Artis K-pop anggota boyband Astro, Moonbin. | Instagram

Kronik

Moonbin dan Krisis Bunuh Diri di Korsel

Korea Selatan salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi.

Dari luar, Moonbin sepertinya punya segala yang diimpikan mereka-mereka yang ingin terkenal. Bulan lalu, ia mulai melakukan tur domestik bersama grup boyband Astro dan bersiap melanjutkan tur dunianya. Pada 8 April, Moonbin mengunjungi Bangkok di Thailand. Dia juga dijadwalkan untuk bertemu dengan para penggemar di Tokyo, Osaka, Jakarta, dan kota-kota lain di Asia pada bulan depan.

Ia sempat membagikan pemikiran dan refleksinya kepada para penggemar melalui media sosial beberapa waktu lalu. "Saya merasa tidak enak badan, tetapi saya baik-baik saja sekarang,” kata Moonbin.

Saat itu, penyanyi kelahiran 26 Januari 1998 itu juga meminta maaf karena sulit ditemui. Dia berjanji akan bekerja keras untuk pemulihannya dan membuat para penggemar senang. Pada Rabu (19/4/2023) malam, Moonbin tak menjawab saat coba dihubungi manajernya. 

Sang manajer kemudian memutuskan mengunjungi rumah Moonbin untuk memeriksanya. Ia justru menemukan bintang tersebut meninggal dunia. “Tampaknya Moonbin bunuh diri,” kata pihak kepolisian.

Moon Bin nama asli Moonbin, adalah anggota grup Astro dan juga tampil dengan subgrup bernama Moonbin & Sanha. Dia bergabung dengan program pelatihan label Fantagio pada usia dini dan menjadi aktor dan model sebelum memulai debutnya dengan Astro pada Februari 2016. Grup ini awalnya beranggotakan enam orang, tetapi satu anggota keluar pada Februari 2023.

Kematian Moonbin hanya sembilan hari berselang dari berpulangnya aktris Korea Selatan Jung Chae-yul (26 tahun). Ia ditemukan meninggal di rumahnya pada Selasa (11/4/2023). Jung Chae-yul terkenal karena perannya dalam Zombie Detective. Kepolisian belum mengungkapkan secara pasti musabab kematiannya.

Beberapa bintang muda dari Korea Selatan lainnya telah meninggal dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Goo Hara pada November 2019. Dia diketahui dianiaya oleh seorang mantan kekasih yang setelah mereka berpisah memerasnya dengan video seks.

photo
Sebuah peringatan untuk bintang K-pop Goo Hara terlihat di Rumah Sakit St Mary di Seoul pada November 2019. - (Chung Sung-Jun/AP Photo)

Dugaan bunuh diri Goo Hara terjadi sebulan setelah teman dekatnya dan sesama bintang K-pop Sulli bunuh diri selepas perjuangan panjang dengan perundungan online. Pada tahun 2018, Minwoo berusia 33 tahun dari boy band 100% meninggal di rumah, dengan labelnya hanya mengatakan dia menderita serangan jantung. Lebih dari tiga bulan sebelumnya, vokalis grup SHINee Jonghyun meninggal karena bunuh diri. Dia berusia 27 tahun. 

Bintang K-pop diambil oleh agensi pada usia muda, biasanya di awal atau pertengahan remaja, dan hidup di bawah kendali ketat, dengan hari-hari mereka diambil alih oleh pelatihan musik dan tari yang melelahkan. Persaingan ketat juga dijalani para remaja. Banyak yang tereliminasi dan hanya segelintir yang keluar sebagai bintang.

Krisis bunuh diri

Perkara bunuh diri bukan persoalan sepele di Korea Selatan. Negara itu memuncaki jumlah orang bunuh diri di antara negara-negara maju lainnya. The Telegraph pekan lalu melaporkan, dua puluh enam dari setiap 100.000 orang – sekitar 13.300 orang Korea – bunuh diri pada tahun 2021. Angka itu meningkat 0,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut data dari kantor statistik nasional September lalu.

photo
Jenazah penyanyi Korea Jonghyun dibawa anggota keluarga di Seoul, Kamis (21/12). Jonghyun meninggal akibat bunuh diri. - (AP Photo)

Pada Februari ini, data baru menunjukkan meskipun Korea Selatan berteknologi maju, masyarakatnya memiliki salah satu tingkat kepuasan hidup terendah di antara 38 anggota Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Negara itu berada di peringkat ke-36.

Kesepian, utang rumah tangga yang meningkat, dan kurangnya waktu senggang semuanya disebut-sebut sebagai faktor yang menurunkan apa yang disebut "skor kebahagiaan" Korea menjadi 5,9, jauh di bawah rata-rata OECD 6,7.

Krisis kesehatan mental Korea Selatan juga dikaitkan dengan lingkungan bertekanan tinggi di sekolah dan tempat kerja, pengangguran. Selain itu ada juga persoalan kurangnya jaring pengaman sosial untuk orang tua, dan prevalensi nilai-nilai budaya yang menstigmatisasi kesehatan mental yang buruk.

Dr HeaKyung Kwon, seorang psikoterapis Korea-Amerika yang berbasis di New York dan pendiri layanan konseling online, mengatakan bahwa depresi sangat mencolok di kalangan orang muda dan orang tua yang tidak merasa berdaya. “Terutama di kalangan anak muda ada tekanan besar untuk berprestasi,” katanya, mengutip persaingan ketat untuk masuk ke sejumlah kecil universitas elite Korea Selatan dan investasi intensif orang tua dalam pendidikan mereka.

Statistic: Leading 20 countries based on suicide mortality rate in 2019 (per 100 000 population) | Statista
Find more statistics at Statista
 

"Mereka memberi tahu anak-anak mereka, 'kami menghabiskan uang sebanyak ini jadi kamu harus menjadi ini', sehingga mereka berada di bawah tekanan dan pada titik tertentu mereka merasa tidak dapat melakukannya [dan] memenuhi harapan semua orang," katanya.

Hidup juga sulit bagi populasi lansia Korea. Selain harus menghadapi isolasi yang melumpuhkan – pada tahun 2021, 1,6 juta warga lanjut usia hidup sendirian – negara ini tidak memiliki sistem kesejahteraan yang kuat untuk mendukung masyarakat lanjut usia.

Akibatnya, banyak orang lanjut usia yang tidak dapat pensiun dan berjuang untuk bertahan dari pekerjaan jasa bergaji rendah, seperti mengumpulkan sampah, kelelahan yang terus-menerus, dan depresi.

Beberapa faktor di balik perjuangan kesehatan mental bangsa juga berakar pada nilai-nilai unik Korea yang selamat dari modernisasi cepat bangsa di akhir abad ke-20.

photo
Bunga ditempatkan di lokasi kejadian tragedi pesta Halloween di Intaewon, Seoul, Korea Selatan, Ahad (30/10/2022). Trauma pascakejadian yang menewaskan seratus lebih itu memicu sejumlah kasus bunuh diri. - (AP Photo/Ahn Young-joon)

"Ini merentang dari arus bawah patriarki Korea Selatan yang kuat, yang hadir di semua lapisan masyarakat dan dapat membuat wanita merasa diremehkan dan tidak aman, hingga konsep lama tentang ‘rasa malu’, ‘menyelamatkan muka’, dan kesesuaian, kata Dr Kwon. “Masyarakat kita tidak murah hati kepada orang yang membuat kesalahan,” tambahnya.

Intensitas krisis bunuh diri yang meningkat di Korea telah memusatkan perhatian pada kebutuhan mendesak akan dukungan kesehatan mental yang lebih baik. Dalam sebuah pernyataan kepada Telegraph minggu ini, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) mengakui bahwa dukungan politik untuk membantu mengekang masalah ini “sangat dibutuhkan”, menambahkan bahwa mereka telah meningkatkan program pencegahan bunuh diri pada bulan April.

Para ahli juga mengaitkan tingkat bunuh diri yang “sangat serius” di negara itu dengan industrialisasi yang pesat, yang, menurut mereka, mengangkat negara itu dari kemiskinan setelah perang Korea tetapi memicu peningkatan individualisme dan putusnya ikatan komunitas tradisional.

“Kami harus membangun negara kita dari awal lagi. Kami memiliki sumber daya yang sangat terbatas sehingga kami harus bersaing satu sama lain. Ada tekanan besar untuk menjadi sukses,” kata Dr Kwon.

“Dalam waktu yang relatif singkat, negara kami benar-benar berkembang… Itu adalah kisah sukses yang luar biasa, tetapi sekarang kami membayar mahal karena kami tidak memperhatikan tradisi.”

Pergeseran dari komunitas ini tercermin dalam komposisi populasi negara yang semakin terisolasi, yang meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap kesehatan mental yang buruk.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Tuhan. Segera ajak kerabat atau teman-teman berbicara untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat