat tembok pembatas untuk melindungi negeri yang didatanginya.

 

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.

Ikuti Berita Republika Lainnya