Memprakarsai Ev Lewat Transportasi Umum | Republika

Otomotif

Memprakarsai Ev Lewat Transportasi Umum

Mobil listrik diharapkan dapat menjadi solusi mobilitas yang mengusung konsep smart cities.

Kehadiran kendaraan electric vehicle (EV) listrik di Indonesia nampaknya kian nyata. Sejumlah regulasi penunjang untuk menghadirkan EV dengan harga kompetitif masih terus digodog. Secara paralel, pemerintah dan swasta pun melakukan terobosan untuk menghadirkan transportasi umum berbasis EV. Setelah sebelumnya Blue Bird menghadirkan taksi listrik, dan TransJakarta juga bertenaga listrik, kini hal itu dilakukan oleh Grab.

 

Langkah ini dinilai menjadi sebuah strategi jitu dalam menyambut masa depan dunia transportasi yang lebih hijau. Pengamat otomotif, Bebin Juana mengatakan, kehadiran taksi listrik merupakan sebuah langkah yang cerdas karena memiliki sejumlah dampak yang signifikan. Dalam kehidupan sehari-hari, mayoritas taksi menjalani jarak tempuh yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

 

Dilihat dari hal itu, maka ia menilai taksi memiliki andil yang cukup besar dalam menyumbang polusi. Nah, jika kemudian kendaraan taksi menggunakan sebuah mobil listrik yang notabene tidak menghasilkan emisi gas buang, secara akumulasi, maka otomatis hal itu dapat menekan polusi secara signifikan.

 

"Rata-rata, satu kendaraan taksi beroperasi selama 12 jam sehari dengan jarak tempuh hingga 400 kilo meter. Dari sini bisa dibayangkan seberapa besar polusi yang dihadirkan oleh taksi. Tapi, hal itu bisa dihilangkan jika menggunakan taksi listrik," ucap Bebin kepada Republika pada Kamis (30/1). Alasan ini lahsalah sebab yang membuatnya sangat sepakat dengan kehadiran taksi listrik. Manfaat lain dengan penggunaan EV sebagai sarana transportasi umum, yakni dari aspek edukasi.

 

Ia mengatakan, saat ini harga mobil listrik masih relatif lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Hal ini otomatis menekan keinginan konsumen untuk membeli EV. Artinya, kemungkinan masyarakat untuk mencoba secara langsung dan mendapat experience penggunaann EV pun kian minim. "Kehadiran taksi listrik ini bisa jadi sarana edukasi untuk publik. Sambil menunggu penurunan harga mobil listrik, maka masyarakat dapat sesekali menggunakan taksi listrik. Selain untuk menunjang mobilisasi, lewat cara ini, masyakat secara langsung mendapat pengalaman bagaimana rasanya bepergian menggunakan EV," ujar dia.

 

photo
 

 

Dengan begitu, lanjut Bebin, maka masyarakat dapat merasakan senyapnya kabin sebuah mobil listrik dan seluruh performa teknis yang dihadirkan oleh EV. Tak hanya itu, ia menekankan bahwa penggunaan taksi listrik juga mampu jadi ajang pembuktian keandalan mobil listrik. Tak dipungkiri, sebagai sebuah kendaraan dengan sistem baru, sangat wajar jika masih ada yang masih ragu soal keandalan mobil ini.

 

Lewat sejumlah manfaat itu, ia pun optimistis bahwa penggunan taksi listrik akan membuat public semakin akrab dengan mobil EV. Karena, mereka sudah mengatahui performa EV dalam kehidupan nyata dan bukan hanya pada ajang pengujian atau test drive.

 

Pekan ini, perusahaan taksi online, Grab resmi menghadirkan Grab Car Elektrik powered by Hyundai yang pertama di Indonesia. President Director of Hyundai Motors Indonesia, Sung Jong Ha mengatakan, kerja sama antara Hyundai dan Grab dilakukan untuk mendukung inisiatif pemerintah guna menghadirkan dua juta kendaraan elektrik pada tahun 2025.

 

Hyundai IONIQ EV siap beroperasi sebagai Grab Car Elektrik dengan titik awal di Bandara Soekarno- Hatta. Lewat sinergi ini, kami ingin menawarkan pengalaman mobilitas pintar yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan memanfaatkan teknologi canggih, seperti IONIQ Electric, kata Sung. Ia berharap, pelanggan Grab di Indonesia kini dapat lebih mudah untuk menikmati kenyamanan mengendarai mobil listrik yang ramah lingkungan.

 

Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, langkah ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran EV Grab Ecosystem Roadmap tahun lalu. Grab Car Elektrik merupakan bentuk nyata dari komitmen kami untuk mendukung ekosistem EV di Indonesia yang telah kami sampaikan ketika memperoleh investasi dua miliar dolar AS dari Soft Bank tahun lalu, katanya.

 

Peluncuran Grab Car Elektrik itu merupakan bagian dari kampanye #LangkahHijau Grab yang mendukung penggunaan kendaraan listrik sebagai solusi untuk mengurangi polusi udara. Acara itu juga menandai operasional resmi Hyundai dalam Electric Vehicle Mobility Service (layanan kendaraan listrik) di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah berupaya untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

 

Kendaraan listrik ini diharapkan dapat menjadi solusi mobilitas yang mengusung konsep smart cities, dan di saat yang bersamaan juga lebih ramah lingkungan dan minim biaya pengelolaannya. Dengan hadirnya Grab Car Elektrik, kita selangkah lebih maju lagi untuk bersama-sama mencapai target menghadirkan dua juta unit EV di Indonesia, jelas Budi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat