Seorang anak menuliskan ayat Alquran pada sebuah papan kayu di sebuah masjid di Tripoli Libya. | REUTERS/Hazem Ahmed
Sejumlah santri membaca Alquran yang dituliskan di papan kayu di Tripoli, Libya, | REUTERS/Hazem Ahmed
Cara menghapal dengan menuliskannya di papan kayu telah lama dikenal di sejumlah negara Afrika. | REUTERS/Hazem Ahmed
Cara lama ini masih dipertahankan di madrasah-madrasah penghafal Alquran di. Libya. | REUTERS/Hazem Ahmed
LIbya menjadi salah satu negara yang banyak mengasilkan penghapal-penghapal Alquran di ddunia. | REUTERS/Hazem Ahmed

Peristiwa

Mengahapal Alquran di Tablet Papan Kayu

Mereka menulis ulang surat yang dihafal di atas papan kayu.

TRIPOLI -- Di dunia pendidikan salah satu cara menghafal efektif sesuatu adalah dengan menuliskannya kembali. Tulisan hasil hapalan ini pun bisa menjadi bahan hafalan sendiri.

Cara ini yang digunakan madrasah penghafal Alquran di Tripoli, Libya. Namun uniknya mereka tidak menuliskan hafalan Alquran tadi di media kertas, melainkan papan kayu. Papan ini memiliki fungsi sebagai sabak, atau tabulet. Terminologi yang sama diadaptasi dalam dunia gadget, tablet.

Sabak sendiri sempat dikenal dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tahun 50-an ketika peralatan sekolah masih barang mewah, sabak terbuat dari batu adalah alat tulis yang digunakan menggantikan buku tulis.

Sabak kayu yang digunakan santri di Libya ini merupakan tradisi lama yang tetap dipertahankan. Mereka menggunakan tinta dan pena dalam menuliskan hafalan Quran dan sewaktu-waktu bisa dihapus kembali.

Libya di era mendiang Qadafi menjadi negara penghasil penghafal Alquran. Hingga kini negara ini menjadi salah satu kiblat penghafal Alquran di dunia. ';