Asap terlihat di Khartoum, Sudan, Rabu, 19 April 2023. Warga Sudan yang ketakutan meninggalkan rumah mereka di ibu kota Khartoum, kata para saksi, setelah gencatan senjata yang ditengahi internasional gagal dan pasukan lawan bertempur di ibu kota untuk ha | AP Photo/Marwan Ali)

Kabar Utama

Evakuasi WNI dari Sudan Dimatangkan

Jumlah WNI di Sudan yang tercatat di KBRI Khartoum sebanyak 1.209 orang.

JAKARTA – Kondisi keamanan di Sudan kian tak pasti dengan gagalnya kesepakatan gencatan senjata pada Rabu (20/4/2023). Seribuan lebih warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di negara tersebut kian terancam.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah terus mematangkan rencana untuk mengevakuasi WNI di Sudan. Dia menyebut, sejak konflik antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pecah pekan lalu, KBRI Khartoum mempertahankan kontak dengan para WNI di sana. 

Retno mengungkapkan, status keamanan di Sudan saat ini adalah Siaga 1. “Persiapan evakuasi terus dimatangkan sambil menunggu saat tepat untuk dapat melakukan evakuasi dengan terus mempertimbangkan keselamatan WNI. Sekali lagi, saya ingin garis bawahi bahwa keselamatan adalah prioritas utama,” ucap Retno dalam pengarahan pers, Kamis (20/4/2023). 

Retno mengatakan, dia baru saja berkomunikasi dengan duta besar Indonesia di Sudan. Darinya diperoleh informasi bahwa hingga saat ini belum ada evakuasi warga negara asing dari Sudan. “Jadi belum ada evakuasi atau belum ada yang berhasil mengevakuasi warga negaranya dari Khartoum karena, sekali lagi, kondisi keamanan yang tidak memungkinkan,” ujar Retno. 

Kendati demikian, Retno mengaku telah memimpin langsung rapat koordinasi persiapan evakuasi WNI dengan lima perwakilan Indonesia di luar negeri, yakni KBRI Khartoum, Kairo, Riyadh, Addis Ababa, dan KJRI Jeddah. “Koordinasi pada tingkat teknis atau working level akan terus dilakukan,” ucapnya. 

Retno mengatakan, sejauh ini 43 WNI di Sudan yang terjebak di lokasi pertempuran berhasil dievakuasi ke safe house KBRI Khartoum. Jumlah WNI di Sudan yang tercatat di KBRI Khartoum adalah 1.209 orang. Kebanyakan dari mereka pelajar dan mahasiswa serta tinggal di Khartoum. 

Menurut Retno, sejak pertempuran antara militer Sudan dan RSF pecah pada 15 April lalu, KBRI Khartoum terus mempertahankan kontak dengan para WNI. Bantuan pangan dan logistik juga sempat disalurkan kepada WNI yang membutuhkan. Namun, penyaluran bantuan tak mudah dilakukan karena pertempuran masih berlangsung. 

photo
Kendaraan militer yang hancur terlihat di selatan di Khartoum, Sudan, Kamis, 20 April 2023. - (AP Photo/Marwan Ali)

“Kami mengimbau para WNI di Sudan dan keluarga di Indonesia untuk tetap tenang. Pemerintah akan berupaya sekuat tenaga, semaksimal mungkin, untuk memberikan perlindungan kepada warga negara kita yang berada di Sudan,” kata Retno. 

Retno Marsudi mengungkapkan, Wisma Indonesia dan KBRI Khartoum telah beberapa kali terimbas pertempuran yang tengah berlangsung di Sudan. Namun, dia bersyukur hal itu tak menyebabkan jatuhnya korban.

“Beberapa kali Wisma Indonesia dan KBRI juga terimbas oleh terus berlangsungnya pertempuran. Alhamdulillah, semua WNI dan staf KBRI dalam keadaan selamat,” kata Retno saat memberi keterangan pers tentang kondisi WNI di Sudan, Kamis (20/4/2023). 

Menurut Retno, perkembangan tersebut menimbulkan keprihatinan mendalam dan kewaspadaan yang sangat tinggi. Dia menjelaskan, hingga Kamis, pertempuran antara militer Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) telah memasuki hari keenam. 

photo
Wanita Sudan berjalan di sebuah jalan di Khartoum, Sudan, (19/4/2023). Perebutan kekuasaan meletus sejak 15 April antara tentara Sudan yang dipimpin oleh Panglima Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, mengakibatkan sedikitnya 200 kematian menurut asosiasi dokter di Sudan. - (EPA-EFE/STRINGER)

Menurut Retno, kedua belah pihak memperebutkan objek-objek vital, seperti istana kepresidenan, markas komando militer, dan bandara internasional Khartoum. “Titik pertempuran juga terjadi di markas RSF, salah satunya berlokasi di dekat Universitas Internasional Afrika, di mana banyak WNI bertempat tinggal,” ucapnya. 

Dia mengatakan, sejak pertempuran antara militer Sudan dan RSF pecah pada 15 April lalu, Indonesia sudah merilis pernyataan keprihatinan serta seruan penyelesaian damai. “Sampai saat ini, situasi di Sudan tidak membaik dan bahkan cenderung terjadi eskalasi,” ujar Retno. 

Retno mengungkapkan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban tewas akibat pertempuran di Sudan sudah mencapai 300 orang. Sementara korban luka melampaui 3.000 orang. “Beberapa upaya gencatan senjata belum membuahkan hasil,” katanya.

photo
Toko-toko rusak selama pertempuran yang sedang berlangsung antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Khartoum, Sudan, (19/4/2023). - (EPA-EFE/STRINGER)

Sepanjang Rabu, kedua belah pihak bertempur di sekitar markas militer utama di Khartoum tengah, yang berulang kali coba direbut oleh RSF, dan bandara terdekat. Warga mengatakan, militer menggempur posisi RSF dengan serangan udara. Penduduk mengatakan, orang-orang bersenjata, sebagian besar berseragam RSF, telah menggerebek rumah, kantor, dan toko di lingkungan sekitar Khartoum.

“Mereka berkeliaran dalam kelompok-kelompok kecil dari rumah ke rumah, dari toko ke toko dan menjarah segalanya,” kata seorang penduduk di lingkungan kelas atas Kafouri di Khartoum utara.  

"Mereka menyerbu rumahmu dan mengambil semua barang berharga di bawah todongan senjata," ujar penduduk yang tidak mau disebutkan namanya.

Penduduk mengatakan, banyak keluarga mulai mengangkat senjata untuk mempertahankan harta benda mereka. Warga lain di kawasan Pasar Arab, mengatakan, pria berseragam RSF masuk ke toko ponsel dan mengambil apa saja yang bisa mereka bawa.  

photo
Orang-orang berjalan melewati toko-toko yang tutup akibat konflik bersenjata di Khartoum, Sudan, Senin (17/4/2023). - (AP Photo/Marwan Ali)

Kedua belah pihak dalam konflik memiliki sejarah panjang pelanggaran hak asasi manusia. RSF lahir dari milisi Janjaweed yang dituduh melakukan kekejaman yang meluas ketika pemerintah mengerahkan mereka untuk memadamkan pemberontakan di wilayah Darfur barat Sudan pada awal tahun 2000-an.

Darfur juga mengalami bentrokan hebat dalam lima hari terakhir.  Kelompok bantuan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan, orang-orang bersenjata menggerebek kantor mereka di Nyala di Darfur, mencuri kendaraan dan peralatan kantor, serta menjarah gudang yang menyimpan persediaan medis. Komite Palang Merah Internasional mengatakan, kantornya di Nyala juga dijarah dan satu kendaraan diambil.

Rumah sakit di Khartoum kehabisan pasokan medis dan sering kali beroperasi tanpa listrik dan air bersih. Puluhan fasilitas perawatan kesehatan di Khartoum dan di seluruh negeri telah berhenti berfungsi karena dekat dengan bentrokan. Sindikat Dokter Sudan mengatakan, setidaknya sembilan rumah sakit dibom.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat