Kurma menjadi nutrisi yang bagus untuk dikonsumsi saat sahur atau berbuka selama Ramadhan. | Freepik.com

Kabar Ramadhan

Lebih Sehat dengan Sahur Ala Nabi

Makan sahur memiliki manfaat tersendiri bagi kesehatan tubuh

Oleh IMAS DAMAYANTI, SHELBI ASRIANTI

Selama menjalani ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melakukan makan sahur. Makan pada waktu menjelang imsak tersebut merupakan sunah yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan bermanfaat bagi kesehatan.

Anggota Dewan Syariah Hidayatullah, Ustaz Abdul Kholiq, mengatakan, sahur adalah sunah bagi umat Islam. Dia pun mengutip sabda Rasulullah SAW, “Tasahharuu fa inna fissuhuri barakah.” Yang artinya, “Sahurlah kalian karena sesungguhnya di dalam sahur itu ada keberkahan."

“Jadi memang, Nabi itu menyunahkan sahur,” kata Ustaz Kholiq saat dihubungi Republika, Senin (20/3/2023).

Lebih jauh lagi, Ustaz Abdul Kholiq mengungkapkan, sahur merupakan bagian dari identitas kaum Muslimin. Pasalnya, makan sahur menjadi pembeda antara puasa umat Islam dan umat-umat terdahulu.

Rasulullah SAW bersabda, “Al farqu baina shiyanana wa shiyama ahlil kitab as-sahr.” Yang artinya, “Perbedaan puasa kita (umat Islam) dengan puasanya ahli kitab adalah ajaran (makan) sahur.”

Ustaz Kholiq menyampaikan, waktu sahur yang diajarkan oleh nabi, yakni pada waktu terakhir atau dekat dengan imsak. Alasannya, asupan makanan waktu sahur dapat menjadi kekuatan yang bertahan lama saat menjalankan puasa pada siang hari hingga Maghrib.

Menurut dia, makanan yang dikonsumsi Nabi ketika sahur adalah kurma. “Tentu saja kurma dan air putih. Tapi, sebetulnya makanan apa saja boleh, asal itu makanan yang halal dan yang terbaik,” ujar dia.

 
Tentu saja kurma dan air putih. Tapi, sebetulnya makanan apa saja boleh, asal itu makanan yang halal dan yang terbaik.
USTAZ ABDUL KHOLIQ Anggota Dewan Syariah Hidayatullah
 

Nabi SAW juga membersihkan gigi setelah makan sahur. Dengan gigi yang bersih setelah menyantap makanan maka akan mengajak kita kepada iman. "...Orang yang beriman ada di dalam surga" (HR Thabrani).

Selepas sahur, Nabi Muhammad SAW tidak lantas tidur. Rasulullah SAW justru melakukan beragam aktivitas. Di antaranya adalah shalat, zikir, dan ibadah lain hingga matahari terbit.

Rasulullah SAW dalam HR Abu Daud disebutkan pernah berdoa, "Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya."

Doa ini disampaikan mengingat setelah shalat Subuh di situlah rezeki dibagikan dan menjadi waktu yang penuh berkah.

photo
Wara Senegal memasak makan sahur untuk keluarga pada hari pertama Ramadhan di Dakar, Senegal, Sabtu (25/4). - (AP)

Manfaat sahur bagi kesehatan

Makan sahur memiliki manfaat tersendiri bagi kesehatan tubuh. Dilansir dari Saudi Health, makan sahur bisa meningkatkan laju metabolisme basal dan secara efektif dapat membantu mengurangi berat badan. Tak hanya itu, metabolisme basal ini merupakan kalori yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan aktivitas dasar tubuh.

Manfaat lain dari sahur adalah dapat mencegah kelelahan dan membantu untuk meningkatkan daya ingat, konsentrasi, dan fokus dalam setiap aktivitas. Sahur juga dapat mengurangi rasa lapar pada siang hari. Sahur dapat mempertahankan pergerakan peristaltik usus dan mencegah sembelit, gangguan pencernaan, dan malaabsorpsi.

Kadar glukosa darah juga menjadi lebih terjaga dengan sahur. Sunah ini juga bisa membantu mencegah hipoglikemia pada orang yang memiliki diabetes. Dengan konsumsi makanan terbaik dan sehat sebagaimana yang dianjurkan Nabi Muhammad saat sahur, ternyata bisa membantu mencegah sakit kepala dan dehidrasi.

photo
ILUSTRASI Waktu sepertiga malam kala Ramadhan hendaknya digunakan tak hanya untuk sahur, tapi juga banyak-banyak berdoa. - (DOK PXHERE)

Rencanakan menu

Pakar gizi Seala Septiani menyampaikan, selama berpuasa, tentunya terdapat perubahan jam makan. Orang yang berpuasa harus menahan lapar selama belasan jam, diawali sejak setelah sahur hingga tiba waktunya untuk berbuka.

"Ada yang sudah membiasakan sebelumnya, dengan puasa sunnah Senin-Kamis, akan mudah melakukan puasa Ramadhan. Ada juga yang tidak, itu tidak masalah. Pastikan bangun untuk sahur, dan melakukan menu planning," kata Seala kepada Republika.

Perencanaan menu atau menu planning, kata Seala, menjadi kunci menjalankan Ramadhan dengan optimal. Seseorang perlu menentukan makanan yang akan disiapkan saat sahur ataupun berbuka. Tentunya, harus sehat dan punya gizi seimbang.

Konsultan program gizi kesehatan itu menyarankan untuk mempelajari konsep hidangan sehat dan seimbang. Artinya, komposisi makanan sesuai, bervariasi, dengan porsi yang tepat. Kementerian Kesehatan telah memberikan pedoman makanan sehat dan bergizi seimbang lewat kampanye Isi Piringku.

photo
Makanan yang digoreng memang kurang tepat dikonsumsi saat berbuka puasa ataupun sahur. Gorengan mengandung lemak dan kurang baik untuk kesehatan tubuh. Diolah Madeena - (Pixabay)

"Harus ada sumber karbohidrat seperti makanan pokok. Sumber protein dari lauk pauk. Sumber vitamin dan mineral dari buah dan sayur, serta cukup cairan," kata Seala.

Usahakan untuk mengasup cairan dalam jumlah cukup yang berasal dari air putih, bukan karbohidrat sederhana seperti sirup, bukan pula kopi atau teh. Hal itu karena teh dan kopi bersifat diuretik atau mudah mengeluarkan simpanan cairan dalam tubuh. Padahal, selama puasa, seseorang tidak minum dalam waktu lama. Jika sahur minum teh atau kopi, cairan tubuh mudah sekali keluar dan pada siang hari bisa saja membuat tubuh lekas menjadi lemas.

"Biasakan planning. Kira-kira hidangan apa yang lebih sehat untuk Ramadhan kali ini, Insya Allah seharusnya puasa Ramadhan akan jauh lebih bermanfaat akan sangat memberi efek kesehatan yang optimal," kata Seala.

 
Biasakan planning. Kira-kira hidangan apa yang lebih sehat untuk Ramadhan kali ini.
SEALA SEPTIANI Pakar Gizi
 

Ketika seseorang berpuasa, terjadi aktivitas autofagi, yakni tubuh "memakan" simpanan lemak karbohidrat dalam tubuh. Seala menjelaskan, itulah yang membuat orang yang berpuasa mudah menurunkan berat badan, khususnya berat lemak.

Efeknya semakin baik apabila ditambah olahraga intensitas ringan ke sedang dengan secukupnya. Seala menyampaikan, sejumlah data penelitian menunjukkan bahwa puasa selama 30 hari punya banyak manfaat kesehatan, termasuk memudahkan penurunan berat badan.

Kalau ada orang yng berat badannya justru naik setelah sebulan berpuasa, asupan makanannya perlu dicermati. Menurut Seala, bisa jadi saat berbuka puasa yang dilakukan adalah "makan balas dendam", yakni menyantap banyak makanan dalam waktu singkat dan makan dengan cepat.

Akibatnya, terjadi surplus energi, yakni jumlah energi yang berlebihan. Surplus energi yang terakumulasi dalam satu bulan disebut Seala bisa menaikkan bobot sekitar satu sampai dua kilogram. Apalagi, jika ditambah dengan melewatkan waktu sahur.

Tidak sahur sama saja dengan tidak sarapan. Banyak studi telah menunjukkan bahwa orang yang melewatkan waktu sarapan, berisiko mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi. Itu sebabnya, Seala mengingatkan untuk selalu bangun untuk sahur. Sahur dan berbuka pun harus menyantap makanan bergizi seimbang dengan kalori cukup.

Mutiara Ramadhan

Sesungguhnya di dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan, yang pada Hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk ke surga melalui pintu tersebut... HR ALBUKHARI No.1896

HIKMAH RAMADHAN

Image

Memahami Makna Ramadhan

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.
Oleh

Ramadhan hadir untuk membakar dosa-dosa para hamba Allah.

Ikuti Berita Republika Lainnya