Seorang anak mendinginkan diri di taman menggunakan pipa air irigasi saat India utara diterpa gelombang panas yang hebat di Lucknow di negara bagian Uttar Pradesh, India, Rabu, 19 April 2023. | AP Photo/Rajesh Kumar Singh

Nusantara

Seperti di Indonesia,Banyak Negara Tersengat Cuaca Panas

Dunia diperkirakan dapat memecahkan rekor suhu rata-rata baru pada 2023 atau 2024.

JAKARTA -- Sejumlah wilayah di Pulau Jawa sempat mengalami cuaca panas menyengat dalam bulan ini. Ternyata, fenomena serupa juga tercatat di negara lain dan menandakan peningkatan suhu bumi yang makin mengkhawatirkan.

Senior Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhammad Hakiki menjelaskan, matahari akan mengalami fase gerak semu ke utara hingga Juni nanti. "Hal itu berdampak penyinaran matahari optimum di wilayah Indonesia khususnya bagian ekuator dan Selatan,” ujar Muhammad Hakiki, Selasa (18/4/2023).

Dia kemudian mengungkapkan kondisi cuaca umumnya cerah-berawan pada pagi-siang hari. “Kondisi tersebut dapat memicu penerimaan radiasi matahari menjadi cukup baik di permukaan dan suhu yang cukup terik terutama pada siang tengah hari,” kata Muhammad Hakiki.

Muhammad Hakiki juga menuturkan suhu maksimum yang tercatat di wilayah Indonesia antara 33-37 derajat Celsius, di mana suhu tertinggi Senin (17/4/2023) tercatat di Balai 2 Ciputat sebesar 37,2 derajat Celsius. Menurut dia, suhu yang tercatat hingga hari kemarin bervariasi dari hari ke hari.

Suhu maksimum cenderung terjadi di antara pukul 10.00 hingga pukul 16.00 ketika tutupan awan paling minimal. Suhu relatif cukup tinggi, Muhammad Hakiki mengungkapkan, cenderung bisa terjadi hingga musim kemarau berakhir hingga sekitar Oktober.

Secara global, dunia diperkirakan dapat memecahkan rekor suhu rata-rata baru pada 2023 atau 2024 yang dipicu oleh perubahan iklim dan antisipasi kembalinya fenomena cuaca El Nino. Model iklim menunjukkan bahwa setelah tiga tahun pola cuaca La Nina di Samudra Pasifik, yang umumnya sedikit menurunkan suhu global, dunia akan mengalami kembali El Nino dengan suhu yang lebih hangat pada akhir tahun ini. 

Selama El Nino, angin bertiup ke barat di sepanjang ekuator melambat dan air hangat didorong ke timur sehingga menciptakan suhu permukaan laut yang lebih hangat. Direktur Copernicus Climate Change Service Uni Eropa Carlo Buontempo mengatakan, model iklim menunjukkan kembalinya kondisi El Nino pada akhir musim panas. El Nino yang kuat mungkin berkembang menjelang akhir tahun.

"El Nino biasanya dikaitkan dengan suhu yang memecahkan rekor di tingkat global. Apakah ini akan terjadi pada tahun 2023 atau 2024, belum diketahui, tetapi, menurut saya, lebih mungkin terjadi daripada tidak," kata Buontempo, Kamis (20/4/2023).

photo
Seorang pria berjemur di musim semi yang hangat di Madrid, Spanyol, Selasa, 18 April 2023. - (AP Photo/Paul White)

Tahun terpanas di dunia yang tercatat sejauh ini adalah 2016, bertepatan dengan El Nino yang kuat. Delapan tahun terakhir dunia mengalami rekor terpanas. Hal itu mencerminkan tren pemanasan jangka panjang yang didorong oleh emisi gas rumah kaca.

Dosen senior di Institut Grantham Imperial College London, Friederike Otto, mengatakan, suhu yang dipicu El Nino dapat memperburuk dampak perubahan iklim yang sudah dialami beberapa negara. Itu termasuk gelombang panas yang parah, kekeringan, dan kebakaran hutan.

“Jika El Nino benar-benar berkembang, ada kemungkinan besar tahun 2023 akan lebih panas dari tahun 2016, mengingat dunia terus menghangat karena manusia terus membakar bahan bakar fosil,” kata Otto.

Ilmuwan Copernicus Uni Eropa pada Kamis (20/4/2023) menerbitkan sebuah laporan yang menilai iklim ekstrem yang dialami dunia tahun lalu. Dalam catatan laporan tersebut, ini adalah tahun terhangat kelima.

Sinyal Perubahan Iklim - (Republika)  ​

Eropa mengalami rekor musim panas ekstrem pada 2022. Sementara itu, hujan ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim menyebabkan banjir besar di Pakistan. Kemudian, pada Februari, permukaan es laut Antartika mencapai rekor terendah.

Suhu global rata-rata dunia sekarang 1,2 derajat Celsius lebih tinggi daripada masa pra-industri. Sebagian besar penghasil emisi utama dunia berjanji untuk memangkas emisi bersih mereka menjadi nol. Kendati demikian, emisi CO2 global tahun lalu terus meningkat.

Warga Eropa, khususnya di selatan benua, juga akan mengalami tekanan panas lebih banyak selama bulan-bulan musim panas karena perubahan iklim menyebabkan periode cuaca ekstrem yang lebih lama. Layanan Perubahan Iklim Komisi Eropa Copernicus mengatakan, perbandingan data selama beberapa dekade menunjukkan rekor panas tahun lalu mengakibatkan kondisi berbahaya bagi kesehatan manusia.

Eropa Selatan mengalami rekor jumlah hari dengan "tekanan panas yang sangat kuat", yang didefinisikan sebagai suhu dari 38 hingga 46 derajat Celsius, katanya. Jumlah hari musim panas dengan tekanan panas "kuat" (32 hingga 38 Celsius) atau "sangat kuat" meningkat di seluruh benua, sementara di Eropa selatan hal ini juga berlaku untuk hari-hari "tekanan panas ekstrem" di atas 46 Celsius.

photo
Sekeluarga mendinginkan diri di taman menggunakan pipa air irigasi saat India utara diterpa gelombang panas yang hebat di Lucknow di negara bagian Uttar Pradesh, India, Rabu, 19 April 2023. - (AP Photo/Rajesh Kumar Singh)

Cuaca India

Gelombang panas yang mematikan memberikan beban yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pertanian, ekonomi, dan kesehatan masyarakat India. Sebuah studi terbaru, melaporkan cuaca panas dengan perubahan iklim telah mengganggu upaya jangka panjang negara tersebut untuk mengurangi kemiskinan, ketidaksetaraan dan berbagai jenis penyakit.

Panas ekstrem telah menyebabkan lebih dari 24 ribu kematian sejak 1992 dan juga meningkatkan polusi udara serta mempercepat pencairan gletser di India utara, demikian ungkap sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Ramit Debnath dari University of Cambridge.

India kini menghadapi tabrakan berbagai bahaya iklim yang kumulatif, dengan cuaca ekstrem yang terjadi hampir setiap hari dari bulan Januari hingga Oktober tahun lalu, kata mereka. "Sangat penting untuk mengetahui bagaimana kita mengukur kerentanan terhadap kejadian-kejadian ekstrem yang sering terjadi," kata Debnath kepada Reuters, Kamis (20/4/2023).

Dengan "indeks kerentanan iklim" Pemerintah India sendiri yang diyakini meremehkan dampak dari gelombang panas yang lebih lama, lebih awal dan lebih sering terjadi terhadap pembangunan. Sebanyak 90 persen dari total wilayah India saat ini berada di zona bahaya panas ekstrem, dan India belum sepenuhnya siap, Debnath memperingatkan.

 
Panas ekstrem telah menyebabkan lebih dari 24 ribu kematian sejak 1992.
 
 

"India telah melakukan cukup banyak hal dalam hal mitigasi panas. Mereka sebenarnya telah mengakui gelombang panas sebagai bagian dari paket bantuan bencana mereka," katanya. "Namun, ada kebutuhan untuk mengoptimalkan langkah dari rencana-rencana ini."

Para peneliti juga memperingatkan bahwa gelombang panas melemahkan upaya India untuk memenuhi "Tujuan Pembangunan Sosial", sebuah daftar yang terdiri atas 17 tujuan PBB untuk mengurangi kemiskinan, kelaparan, ketidaksetaraan, dan penyakit.

Panas yang ekstrem pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan 15 persen dalam "kapasitas kerja di luar ruangan", mengurangi kualitas hidup hingga 480 juta orang dan menghabiskan 2,8 persen dari PDB pada tahun 2050, kata mereka.

Penurunan produktivitas yang disebabkan oleh suhu tinggi yang ekstrem dapat menyebabkan kerugian bagi India sebesar 5,4 persen dari PDB, menurut Laporan Transparansi Iklim yang diterbitkan oleh kelompok-kelompok lingkungan tahun lalu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat